Fajar Dan Senja

18 0 0
                                    

Hai pengamat fajar yang beraroma liur basi
Apa kabar embun mu?
Apakah masih sejuk?
Atau sudah usang karna bercampur polusi?
Tapi sudahlah tak usah kau tanggapi
Kau beruntung bisa bangkit dikala itu
Bisa menikmati dingin, kicauan burung, kokokan ayam, juga ibu-ibu yang saling bergibah di rombong tukang sayur.
Suasana nanindah, momentum hampir sempurna yang jarang daku rasakan.
Kawan, kau sungguh beruntung, sampai sekarang aku masih berusaha menikmati rasa itu. Sampai sekarang juga aku bercumbu dengan bantal diwaktu itu.

Hai para penikmat senja yang berbau ari
Apa kabar surya mu?
Apakah warnanya masih jingga?
Atau tak terlihat karna dihalang awan?
Tak usah kau jawab dulu, itu hanya basa-basi
Kau beruntung ada keluangan saat itu
Bisa menikmati terbenamnya surya, warna jingga, juga sepoi angin dari arah laut
Suasana nanindah, monentum hampir sempurna yang jarang daku rasakan.
Sahabat, kau sungguh beruntung. Sampai sekarang aku masih berusaha merapikan jadwalku.

Wahai fajar dan senja, sudahlah jangan lagi berbuat kegaduhan. Keduanya sangat indah meski saling bertolak belakang.
Dapat salam dariku pecandu malam yang sering ditusuk dingin dan dihujani kegelapan. Tak usah khawatir, ada toraja dan kretek yang selalu menemaniku sembari memberi inspirasi tuk menggambarkan sajak tentang keindahan kalian.

Berusaha BersajakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang