dia adalah Ichsan..

4 0 0
                                    

Duarr....

Neira segera berlari mengejar sumber suara tersebut, dan di dapatnya Riski sedang....aghh sulit untuk di ucapkan, di tambah laki-laki itu??..

Bukan kah itu laki-laki yang sama, tapi mengapa riski dan laki-laki itu... Siapa dia sebenarnya??...

"Riskii!!!" Ucap Neira dengan teriakan yang sangat kencang.

Sementara itu dua laki-laki yang sedang terlibat baku hantam itu, menghentikan pertengkaran nya.

Mereka secara bersamaan melihat kearah sumber suara itu, siapa lagi kalau bukan Neira. Riski mengambil ancang-ancang untuk mundur beberapa langkah, begitu pun dgn pria di sampingnya.

-------------
    Riski, Neira dan pria itu saat ini sedang ada di taman belakang sekolah, karena Neira menarik mereka untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

" Sekarang Lo berdua jelasin sama gue apa yang terjadi! Dan Lo siapa Lo sebenarnya??" Mata neira beralih menatap pria yang ada di samping kirinya.

" Gue Ichsan " jawab pria yang bernama Ichsan tersebut. Dia kembali menatap wajah Neira dalam-dalam.

" Jadi Lo.berdua itu kenapaaaaa?!!!" Kata Neira dengan nada yang meninggi.

" Gapapa nei.." ujar Riski dengan wajah malas.

" Gapapa Lo blg? Kek gitu gapapa? Lo gila??" Tanya Neira menatap wajah Riski seperti ingin menerkamnya.

Beberapa detik kemudian Riski langsung menggenggam kuat tangan Neira dan membawanya pergi.

Riski membawa Neira ke tempat favorit mereka, yaitu rumah pohon yang ada di depan rumah tua yang ada di pinggir danau dekat hutan Pinus.

-----
   Kali ini Neira dan Riski duduk berhadapan, Riski menatap Neira dengan penuh kasih sayang namun di sebaliknya dgn Neira, ia justru menatap aneh Riski.

Ada apa dengan laki-laki yang ia cintai ini, oh bukan. Maksudnya, laki-laki yang mencintai sahabatnya itu.

" Nei.." panggil Riski lirih.

" Sebenarnya Lo itu kenapa sih Ki, aneh banget dah, Uda tadi berantem sama anak ga jelas itu, terus ngajak gue kesini, lo itu kenapa si???? Coba jelasin ke gue sekarang!!!" Ucap Neira panjang lebar.

" Maaf.." Riski pun seketika memeluk Neira erat, seakan ia tak ingin kehilangan perempuan itu.

" Maaf ??.." Neira benar-benar bingung dengan sikap Riski kali ini, namun tak bisa ia pungkiri ia senang berada dalam pelukan Riski.

Tak ada jawaban dari Riski, ia terus memeluk Neira, tak terasa hujan turun begitu derasnya, tak ada yang tau apa yang terjadi pada mereka hari itu, Riski yang begitu erat memeluk gadis itu, dan Neira yang tak ingin lepas dari pelukan pria yang sangat ia cintai itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.30 malam, mereka sudah menghabiskan banyak waktu di dalam rumah pohon itu dengan segala tawa dan kemesraan sampai mereka lupa dengan dunia sekitar bahkan mungkin mereka lupa jika mereka hanya sebatas sahabat.

Kini Riski tak bisa membohongi perasaannya jika ia sangat mencintai Neira, tapi ia hanya ragu pada perasaannya kepada Jihan.
Ia tak ingin jika harus mengecewakan keduanya.

Jelas-jelas ia tau bahwa jihan memang mencintai nya, namun Neira?? Bagi Riski Neira hanya menganggap nya sebatas sahabat.

" Ki ini udah hampir jam 12 malem loh, kita nggak pulang ??.." tanya Neira memecahkan gelak tawa mereka.

" Tapi ini masih hujan nei, mending kita nginep disini aja."

" Tt..tt...tapi kann" ucap Neira ragu

" Gue gak bakal ngapa-ngapain lo nei, gue ga gila kali!" Ucap Riski sinis

" Ehh, mm iya deh."

Sekarang mereka sudah berada ntah dimana, ntah berada dimana di alam mimpi mereka masing-masing.

Neira tertidur di paha Riski, dan Riski tidur dengan posisi duduk menyandarkan kepala nya ke papan kayu rumah pohon tersebut.

-----------

Hai semuanya!!!
Long time no see yahh!!
Maaf bgt g up cerita..
Now i'm back guys..
Smg kalian suka sama cerita kali ini ya..

       

More than FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang