H-24 menjelang ujian akhir.....
Tiga hari lepas dari seluruh kejadian yang membuat merinding. Aku menjalani waktu selanjutnya dengan rasa tenang dan menyenangkan. Tapi aku tahu aku tidak akan tenang sepenuhnya karena laguku belum juga selesai. Oh, sial!
Kantin sesiang ini cukup ramai. Setelah aku membeli segelas es teh dan sebuah jeruk, aku dan Dhea mengambil posisi duduk di bangku kosong.
"Bagaimana tugas akhirmu?" Dhea memulai percakapan kami. Aku angkat bahu, menyalakan laptop dan mulai menjalankan software pembuat laguku. Seingatku, kemarin aku punya 3 intro yang menurutku cukup bagus.
"Kayak puisi, El. Lagu juga dari hati," Dhea meminum es jeruk miliknya. "So, I think," Dhea menatap ke sekelilingnya. Menatap keramaian kantin dengan banyaknya orang berlalu lalang. "Kamu memang harus mempersembahkan lagu itu untuk seseorang atau sesuatu. Dan memang harus dari hati biar lagunya ngena."
"I guess so," aku mengangguk-anggukan kepalaku. Tetap sibuk dengan laguku.
"Lalu, kenapa kau tidak membuat lagu untuk Erick?"
"Buat apa? Dia nyaris membunuhku, tahu!"
"Jangan jual mahal, El. Kamu itu sayang banget kan sama Erick?"
Dhea mengambil sebulir jeruk, mulai memakannya."Kamu masih enggak sadar juga, El? Erick itu sering buat lagu buat kamu! Mungkin itu cara Erick agar kamu ingat dia dan membuat lagu untuknya."
Aku memicing mata. Bagaimana dia bisa tahu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fur Elisa
HorrorAku Elisa. aku terlahir sebagai seorang adik. Akhir-akhir ini aku selalu dimimpiin oleh kakak kembarku Erick aku tidak tahu apa sebabnya dia terus selalu menggangguku dan sampai akhirnya tiba waktunya aku tahu.