Catatan Keempat

260 38 0
                                    

Kamu tidak datang ke kafe kita, hari itu. Kamu bilang orang itu mengajakmu bertemu. Wajahmu terlihat begitu cerah, tak terhitung berapa kali kamu bercermin.

"Tampan!" pujiku tulus.

"Aku pergi dulu!"

Hatiku berdesir saat kamu mendaratkan bibir di pipiku. Ini adalah penyebab aku kesulitan menghapus dirimu.

Seharian aku merasa kesepian, karena kamu tidak ada. Ini hanya satu hari, aku jadi membayangkan bagaimana  diriku tanpa dirimu. Mungkin aku akan mati muda karena kesepian.

Hingga sore tiba,  kamu masih belum kembali. Aku mulai merasa khawatir. Terlebih saat hujan mulai turun dan kamu masih tak memberiku kabar.  Tak lama kemudian kami datang, dengan baju basah. Kamu menatapku tajam, kamu terlihat marah, tapi aku tak tahu apa penyebabnya.

"Kok kamu hujan-hujanan?" tanyaku cemas. Aku baru saja akan menyentuh rambutnya, tapi kamu lebih cepat menepis tanganku.

"Enggak usah sentuh aku! Aku benci sama kamu!"

"Tapi aku salah apa?"

"Sudahlah! Aku capek!"

Tanpa mengatakan apa pun lagi, kamu pergi. Meninggalkan sejuta pertanyaan dalam benakku. Kamu marah, hanya itu yang aku tahu.

Sampai beberapa hari setelah kamu marah padaku, orang itu datang ke kafe seperti biasa. Memesan kopi yang sama seperti biasa. Dia menanyakanmu, tapi kamu tidak ada. Pada akhirnya aku tahu kenapa kamu marah. Saat orang itu bilang,  'Aku menyukaimu.'  padaku. Itu adalah catatan ketigaku tentang kamu. Saat kamu marah dan bilang membenciku.

🍃🍃🍃

Catatan Tentang KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang