Definisi bahagia

28 0 0
                                    

Kebahagiaan yang hakiki bukanlah tentang seberapa banyak harta yang kamu miliki, tapi seberapa banyak kasih sayang yang kamu terima dari orang terkasih.

****

Namanya Gathan Erza Artame,  adalah sosok pribadi yang dingin, cuek, tak peduli pada hal sekitar dan sedikit irit berbicara. Sekalinya bicara ucapannya pedas dan kadang menyakitkan.

Artame memang hidup ditengah-tengah keluarga yang berkecukupan,  ia memang selalu bisa mendapatkan apa yang ia inginkan dari harta kedua orangtuanya. Tapi tidak dengan kasih sayang.

Artame kekurangan kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya tersebab kedua orang tua Artame terlalu sibuk dengan pekerjaannya, jarang dirumah, sekalinya dirumah mereka bukannya menghabiskan waktu untuk bersantai tapi malah bertengkar dan adu mulut. Sesekali papahnya main tangan pada mamahnya yang juga bersikap keras.

Itu membuat Artame muak dan tidak betah dirumah, ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu diluar rumah.

Tidak ada yang tahu kehidupan pribadi Artame kecuali sahabatnya.

"Lu abis berantem lagi karena kalah balapan?" Tanya Aksa yang tiba-tiba masuk kedalam kamarnya sembari membawa dua gelas minuman coklat hangat disusul pembantunya yang membawa lap bersih dan air dingin untuk mengompres luka di wajah Artame.

Berbanding terbalik dengan Artame yang cuek, urakan, hobinya ribut dan kebut-kebutan dijalan. Aksa Fakhruddin Attar adalah salah satu mahasiswa yang masuk dalam kategori pria paling populer di kampus, dikarenakan kepintarannya juga sikapnya yang ramah dan pembawaannya yang dewasa.

Disamping itu, Aksa tak kalah tampan dengan Artame, pria pecinta novel romansa ini tak jarang banyak digandrungi kaum wanita karena poin plus dalam dirinya.

Aksa satu-satunya sahabat yang Artame miliki. Hanya Aksa yang mau bersahabat dan tahan dengan sikap Artame yang cuek dan cara bicaranya yang sesekali bikin sakit hati.

Aksa tak bisa menolak takdir Tuhan,  mereka dipertemukan begitu saja,  dan disatukan menjadi sepasang sahabat karena passion dan ambisi yang sama juga jurusan yang sama,  Sastra Indonesia.

Artame yang sedang terduduk lemas diatas sofa dalam kamar Aksa hanya menatap Aksa sebentar kemudian menghela nafas.

Huhhhffthhh...

Aksa paham, Artame sedang enggan diajak bicara.

"Sini gue kompres luka lu" Ucap Aksa mendekat ke arah Artame dan langsung mengompres luka memar pada bibir dan kening Artame.

Artame hanya diam dan pasrah.

"Udah, paling satu atau dua hari juga sembuh" Kata Aksa yang selesai mengompres.

"Makasih sob" Ujar Artame.

"Lu gak mau minep aja dirumah gue?" Tanya Aksa.

"Gue balik aja" Ucap Artame dengan nada datar.

"Yah bentar amat lu, tu minuman coklat kesukaan lu belum lu minum" ucap Aksa yang sudah susah payah menyajikan minuman kesukaan Artame.

Bersahabat cukup lama dengan Artame membuat Aksa hapal betul apa-apa saja yang berhubungan dengan Artame, termasuk minuman dan makanan kesukaan Artame.

Artame pun mengambil satu gelas minuman coklat yang Aksa suguhkan dan langsung menenggaknya habis, sembari membawa keluar gelas bekasnya untuk diantar ke dapur.

Aksa ikut keluar dari kamar dan berniat mengantarkan Artame sampai depan pintu.

"Take care ya bro" Ucap Aksa lalu berjabat tangan ala lelaki.

KareninaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang