29

2.6K 327 11
                                    

Kemarin gue dan Soobin ga jadi jalan. Jadinya kita cuma muterin komplek dan pulamg ke rumah gue. Mood gue keburu hancur karna kedatangan Haruto.

Sekarang adalah hari pembagian rapor kenaikan kelas. Gue datang sama papa.

"Saya akan mengumumkan siswa-siswi yang masuk sepuluh besar. Dan di kelas ini pun ada yang masuk lima besar ranking se-jurusan" kata Pa Changmin, wali kelas gue.

"Yang pertama, Jung Alicia. Selamat nak.

Dan yang kedua, Watanabe Haruto. Selamat. Dan kalian berdua masuk lima besar jurusan. Alicia di posisi tiga dan Haruto di posisi empat. Selamat".

Gilaaa, gue saingan lagi sama mantan. Untungnya gue yang lebih unggul dari dia.

Pembagian rapor selesai. Papa pulang duluan karna mau terbang ke Hongkong untuk urusan bisnis.

Dan sekarang gue di sini, di taman belakang sekolah sambil minum susu coklat kesukaan gue.

Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan gue yang lagi anteng lihat langit.

"Hey"

Haruto

"Apa lagi?" Gue mencona untung ngomong dengan nada yang biasa aja.

Deg degan? Ya tentu, tapi gue harus lupain dia.

"Aku minta maaf. Aku udah ga ada hubungan apa-apa lagi sama Somi. Dam aku udah ngebatalin taruhan sama Guanlin". Haruto ngomong sambil berkaca-kaca.

Please hati gue ga tega lihatnyaa.

"Al.. mau kan maafin aku?"

"Yaa"

"Makasi. Pulang sama siapa?"

"Sama kak Jaehyun"

"Oh, hati-hati" Dia tersenyum ke arah gue.


---



Masih pagi papa udah nelepon gue, kata nya sih penting banget.

"Dek, kamu harus terima keputusan papa ya"

"Apa pa?"

"Kelas 11 kamu pindah ke Seoul ya"

"WTF?! DAD, ARE YOU KIDDING ME?!!"

"Papa serius, kamu di sana sama kak Jaehyun yaa. Semua fasilitas udah papa sediain"

"Tapi paaa.. Al gamauu"

"Kamu harus nerima keputusan papa. Minggu depan kamu sama kakak berangkat. Jaga diri"

Papa mumutus sambungan telepon.

Apa-apaan ini? Gue pindah ke Seoul?

"Kakk jaeee!!!" Teriak gue dari kamar.

"Apaan?"

"Masa kita pindah ke Seoul?"

"What?! Serius?"

"Serius, tadi papa telepon"

"Yaudah gapapa, terima aja keputusan papa. Dia orang tua kita, pasti papa milih kita pindah buat kebaikan kita jugaa. Lagian kakak udah beres sekolah, mungkin kakak bisa cari kerja yang lebih baik disana". Kak Jae ngusap kepala gue dan gue menangis di dadanya.

"Udah jangan nangis, kamu kesana ga sendiri. Ada kakak"


---


Sekarang keberangkatan gue ke Seoul, orang yang gue kasih tau bahwa gue pindah cuma Daehwi, Wonyoung, dan Soobin.

"Al, jaga diri yaaa. Ntar kita nyusul. Hhhhh babay sahabat kuu yang paling cantik tapi otaknya di dengkul alapyuuuuu" kata Daehwi.

Mereka bertiga meluk gue. Ya gue nya nangis.

"Al, aku ga bisa jagain kamu dari dekat lagi ya. Semoga kamu baik-baik aja di sana. Someday, aku nyusul hehe" kata Soobin. Dia kek nya yang paling sedih. Mata nya udah merah, dia nahan tangis.

"Iyaaa bin hehe. Kalo mau nangis, nangis aja gapapa kok" kata gue.

Dia meluk gue sambil nangis. Soobin, gue makin ga tega ninggalin lo disiniii.

"Aku pergi yaaa daah semuanya!"

Tapi. Haruto, i will miss u

---

D.O WAMIL JULI EHEHE🙃

Bad || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang