12

31 2 0
                                    

Malam itu menunjukkan pukul 23.00, setelah selesai bakar bakar semua geng Jassy beranjak ke kamar masing masing. Jassy, Raisa, dan Sarah tidur di kamar sang pemilik rumah. Sedangkan Juanno, Bondan, dan Aldo tidur di kamar khusus untuk tamu.

Cuaca malam itu sangatlah dingin, Jassy yang sedari tadi ingin menutup matanya malah terbangun. Kakinya membawanya untuk pergi keluar dari kamar itu, Jassy memilih duduk di kursi ayunan dekat kolam renang. Ia menunduk, rasanya ia ingin sekali bisa keluar dari semua masalahnya saat ini.

Jassy merasa malam adalah waktu yang tepat untuk merenungkan kehidupan. Angin sepoi sepoi membuat beberapa helai rambutnya berterbangan.

Rttt... Rttt..

Ponselnya berdering menandakan ada notifikasi pesan masuk di handphone miliknya.

+6285********* : hai, cpt masuk ke kamar, diluar dingin.

Jassy Novil_ : kok lo bsa tahu gue di luar sih, atau jangan jangan lo mata mata gue ya?

+6285********* : enggak kok, td sekilas aja lihat lo di luar. Oh iya lo pasti blm save kontak gue kan? Kalau blm, save ya. Haha..

Jassy Novil_: oh. Hehe iya blm gue save, lupa nih, maaf ya. Tp kok lo bsa tahu kl blm gue save?

+6285********* : gue kan peramal. Canda doang kok Jas, gue bsa tahu karena asal tebak aja. Yaudah cpt tidur, jangan bales pesan ini. Good night.

Jassy yang membaca itu langsung senyum bahagia. Walau belum jelas statusnya saat ini tapi Jassy begitu yakin kalau suatu saat pasti ia bisa memiliki Juanno. Tapi kalau tidak bisa memiliki setidaknya ia sudah merasakan nyaman jika berada di samping Juanno.

Jassy meninggalkan tempat itu dan memilih untuk menyusul teman temannya ke alam mimpi.
.
.
.
Sinar matahari menyorot kedua mata seorang perempuan cantik, membuat sang empunya mengerjap ngerjapkan sepasang matanya. Ia bangun dari tempat tidurnya dan sesekali menggeliat. Pintu kamar yang semula tertutup kini terbuka, menampilkan seorang wanita tua dengan membawa kain serbet yang berada di bahu sebelah kiri.

"good morning sayang, yuk temen temen yang lainnya dibangunin. Sebentar lagi sarapannya sudah jadi. Kamu juga cepet mandi gih" ucap mamanya di ambang pintu.

"iya ma, yaudah gih lanjut masak ma. Nanti gosong lho, apa mau aku bantuin ma? " tawar perempuan cantik tersebut.

"mama di bantuin sama Juanno, sekarang kamu cepat cepat mandi. Katanya, Juanno gak suka sama cewek yang malas" ucap Lita.

"hah?! Yang bener aja ma, wahhh image ku udah jelek dong di mata dia. " jawab Jassy.

"makanya sekarang cepat mandi, dandan yang cantik, terus turun ke bawah bantuin dia masak" perintah Lita.

"siap ma! " seru Jassy.

Jassy segera menjalankan ritual mandinya, sedangkan teman temannya kini masih berada dialam mimpi.
.
.
.
"kali ini gue harus lebih cantik dari biasanya" ucapnya.

Jassy mengenakan celana jeans dan kaos extra small berwarna tosca untuk atasannya. Wajahnya begitu berseri seri, segeralah ia menuju ke dapur. Tetapi saat menoleh ke arah tempat tidurnya, ia tidak menemukan kedua temannya. "kemana mereka? Bodoamat lah" celotehnya pada diri sendiri.

Ia menuruni anak tangga dengan sangat lincah, kini matanya membulat saat melihat semua temannya sudah berjejer rapi di meja makan.

"hmmm, yang punya gebetan mah beda. Mandinya aja sampai berabad abad. " celetuk Sarah tiba tiba.

"lo nyindir gue? " jawab Jassy polos.

"siapa lagi Jassy cantik" ucap Raisa.

"maaf deh, jadi yang gedor gedor pintu kamar mandi tadi kalian? Terus kalian mandi di mana?" tanya Jassy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last BreatheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang