Part 2

50 5 83
                                    


______________________________________

Kanna meniup-niup kedua tangannya, berusaha membuatnya tetap hangat. Suhu dingin di bulan Desember membuatnya berpikir bagaimana jika ia mati kedinginan di luar sini mengingat ia bahkan tak punya tempat bernaung saat ini. Matanya memperhatikan setiap butiran salju yang turun menghujani nya malam ini. Indah

Kanna memeluk tubuhnya sendiri, kakinya masih melangkah berjalan di trotoar membawanya entah kemana. Ia berhenti di ujung jalan menunggu lampu merah menjadi hijau. Beberapa potongan ingatan bermunculan di kepalanya bagai film dokumenter namun tak ada ingatan yang indah atau berkesan. Kenangan indahnya bersama Ryujii dengan cepat ternodai karena kejadian tadi. Ia bahkan tak ingat kapan Ryujii terakhir memeluknya, ia tak ingat kapan terakhir kali ia merasakan bagaimana bibir Ryujii mengecupnya bibirnya, ia tak ingat bagaimana hangatnya sentuhan Ryujii setiap malam.

Kanna menoleh ke belakang merasa ada seseorang yang mengikutinya. Ia memperhatikan sekitarnya waspada, larut malam seperti ini memang tak seharusnya gadis seperti dia berada di jalanan tapi mau bagaimana lagi ia sendiri tak punya tujuan.

●●●●●●●●●●●●●

Hiroki tersenyum saat beberapa orang menyapanya. Kelab malamnya memang bisa dibilang kelab malam yang sukses di Tokyo. Semakin larut malam semakin banyak orang yang datang. Kelabnya terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama, sama seperti kelab lainnya, lantai dansa, bar, penari striptis. Lantai kedua, tempat dimana biasanya pelanggannya bisa bermain poker, bahkan dirinya juga sering bermain poker disana dengan sesama pengusaha bahkan kadang para pejabat. Lantai ketiga, ada beberapa kamar, oh Hiroki mengerti dengan sangat kebutuhan pelanggannya.

Hiroki berjalan ke arah parkiran dimana mobilnya terparkir disana.

"Mobil yang bagus..."

Hiroki membalik tubuhnya. Ia menatap seorang wanita di hadapannya dengan rambut blonde dan hidung mancung, tanpa bertanya Hiro juga tahu jika wanita itu blasteran. Wanita itu berjalan dengan anggun, suara dari stiletto merah yang di pakai nya menghentak aspal terdengar jelas oleh telinga Hiro.

"Jessica..." Hiro bisa lihat senyum manis wanita itu di bawah sinar lampu jalan. Hiro menyambut uluran tangan Jessica, ia terdiam sebentar saat menyentuh Jessica. Ia mencoba membaca pikiran wanita itu dengan seksama..

"Hiroki..." ucap Hiroki. Seringaian tak luput dari wajahnya. Ia dapat mangsa baru malam ini. Hiroki melepaskan jabatan tangannya lalu berjalan memutar mobilnya, ia membuka pintu mobil di kursi penumpang.

"Aku antarkan kau pulang, naiklah manis..."

Jessica tersenyum penuh kemenangan, merasa jika ia telah berhasil menjerat pria yang diincarnya namun ia tidak tahu sebenarnya siapa yang terjerat dan menjerat sebenarnya. Ia masuk ke dalam mobil Hiroki kemudian tak lama Hiroki sudah ada di kursi pengemudi.

"Kau tahu dimana aku tinggal hm?" Jessica mengulurkan tangannya menyentuh paha Hiroki dan membelainya hingga paha dalam Hiroki.

"Apartemenku? Aku tahu..." jawab Hiroki dengan wajah datarnya, ia menyalakan mesin mobilnya kemudian melaju cepat membelah jalanan kota Tokyo yang cukup sepi. Jessica tersenyum sumringah saat tahu Hiroki peka akan maksudnya.

Gadis itu ingin bercinta dengannya. Hiroki bisa membaca pikiran Jessica. Semua gadis sama saja pikir nya. Siapa yang bisa menolak pesonanya?

Devil Meets Angel [FANFIC] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang