Biang kerok

3 0 0
                                    

Acha masuk ke dalam rumah minimalis modern bercat hijau muda dan hijau lumut.

"Assalamualaikum!" Acha berlari ke dapur, dimana ibunya sedang mencuci beras.

"Waalaikumsalam, kok lama banget Cha? Sampe ngos-ngosan gitu, kayak abis dikejar-kejar aja" Ucap Lala, ibunya Acha. Sambil memasukkan beras ke dalam rice cooker.

"Heheheh" Acha nyengir, lalu meletakkan bawaannya di meja makan.

Napasnya masih tidak beraturan, keringatnya bercucuran di dahinya.
Cewek itu duduk di kursi meja makan
Acha mengipaskan tangannya.

Lala menghampiri Acha.
Mengecheck setiap barang yang ia pesan.
"Cha, ada yang kurang ya? Sprite-nya mana?" Lala bertanya.

Cewek itu menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.
"Hah?! Emm, itu mak... aduhh, gimana jelasinnya yaa..," Acha gelagapan.

Duhh gimana ngomongnya nihh! Masa gue bilang 'kokakora-nya lupa Acha beli mak' kan bohong namanya, bisa-bisa puasa gue gak berkah! Apalagi bohongnya ke emak. Tapi, kalo gue jujur, kena omel sampe sore nih kayaknyahati Acha gelisah.

"Em... Tumpah mak dijalan, terus acha buang deh"
"Tadi pas Acha jalan, ada Ima ngagetin Acha trus Sprite-nya jatoh terus isinya tumpah deh" jelasnya.

"hati-hati dong cha, emang kamu ga naik ojeg? Kan uangnya mama lebihin buat ongkos. Ayah ga kasih izin kamu bawa motor. Tau sendiri kamu tuh kalo bawa motor pasti ada aja celakanya"
Lala mulai membuka camilan lalu dituang ke toples.

"capek tau mak, ga ada kang ojeg di depan komplek terpaksa harus jalan kaki"

Acha bangkit dari duduknya.
"Acha mau ke kamar dulu ya mak, capek"

"Kamu ada-ada aja ah Cha" Lela geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya.

—————


"Huhh... slamet..." Acha berdiri di belakang pintu, sambil mengelus dada.

Acha melepaskan jilbabnya, lalu ditaruh asal. Ia berjalan. Melemparkan tubuhnya ke kasur.
Matanya memandang langit-langit kamarnya yang berwarna abu-abu terang.

"Duhh, semoga kak Adam gak tau kalo itu sprite gue" ia mengangguk-anggukkan kepalanya.

Sumpah, tadi kak Adam ganteng bangeett ya Allah. Mukanya itu lohh kaya ubin mesjid! Adeemnya sampe ke hati akhhh!!-gadis itu mengguling gulingkan tubuhnya.

***

Acha sedang duduk memperhatikan mamanya menyiapkan menu buka puasa. Cewek itu menopang dagunya, matanya memandang buah yang sudah ia potong dadu.

"Ayah udah pulang mak?" Acha mengaduk-aduk es buah yang Lala buat.
"Udah, lagi mandi tuh"
Acha mengangguk-anggukan kepalanya.

"Cha kasihin ke ummi gih" Lala memberikan anaknya sebuah kotak makan berisi pudding mangga buatannya.

"Umminya si biang kerok mak?" Acha mengambil kotak makan itu.
"Bian Acha, namanya Fabian, udah cepet sana! Keburu buka" Lela menyiapkan menu buka puasa di meja makan.

"Ih gak mau ah mak! Males ketemu si biang kerok" Acha menolak.
"Ih kamu tuh kalo disuruh! Udah cepet! Belum tentu juga si Bian ada di rumah"
Acha mencebik, lalu mengambil kotak makan itu malas.

FYI, yang di sebut si biang kerok oleh Acha adalah Bian, Fabian Risaka Adinata. Best friendnya kak Adam, anaknya Hj. Inna yang dipanggil ummi oleh Acha. Abi dan Umminya Bian memiliki empat anak, anak pertamanya itu namanya bang Hariana Ardinata, udah nikah dan punya 2 anak. Yang kedua bang Argil Dimas Adinata, udah nikah dan punya satu anak. Yang ketiga kak Amalia Safwa Renata, sudah menikah juga tahun lalu. Nah anak mereka yang terakhir itu si biang kerok, sedang kuliah kedokteran.

Ayahnya Acha adalah direktur keuangan di perusahaan Real Estate milik Abinya Bian, yang ternyata tinggal satu komplek, maka dari itu keluarga mereka dekat.

***

Dan disinilah Acha, berdiri di teras rumah sederhana tapi elegan yang bercat putih gading dengan halaman yang lumayan luas.

"Assalamualaikum!" Acha sudah dua kali berteriak memanggil, namun tidak ada yang menjawab atau keluar dari rumah itu.

"Kemana ya?" Acha melirik jam tangannya. Sekarang sudah pukul lima lewat seperempat.
"Tungguin 15 menit lagi deh" Acha duduk di kursi rotan yang tersedia di depan teras rumah Hj. Inna.

Cewek itu sibuk memainkan ponselnya, ketika sebuah motor ninja masuk ke dalam pekarangan rumah Hj. Inna lalu berhenti di car port.

Seorang laki-laki bertubuh tinggi tegap turun dari motornya, lalu berjalan ke arah Acha dengan senyum tengilnya.

Mission of LoveWhere stories live. Discover now