3

34 5 0
                                    

Kringgg!

Bunyi alarm menyeruak di kamar Jassy, perempuan itu sesekali menggeliat. "ehmmmmm, cepet banget waktunya. Perasaan baru kemarin SMP nya sekarang udah SMA aja" ucapnya dalam batin.

Merapikan tempat tidur merupakan rutinitas Jassy, saat hendak membenarkan bantal ia melihat beberapa helai rambutnya rontok. Hal ini sudah menjadi pemandangan biasa bagi seorang Jassy, namun ia tak pernah mengeluh sedikit pun. Malah ia bersyukur karena masih bisa bertahan hidup walau banyak hal yang harus di laluinya.
.
.
.
Setelah berdandan, ia langsung menuju ruang makan. Tapi langkahnya terhenti saat kepalanya terasa pusing, lalu ia menunduk. Tak butuh waktu lama, darah segar langsung mengalir dari hidung Jassy, dengan cekatan ia langsung mengambil sapu tangan dan mengelapnya agar tidak keluar lagi. Ia hanya tak ingin mamanya melihatnya. Karena itu akan membuatnya sedih. "ya Tuhan, ini masih pagi kenapa harus mimisan"

Lita yang sedari tadi memanggil putrinya itu penasaran kenapa putrinya tidak cepat turun untuk sarapan, akhirnya ia memutuskan untuk menengok putriya "ada apa Jassy, apa kamu merasakan sakit lagi" ucapnya dengan nada khawatir "kalau sakit jangan masuk dulu, biar mama telepon dr. Andin saja untuk mengecek kondisi kamu"

"gak usah ma, Jassy baik baik aja kok. Tuh Jassy sehat sehat aja" jawab Jassy dengan menunjukkan lengan kecilnya bak seorang atlet. "masih aja bisa bercanda aja ya kamu, tapi bener kan kamu tidak apa apa? "

"iya mamaku sayang, Jassy sehat kok. Yaudah ayo kita sarapan ma, udah demo nih"

"demo? Siapa yang demo, mama gak bakal ngizinin kamu ikut demo"

"cacing di perut Jassy ma yang demo" jawabnya sambil tertawa dan berlari untuk menghindari mamanya.  "dasar anak cengingisan, awas aja kalau kamu ketangkep ya Jassy" ucap Lita dengan teriak.
.
.
.
"ma Jassy masuk ke barisan dulu ya, mama hati hati di jalan" Jassy berpamitan pada mamanya, setelah itu Lita langsung menuju ke gerbang depan untuk langsung ke butik miliknya. Saat berjalan tiba tiba ada anak laki laki yang tak sengaja menabraknya.

Brughhh!

"maaf bu, saya tidak lihat kalau ibu berdiri di depan. Saya terburu buru, soalnya acara MOS akan segera di mulai"

"ah iya nak tidak apa apa"

"permisi bu" lalu anak laki laki itu langsung berlari menuju ke lapangan.

Sedari tadi Jassy hanya diam mendengarkan ceramah dari pembina MOS, pembina itu sedang menjelaskan pembagian kelas dan juga tata tertib yang ada di SMA Cakrawala.

"selamat pagi semua, perkenalkan nama saya Aurelia, kalian bisa panggil saya kak Lia"

"iya kak" seru semua murid kelas X.
.
.
.
Aurelia sudah selesai memberi ceramahnya, kini saatnya Jassy menuju mading untuk mencari informasi kelasnya. Entah dapat wangsit dari mana ia merasa beruntung sekali, pasalnya ia bisa memasuki kelas X ipa 1. Ia juga kepo dengan teman sekelasnya, lalu ia membaca satu per satu nama kelas X ipa 1.

"wawwww! Raisa yey akhirnya kita bisa ketemu lagi" Jassy sangat bahagia, karena sahabatnya dari SMP itu ternyata satu kelas dengan dirinya. Tanpa babibu Jassy langsung mencari kelasnya, saat sudah memasuki kelas matanya langsung bertatapan dengan mata Raisa. "Isaaaa! Ya ampun gue kangen banget" Jassy langsung memeluk erat sahabatnya itu. Ya Jassy memanggil sahabatnya itu dengan panggilan Isa. "gimana kabar lo Jas, gue juga kangen. Mana lo nggak ada kabar lagi"

"kabar gue baik, maaf kemarin lagi pengen me time aja"

"kebanyakan gaya lo Jas" mereka berdua tertawa lepas sampai semua murid yang ada di kelas itu merasa risih.

"woi, di kondisikan kali kalau bicara. Yang lain keganggu" cerocos salah satu anak laki laki di kelas. "hehe maaf ya, kita seneng banget soalnya" ucap Raisa.

"kita sebangku ya Jas, biar lebih enak ngobrolnya. Biasanya juga lo banyak curhat ke gue"

"iya iya Sa, yaudah yok lo yang pilih tempatnya"

"yang itu aja Jas" lalu mereka duduk dan mengobrol sambil menunggu guru datang.
.
.
.
Tiba tiba saat kelas sedang ramai seorang guru masuk. Jassy dan Raisa langsung membenarkan rambut dan membenahi duduknya.

"pagi anak anak" sapa guru wanita itu.

"pagi juga buuu! " jawab serentak dari murid X ipa 1.

"perkenalkan nama saya bu Maya, saya di sini mengajar pelajaran Bahasa Indonesia. Apa ada yang ingin bertanya?"

"tidak bu" jawab murid murid. "baik sekarang saya selaku wali kelas ini, saya berikan jam pelajaran saya untuk berkenalan dengan teman teman sekelas. Ibu tinggal sebentar, jangan ramai ya. Oh iya jangan lupa tentukan dan pilih teman kalian untuk struktur organisasi kelas ini" perintah bu Maya.

"asiaappp bu Maya" jawab Jassy.

"eh masih aja ya lo, cengingisannya gak berubah sama sekali" sambung Raisa sambil menjitak kening Jassy. "hehe, sekali sekali lah ya" balas Jassy dengan cengiran.

Salah satu murid laki laki bernama Juanno maju ke depan papan tulis sambil bertanya "teman teman siapa yang cocok jadi ketua kelasnya? "

"kalau menurut gue sih lo aja yang jadi ketua kelasnya no" ucap Raisa sok kenal

"iya tuh no" serentak dari teman teman yang lain. "yaudah deh gue aja yang jadi ketua kelasnya, terus siapa yang jadi sekertarisnya?" tanyanya sambil melirik sekitar.

"ehmmm, kan gue ketua kelasnya nih, jadi gue aja yang nentuin. Gue pilih cewek sampingnya Raisa buat jadi sekretarisnya" "bisa kan lo? "

"ehmmm yang lain aja deh, tulisan gue jelek" jawab Jassy dengan ragu.

"masa sih tulisan lo jelek, coba deh maju ke sini tulis nama lo di papan. Lagian kan sekertaris nggak cuman nulis aja tugasnya, sekertaris tuh harus siap siaga membantu ketuanya." perintah Juanno.

Jassy maju ke depan dan tentu saja menuruti perintah Juanno. "udah nih"

Oh nama lo Jassy, batinnya.

"oke, kalau gitu lo deal jadi sekertaris gue."

"lho.. Kok gue sih kan tulisan gue jelek"

"siapa bilang tulisan lo jelek, bagus kok"

Jassy langsung menekuk mukanya, ia sebenarnya tidak mau jika harus menjadi sekertaris, karena tentunya akan repot harus mondar mandir bersama ketua kelas. Tapi ia tak bisa membantah lagi. Jassy kembali duduk ke bangkunya, "oh iya teman teman, nama lengkap gue Juanno Syarendra" ucapnya dengan nada sombong.

"songong banget sih jadi orang" cerocos Jassy.

"gue masih denger" tiba tiba Juanno berdiri di samping Jassy. "eh maaf, kedengeran ya? Gak sengaja hehe" jawab Jassy memutar bola dengan malas.

Lo cantik Jas, tapi sayang gue udah ada. Tapi kapan kapan gue boleh lah ya mampir ke hati lo, ucapnya dalam hati.

Yuhuuu, bagaimana kabarnya nih guys. Jangan lupa voment ya! Thank youuuu

The Last BreatheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang