Chapter | 1

20 3 0
                                    

Sudah 2 Minggu Alena bersekolah  disekolah barunya tepatnya SMA ARWANA. Hari ini Alena berencana ingin memasuki Ektra musik.  Karena dari sekian banyak Ektra yang selama ini Dia dapat. Akhirnya Alena memilih mengikuti Ektra musik.

Jam menunjukkan pukul 06.30. Namun apakah kalian tahu?  Kalau Alena masih tidur dengan bantal gulingnya?. Payah!.  Sekarang apakah dia masih bermimpi indah? Padahal hari ini ia harus berangkat kesekolah dan harus mengikuti Ektra musik itu awal pagi?.

Kring... Kring... Kring..

Sudah kelima kalinya Alarm itu setia berbunyi namun Alena masih saja tertidur pulas. Tak menghiraukannya. Ceklek.

Terdapat wanita paruh baya membuka pintu kamarnya namun Alena masih tertidur pulas?. Wanita itu menggelengkan kepalanya tak mengerti dengan kelakuan Alena yang masih belum tobat. Siapa lagi kalo bukan Mama-nya sendiri?.  Iya namanya Nadia.

“ALENA BANGUN!  KAMU ITU HARUS SEKOLAH NGAK LIAT SEKARANG UDAH JAM SETENGAH TUJUH?” teriak Nadia menarik Selimut Alena seraya berkacak pinggang menatap Alena geram.

“Apaan sih mah!. Alen masih ngantuk. hoahamm.. ”. Alena kembali menarik selimutnya namun Mamanya bertindak lebih cepat. Membuat Alena terduduk dan menatap Mamanya kesel.

“Liat tuh! Udah Jam berapa sekarang? Ayo buruan mandi! Jangan Keseringan Bolos!”. Namun Alena hanya menatap nadia datar.  Alena menjatuhkan tubuhnya lalu memeluk bantal guling kembali. Emang kalo orang malas suka begitu.

“Untung kamu anak mama. Buruan mandi!  Mama sita mobil kamu!” Ujar Mama-nya sambil menjewer telinga Alena. Alena memengang telinganya yang terasa panas kemudian tersenyum kearah ibunya.

“Kenapa senyum-senyum?”

“Hehehe. Alen bakal Mandi dan pergi kesekolah tapi, Alen minta Uang Merah 5 ya?. Kalo mama ngak mau. Ya udah Alen mau bobo lagi”. Alena kembali menjatuhkan tubuhnya kebantal. Nadia mendengus kesel.

“Dasar!  Kalau ada maunya baru nurut”. Alena menggaruk lehernya yang tak Gatal.

______________

“Yah. Gerbangnya udah dikunci. Gimana nih gue?” Alena tampak bingung bagaimana caranya  Agar ia bisa masuk. Alena menatap Satpam yang berdiri diPost Satpam. Alena tersenyum miring menatap Satpam yang duduk mengawasi siswa yang terlambat.

Alena bersiul sambil bernyanyi pelan. Satpam yang bising akan kehadirannya pun menghampirinya.

“Kamu terlambat?”

“Ada ya? Orang nanya tapi jawaban udah didepan mata?”

“Bukain Pagarnya dong Pak!”.

“Enggak bisa!  Kamu akan saya laporkan kepada Guru BK”. Alena mengeluarkan Uang merah 2 lembar dan mengipasi didepan mukanya

“Iya. Iya. Silakan masuk neng”.

“Enak ya tinggal  diKasi duit baru dibukain pintu. Kalo gitu Besok-besok saya telat lagi ya pak?”.

Alena pergi meninggalkan Satpam yang masih berdiri menatap kepergiannya.

_________

Alena berjalan dengan cepat menuju kelasnya Alena mengeluarkan Handphonenya lalu mengechat seseorang apakah kelas sudah ada guru atau tidak. Karena Alena terlalu Fokus pada Handphonenya dan tidak memperhatikan lingkungan Sekitar, tanpa sadar Alena menabrak seseorang yang tidak sama sekali Alena kenal.

Brak!.  Alena menatap orang yang berdiri didepannya. Kemudian beralih ke ponselnya yang terpental jauh. Alena mengambilnya.  Matanya berkaca-kaca.

“Yah. Handphone Lima belas juta gue?”. Alena menangis tak percaya. Lelaki itu masih berdiri menatap Alena.

“Padahal baru dibeli kemarin. Sekarang udah...”. Alena memeluk Handphone kesayangannya.

“Ha...aaa... Susah payah nabung demi dapetin Handphone mahal Harga lima belas jutaaan?  Ternyata malah kayak gini.  MAAMAMAMAMAAAAAA... ”. Teriak Alena mengisi ruangan koridor yang tampak sepi. Alena menangis sejadi-jadinya. Lelaki itu tau memang Ponsel itu keliatan kalau harganya Lima belas juta. Lelaki itu menghampirinya.

“Bukannya minta maaf sama gue. Malah handphone-nya ditangisin!”. Alena bangkit berdiri menatap tajam lelaki itu!.

“LO ITU YANG HARUSNYA MINTA MAAF SAMA GUE!  KALO BUKAN KARENA LO!  HANDPHONE GUE NGAK BAKALAN PECAH KAYAK GINI TAU!”

“Yang Jelas-Jelas  Lo yang nabrak gue!  Kok gue yang minta maaf?”.

“YA LO LAH!  LO NABRAK GUE TRUS HANDPHONE  GUE JATOH!. MAKANYA JALAN LIAT LIAT DONG!”

“Lo yang jalan liat-liat!. Makanya kalo jalan jangan fokus sama Hp!. Dah minta maaf sama gue sekarang!”. Suruh Lelaki itu.

“ENGGAK! POKOKNYA GUE NGAK MAU TAHU LO HARUS GANTIIN HP GUE! MAHAL TAU 15 JUTA!  15 JUTA DENGER NGAK?  GUE NABUNG PAKE KERINGET GUE SENDIRI NGAK PAKE DUIT ORANG TUA GUE!  NGERTI?”. teriak Alena menjadi-jadi

“Ngak usah teriak-teriak juga kali! Gue ngak budeg!. Lagian mana ada yang nabung pake keringet. Yang ada nabungnya pake duit!  Cewek aneh!”

“ASAL LO TAHU GUE KERJA KERAS BANTING TULANG KERINGATAN BUAT DAPETIN HP SEHARGA 15 JUTA. ITU SEMUA DEMI HP GUE!”.
Lelaki itu tertawa keras mengingat perkataan perempuan itu. Alena menatapnya bingung. Aa yang lucu?.

“Kenapa ketawa?”.

“Lo lucu”. Lelaki itu meniup Poni  Alena. Alena memejamkan matanya. Lelaki itu kembali tertawa.

“Oke deh gue nyerah. Percuma berdebat sama orang kayak lo!”. Ujar lelaki itu

“Gue minta maaf”. Lelaki itu masih tertawa lalu mengulurkan tangannya. Perempuan itu menatap bingung lelaki itu. Tak sampai 5 detik. Lelaki itu menarik kembali tangannya.

“Eh. Sorry!. Lo udah cebok belum? Entar tangan gue kena kuman dan bakteri!”. Lelaki itu pergi dan berlari kekelasnya sebelum perempuan itu marah besar. Lelaki itu masih tertawa. Perempuan itu mendengus kesel. Lalu menatap kembali ponselnya yang sudah pecah.

—————————

Makasih yang udah mau baca dan mampir sebentar. Jangan bosan baca ya?.
Love you readerss...

ALENAGUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang