26

2.6K 347 34
                                    

"dee, udah dong jangan nangis mulu"

Dari tadi kak Jae terus nguatin gue biar ga berlarut-larut dalam kesedihan cuma gara gara cowo.

Udah gue duga kalo Haruto keciduk sama kak Jae, dia bisa bernasib sama kaya kak Hanbin.

"Udah udah jangan nangis. Lihat kakak"

"Nih ya, cowo duluar sana banyak, penduduk dunia tujuh miliar lebih dan kamu nangis gara gara cowo macam dia? Kakak sama papa ga akan nyakitin kamu. Kita sayang sama kamu. Gausah takut jatuh cinta lagi, kalo mereka nyakitin kamu, kakak yang bakalan ngamuk paling pertama"

Gue meluk kak Jae. Dia tuh abang impian semua adik. Ganteng, perhatian, pinter.

"Makasiii kak"

Dia ngelus puncak kepala gue, sampai gue tidur.

---

Keesokan harinya, gue berangkat sendiri karna mobil gue udah bener lagi.

"Kak! Ade duluan"

"Hati hati"

Setelah salim dan pamitan sama kak Jae, gue tancap gas menuju sekolah.

Mata gue bengkak, muka tanpa make up, dan jujur sekarang gue agak sakit. Gatau deh sampai atau engga ke sekolah. Atau malah nyampe di rumah sakit kan haha.

Gue parkir mobil di parkiran guru. Gapapa lah cucu yang punya yayasan ini.

Dan sialnya, gue ketemu Haruto. Mukanya babak belur.

Dia ngelewatin gue gitu aja. Biasanya juga nyapa tiap pagi sekalipun lagi bertengkar. Pingin nyapa duluan, tapi gue masih sakit hati.

Gue jalan menuju loker dan pas gue sampe di loker, loker gue penuh coretan.

'dasar jablay' 'kasian di campakin Haruto'

Ya seperti itu contoh tulisan nya.

Plak

Seseorang melempar telor ke kepala gue. Dan saat gue berbalik ternyata di sana ada Lisa dan Nancy. Mereka bawa telor dan melemparnya ke arah gue.

Jujur gue takut banget. Semua anak-anak yang lihat ga ada yang bantuin gue.

"Haha kasian jalang kita di campakan" kata Nancy.

"Kasian amat njing" kata Lisa.

"Gimana? Itu yang gue rasain waktu lo rebut Haruto dari gue! Enak? Mau pake nasi?"

Kata kata itu keluar dari mulut Nancy. Nancy menginjak tangan Alicia dengan sepatu mahalnya.

Gadis itu hanya pasrah dengan perlakuan Nancy. Dia terlanjur lelah dengan kisah asmaranya.

Mata Alicia menangkap sosok seseorang yang dia cintai. Haruto melirik ke arah Alicia, tapi ia terus berjalan tanpa peduli apa yang Nancy dan Lisa lakukan pada Alicia.

"Apa mau kalian?" Tanya Alicia dengan lirih.

"Gue mau lo enyah" kata Nancy.

"Oke kalo itu yang lo mau"

Nancy memberikan cutter pada Alicia. Sungguh wanita nekad.

Alicia mengambil cutter tersebut dan mengarahkannya ke pergelangan tangan.

"Ini yang kalian mau?"

Saat Alicia hendak menggoreskan cutter tersebut, malaikat baik datang.

"Alicia!"

Alcia mengharapkan itu adalah Haruto, tapi suara teraebut bukan milik kekasihnya.

"Lo jangan bodoh! Lo nurutin kemauan dua setan ini?"

Ternyata Choi Soobin. Malaikat baik yang selalu ada bersamanya.

Entah ia harus berterimakasih yang keberapa kali. Soobin terlalu baik.

Soobin mendekap tubuh mungil gadis itu yang penuh dengan telur.

"Jangan bodoh, jangan takut sama mereka. Aku disini untuk kamu"

Alicia tersenyum pada pria tersebut. Tapi kemudian mata gadis itu menangkap sosok yang ia sayangi berdiri di belakang Soobin.

Hanya terdiam dengan wajah angkuhnya, seperti saat pertama mereka bertemu di MOPD.

Alicia sudah tidak kuat di campakan seperti ini. Dia butuh kepastian.

"Haru.."

Dengan suara yang lirih, ia memanggil nama sang kekasih.

Soobin melirik ke arah belakang dan saling betatapan dengan Haruto. Sampai lelaki itu pergi dari keramaian.

Alicia semakin menangis.

"GA JADI MATINYA?!" Kata Lisa.

Soobin memeluk tubuh wanita yang sedang lemah ini.

Dalam hati, Alicia beruntung bertemu seseorang sebaik Soobin.

"Dekk!!!"

"Kak jae.."

Bad || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang