" emangnya dia suka sama gue?.." tanya Riski tak mengerti dengan ucapan Neira barusan.
" Nngg..ngg..nggak tau tuh" jawab Neira gelagapan.
" Loh tapi kata Lo barusan, kayaknya jihan suka sama gue. Jujur deh nei!"
Tukas Riski dengan nada yang sedikit tinggi." Udah lah nggak usah di bahas, gue capek!" Neira benar-benar takut dengan situasi ini, walau dia tau ini akan terjadi tapi dia tidak siap jika harus sekarang.
' kenapa harus sekarang Tuhan, nei belum siap, nei masih ingin lebih lama lagi bersama Riski.' itulah yang ada dalam benak Neira saat ini.
Riski pun menambah laju mobil nya hingga sampai di sebuah toko buku, mereka turun dan berjalan menyusuri toku buku itu.
Setelah berkeliling 30 menit lamanya, Neira pun menemukan satu buku yang akan di beli nya.
" Cuma satu?.." tanya Riski pelan
" Iya, gue cuma mau buku ini doang."
Kata Neira, memang hanya satu buku yang diambilnya, karena memang sebenarnya dia tak ingin membeli buku.Setelah membayarnya, Riski mengajak Neira nongkrong di cafe hanya untuk sekedar minum kopi sejenak.
" Nei.." panggil Riski lirih
" Ha..?"
" Lo belum jawab pertanyaan gue nei, jihan suka sama gue??.." tanya Riski pelan.
Bagai mana ini Tuhan, hati Neira bingung ingin menjawab apa, bahkan untuk bilang jika dirinya menyukai Riski saja, Neira bingung.
Bingung, apakah Neira benar-benar menyukai Riski atau hanya..
" Sebenarnya, jihan itu.."
" Jihan itu apa nei, jawab gue!" Potong Riski.
" Sebenarnya, jii..Jihan itu suka sama Lo dari SMP Ki." Jawab Neira dengan nada yang sangat pelan, tapi cukup untuk Riski mendengar nya.
" Jadi selama ini Lo bohong sama gue nei, Lo nggak cerita sama gue, kenapa nei ke..."
" Ki denger penjelasan gue dulu.. " potong Neira dengan pelan.
" Gue nggak kasih tau Lo karena gue takut kehilangan kalian berdua, gue takut kalau kalian jadian kalian bakal lupain gue, di Surabaya ini gue cuma punya Lo berdua" jelas Neira.
Seketika Riski terdiam, Ia terus memandangi mata Riski yang hampir meneteskan air matanya, Dan..Neira tak tahan lagi menahan air matanya.
Riski menyeka air mata yang menetes di pipi Neira.
" Nei..."
" Gue cuma gamau Lo berdua lupa sama gue Ki..." Kata Neira penuh penyesalan.
" Neira Almira! Dengerin gue, Lo itu sahabat gue dan gue gak bakal pernah berhenti jadi sahabat Lo, siapapun pacar gue, gue pasti bakal lebih utamain Lo ketimbang dia!" Jelas Riski dengan penuh keyakinan.
" Maafin gue, maaf.." ucap Neira lirih.
" Kita pulang sekarang??.." tanya Riski kepada Neira." Gue yang bakal jelasi. Ke jihan" kata Riski sambil memegang pundak Neira.
****
Sesampainya dirumah Neira, mereka sudah mendapati jihan yang tengah sibuk membaca majalah milik ibu Neira di ruang tengah." Loh kalian berdua bareng??.." tanya jihan keheranan.
" Iya, tadi gue sama nei habis ke toko buku" jawab Riski.
" Jihan, ada yang mau gue bilang sama Lo" tuksa Neira.
" Bilang aja lagi nei.."jawab jihan keheranan.
" Nggak disini." Jawab Neira pelan.
Saat ini mereka bertiga sedang ada di dalam kamar Neira, kebetulan kondisi rumah Neira sedang kosong, Riski duduk di kursi meja rias milik Neira, Neira dan jihan duduk di atas ranjang.
" Han, sebenarnya selama ini gue bohong sama Lo berdua"
" Gue bohong sama Lo berdua tentang perasaan Lo satu sama lain Han"
" Han, Lo suka kan sama Riski?? Riski juga suka Han sama Lo!" Jelas Neira sambil memegang kedua tangan jihan
" Tapi kenapa Lo sembunyikan dari kita nei? Lo suka sama Riski??.."
Tanya jihan Kepada Neira." Bukan han, gue nggak suka sama Riski, gue cuma takut kehilangan Lo berdua"
" Cuma Lo berdua sahabat gue sekarang.."
" Gue takut, Lo berdua lupain gue Han, gue takut." Jelas Neira dengan air mata yang terus bercucuran.
Riski yang sedari tadi melihat dua sahabat itu dari cermin rias Neira, pun tak tahan melihat Neira yang terus menangis.
" Jangan nangis nei! Gue nggak suka! Lo gak salah kok.." ucap Riski dengan nada yang sedikit tinggi.
" Nei.."
" Gue nggak marah kok, bener kata Riski Lo nggak perlu nangis"
" Lo nggak perlu takut nei, gue bakal selalu ada buat lo!"
" Gue nggak akan lupain Lo!"
" Gue bakal selalu ada buat lo!"
Ujar jihan." Makasih jihan, Riski, maafin gue" kata Neira, sambil memeluk jihan.
****
Saat ini jihan sedang ada di kamarnya, memandangi setiap sudut yang ada di kamarnya, tiba-tiba mata jihan terpaku melihat fotonya dan Neira." Apa itu alasan nei, gue rasa agak nggak masuk akal"
" Apa bener nei suka sama Riski"
" Kalo bener nei suka sama Riski gimana.."
Batin jihan terus bergejolak, pertanyaan itu terus berputar-putar di pikirannya, antara sahabatnya dan laki-laki yang ia idam-idamkan sejak SMP.
" Neira tau gue suka sama Riski, dia juga tau Riski suka sama gue, bahkan dia juga tau kalau gue sama Riski nggak mungkin lupain dia, ini semua nggak masuk akal!" Ujar jihan logis.
" Gue harus cari tau!." Tekat jihan.
****
Hai readers!!!
Apa kabar??....
Kalo ada typo kasih tau ya!!
Happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
More than Friends
Teen Fiction*** Neira Almira dan Riski prananta dua orang sahabat yang terjebak pada perasaan mereka masing-masing, tidak ingin menyakiti, dan tidak ingin merusak, namun saling mencintai. Mereka berdua bahkan tak mampu untuk mengungkapkan perasaan mereka masing...