ru

3.9K 524 28
                                    

Happy reading

Masih Renjun POV

"Tidak perlu Saya akan bahagiakan Hana dengan cara Saya sendiri" jawab Saya sarkas dan memandang remeh Jaemin.

"bahagiain? Yang Gua tau lu nyakitin, udah pernah ninggalin Hana di Giant sendirian sampe malem, udah lu sama Mina aja" Saya menatap datar Jaemin, apa maksudnya mengatakan kata kata itu.

"perasaan perempuan ga sebercanda itu buat di permainkan" setelah mengatakan itu Jaemin beranjak dari hadapan Saya.

Sebenarnya Saya tidak terlalu yakin dengan keputusan Saya untuk menjadikan Hana kekasih, entah karena nyaman, kasihan, atau ketakutan.

•••

Saya mendorong sepedah Saya dengan Hana di sebelah Saya yang sedang memakan Es Krim, Di perjalanan tadi kami mampir ke Indomaret untuk membeli Es Krim.

"Hana Saya mau bertanya? " Hana menengok dan mengangguk sambil terus memakan es krim di tangan nya, Saya menghela nafas sebentar sebelum melanjutkan kata kata Saya.

"Kamu bahagia menjadi kekasih Saya? " Hana menghentikan kegiatan memakan es krim nya, mengerjap beberapa kali lalu mengangguk dan senyum senang.

"iya lah siapa yang ga bahagia punya pacar paket komplit kaya Kakak" Saya tersenyum kecil, perasaan Saya menghangat mendengar penuturan Hana.

"Walaupun ada sosok lain di diri Saya? " entah tapi Saya ingin menanyakan pertanyaan ini sejak pertama kali memutuskan Hana menjadi kekasih Saya.

"Hahaha yaelah justru itu yang bikin Lu tuh beda Kak, Keren Anjay bisa punya 3 kepribadian gitu" Saya terkekeh pelan mendengar jawaban Hana.

"bagaimana jika ada orang lain yang ingin menjadi kekasih Kamu?" Hana menghentikan tawanya dan menatap Saya dengan tatapan bingung.

"hmm tergantung posisinya dan kondisinya sih" Saya mengangguk mengerti dan terdiam menatap lurus ke arah jalan di depan.

Kami berjalan sambil menikmati langit sore kota Bogor, sungguh Saya jarang sekali menikmati suasana sore seperti ini atau mungkin tidak pernah.

"oh ya Kak, Mina masih suka ya sama kakak? " Saya bingung harus menjawab apa pertanyaan Hana karena jujur Mina sudah Saya anggap seperti adik Saya bukam cinta pertama Saya.

"Saya menganggap Dia adik, tidak lebih"

"tapi kalau Dia nganggep Lu lebih dari Kakak gimana? "

•••

Saya melambaikan tangan kepada Hana yang mulai memasuki area perkarangan rumah nya, setelah itu melajukan sepedah Saya menjauhi rumah Hana.

"tapi kalau Dia nganggep Lu lebih dari Kakak gimana? "


Saya tidak mengerti dengan pertanyaan ini, kenapa pula Mina mau menganggap Saya lebih dari Kakak, toh Kita udah temen lama walaupun Dia cinta pertama Saya.

Saya menghentikan sepedah Saya begitu kayuhan Saya terasa sangat berat, melihat ban depan yang baik baik saja dan menengok ke belakang untuk memerinksa ban belakang yang ternyata kempis.

prince | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang