8. That Fun Game

2.5K 302 37
                                    

Sehun x Jisoo
One shot
Just romance :")

***

Sepasang kekasih sedang berada di atas rumah pohon yang mereka buat dua hari yang lalu. Dua hari terakhir ini, mereka menghabiskan waktu sepanjang hari di rumah pohon itu. Karena katanya, Kang Jisoo tidak akan bosan selama dia bisa bersama dengan Oh Sehun.

Tapi nyatanya, Kang Jisoo mengeluh.

"Aku bosan," katanya.

Kuping Oh Sehun terasa panas. Pasalnya Jisoo mengatakan itu sudah berkali-kali.

"Jadi kamu mau apa?"

"Main game," jawab Jisoo dengan mata berbinar. "Kemarin aku nyuri mainan ini," katanya lagi sambil mengeluarkan mainan itu dari kantong plastik hitam.

Monopoli.

"Masih ingat cara mainnya, kan?" Sehun mengangguk. "Dulu aku sering menang, jadi kamu hati-hati aja," sambung Jisoo lagi.

Sehun terkekeh. "Kan dulu, sekarang belum tentu." Dia meremehkan pacarnya sendiri.

"Sebelum main, gimana kalau kita buat hukumannya?" Sehun mengangguk setuju. Apapun asal Jisoo berhenti mengeluh. Masalahnya, dia juga kesal tiap kali Jisoo mengomel, Sehun serba salah. Kadang dia ingin memutuskan hubungannya, tapi terlanjur sayang.

"Siapapun yang kalah harus ditusuk bola matanya," tawar Jisoo.

Sehun menolak. "Mata kita sama-sama sipit, kalau hilang sebelah, nanti susah ngeliatnya."

Jisoo mengetuk-ngetuk dagunya untuk mempertimbangkan. Setelah berpikir cukup lama, dia membenarkan ucapan Sehun.

"Perut aja, perut." Kali ini Sehun yang menawar. "Perut aja yang ditusuk," ulangnya. Akhirnya, Jisoo setuju.

Ah bukan, mereka berdua setuju.

Sehun dan Jisoo melakukan siut untuk menentukan siapa yang bermain pertama. Dan Jisoo yang menang. Dia melempar dadu lebih dulu dan mulai bermain.

Setelah bermain beberapa menit, kemenangan di depan mata.

"Harta kamu habis!" seru Jisoo. "Berarti aku yang menang, uwuuuuu."

"Aku tuh ngalah aja demi kamu!" bantah Sehun malas. "Habisnya kamu cengeng. Kalau kalah marah-marah mana nangis lagi!"

"Intinya aku menang!" sungut Jisoo. "Sini kamunya aku hukum," kata Jisoo sambil menarik tangan Sehun. Jisoo berbalik untuk meraih pisau.

"Mau bilang apa untuk yang terakhir kalinya?" tanya Jisoo dengan raut wajah bahagia.

Sehun meneguk salivanya yang terasa sulit melihat pisau itu. Dia kemudian membasahi bibir bawahnya lalu berkata, "aku sayang sama kamu." Sehun tersenyum. "Tapi kalau kamu montok," sambungnya lalu tertawa.

Jisoo merengut. "Kurang ajar emang kamu ya mentang-mentang aku kayak lidi gini," balasnya kesal. "Sini kamu, maju-maju." Jisoo menarik Sehun. "Aku kasih hadiah dulu deh," sambungnya lalu mengecup pipi pacarnya.

"Makasih," balas Sehun dengan wajah menggemaskan. "Nanti pelan-pel--Arggh!"

"Telat!" seru Jisoo. "Aku udah tusuk duluan!"

"Jis--Argghh!" Mata Sehun terbelalak saat Jisoo memutar pisau itu di perutnya. "Argh--hahaha." Sehun tertawa.

"Kenapa nggak mati-mati, sih!" sungut Jisoo. "Darahnya juga nggak ada."

Sehun tertawa terpingkal-pingkal sampai hampir terjatuh ke tanah.

.

.

.

.

.

.


.

"Kan kita memang udah mati, Sayang. Lupa ya, kalau udah jadi hantu?"

Jisoo menggeleng. "Nggak lupa, tapi harusnya kamu aktingnya jadi mati kalau udah aku tusuk pakai pisau!"

***

Kan, nggak sad ending😆

Aneh nggak sih kalau aku nulis cerita kek gini? W nulis yang genre psikologi angst aja kali ya bagusnya😑

Stories ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang