#13

1.1K 62 6
                                    

Taehyung pov

   Hari ini rasanya aku kesal sekali. Bagaimana tidak,hari ini aku sangat sibuk di kampus. Aku benar-benar lelah dan ingin istirahat dirumah tapi appa malah menyuruh ku menjemput Kookie. Huh sebal sekali rasanya.

Mobil ku berhenti didepan sekolahnya Kookie. Anak-anak sudah banyak yang keluar namun Kookie belum kelihatan. Karena bosan menunggu ku cek dulu kedalam.

Saat aku keluar sisiwi-siswi sekolah itu malah berteriak histeris. Aku pikir ada sesuatu rupanya mereka semua senang menatapku. Ya,menatapku seperti predator yang akan menangkap mangsanya.

"Oppa! Yaampun tampan sekali!"

"Waw mirip artis terkenal!"

"Tampanya seperti pangeran!"

Aku mengehela napas karena kelakuan siswi-siswi itu. Susahnya jadi orang tampan.

Tak berselang lama Kookie menghampiri ku.

"Hyung! Kau yang menjemputku?" Iya sepertinya Seokjin hyung sedang sibuk. Kenapa kau lama sekali eoh? Kau lihat betapa histerisnya siswi-siswi disini. Jika aku berkedip saja bisa hamil mereka!"

"Mianhae hyung! Aku tadi piket kelas. Hyung terlalu percaya diri"

"Kookie ternyata hyung mu lebih tampan darimu ya hehehe" ucap salah satu siswa yang merupakan teman Kookie.

"Yasudah ayo cepat pulang" ajakku. Doa hanya menurut.

Kami masih setengah perjalanan namun Kookie sudah minta berhenti.

"Kenapa Kookie?" Tanyaku lembut tapi kesal didalam hati.

"Kookie mau beli boneka dulu"

"Untuk apa boneka kau sudah besar lagian banyak boneka dirumah"

"Aku ingin yang baru!"

"Tapi aku ingin cepat pulang!"

"Kalau begitu hyung pulang saja dulu nanti aku naik taxi saja"

"Tidak! Tidak! Nanti appa marah" tolakku.

"Nanti aku yang akan bertanggung jawab tenang saja"

"Aku camkan kata-kata mu Kook"

Setelah perdebatan itu,aku pulang sendirian. Dan sampai dirumah aku benar-benar istiarahat,rasanya tulang ku remuk semua. Tanpa terasa aku pun tertidur.

Satu jam kemudian....

"Taehyung! Keluar kau! Dimana kau hah!" Aku kaget dab langsung terbangun dari tidur nyenyak ku saat ada yang menggedor-gedor pintuku dengan sangat kencang ditambah teriakanya yang membuatku tau siapa orangnya. Appa,dialah orangnya. Perasaanku mulai tak enak pasti terjadi sesuatu.

Kubuka pintu itu dengan perasaan takut luar biasa mendengar ia begitu marah. Apakah ada hal serius?

Saat pintu baru terbuka,aku langsung disambut oleh pukulan appa yang membuat ku terjatuh dan tercipta luka disidut bibir ku yang membuat darahku mengalir.

"Dasar kau anak tak berguna!" Ucapnya marah. Aku yang masih dalam keadaan mengantuk itu benar-benar tak mengerti ada apa sebenaranya.

"Ada apa appa?" Tanya ku pelan namun masih dapat ia dengar.

"Ada apa katamu? Adikmu hampir sja dibunuh karna kecerobohanmu!"

Aku semakin tak mengerti maksud perkataanya. Aku baru menyadari disana ada Seokjin hyung dengan tatapan kecewa nya.

"H..hyung ada apa ini?" Tanya ku takut-takut.

"Karena kau meninggalkan Kookie,dia dirampok tadi dan hampir saja dibunuh! Kau tau itu semua karena mu!"

"Hyung dengarkan dulu tadi dia yang..."

"Sudahlah jangan beralasan. Aku tau kau benci dia. Aku juga benci dia tapi aku masih punya hati nurani aku tak tega meninggalkan anak kecil dijalanan sendirian!"

Hatiku benar-benar tertusuk mendengar ucapan Seokjin hyung.

Tak punya hati nurani katanya? Justru dialah yang minta diturunkan tadi...hiks...ini benar-benar tak adil. Semua menyalahkan ku. Tak ada yang percaya padaku. Dan ini semua karena anak itu. PEMBAWA SIAL!. Dan kejadian ini yang membuat kebencianku semakin meluap-luap padanya.

Aku keluar kamar hanya untuk memastikan apakah masih ada yang peduli padaku?

Saat aku sudah di tangga semua menatapku kemudian membuang muka. Termasuk Jimin hyung. Apa-apaan ini? Aku benar-benar tak terima. Aku 'kan tidak tau apa-apa. Kenapa aku yang disalahkan.

Saat sedang termenung ditangga itu lamunanku dibuyarkan oleh suara Kookie yang baru masuk kerumah dengan kursi roda yang didorong oleh ibunya. Wanita sialan itu. Tubuhnya penuh luka dan lebam. Aku turut prihatin tapi rasa segera kubuang jauh-jauh. Rasa benciku lebih besar padanya dibanding apapun.

"Eh Kookie sudah pulang apa kaki mu baik-baik saja?" Itu Seokjin hyung yang bertanya padanya dengan perkataan yang sangat lembut.

"Aku baik-baik saja hyung ini hanya sementara. Kata dokter beberapa hari lagi aku bisa berjalan" jelasnya.

Dia pun baru menyadari kehadiranku disana dan memanggilku.

"Taetae hyung! Ayo kesini!" Bukanya memenuhi aku lebih memilih masuk ke kamar lagi. Sungguh muak aku melihat wajahnya yang menurut ku sok polos itu. Huh! Rasanya benar-benar menjengkelkan.

"AKU INGIN JADI MAKNAE LAGI!"

"AKU INGIN EOMMA KEMBALI!"

"AKU INGIN SEPERTI DULU LAGI!"

Aku terus berteriak. Tapi syukurlah tak ada yang dengar karena mereka semua dibawah sibuk memperhatikan bocah sialan itu.





Bersambung.....

Maaf kalau cerita ini gak bagus. Semoga kalian suka.

Taetae hyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang