I meet her, and I love her

1.6K 220 99
                                    


Wewangian rempah - rempah dipadu dengan daging dalam wajan penggorengan menghampiri indera penciuman pemuda berusia nyaris tiga puluh itu ketika ia baru masuk ke apartemennya.

Bukan. Apartemen mereka lebih tepatnya. Karena sekarang segala sesuatunya sudah milik berdua, termasuk dirinya.

Lalu seperti yang sudah -sudah, pemuda itu merebahkan dirinya di sofa sambil tersenyum dan memejamkan mata, membiarkan wangi masakan yang sudah terjamin rasanya itu memenuhi penciumannya. Lagipula ia tidak mau mengganggu si cantik yang sudah teramat nyaman di dapur sana.

Oh, si pemuda itu namanya Yogi. Inget kan? Yogi anak Baba Tjan yang demi mbak istri nonton konser BTS ke Bangkok sana?

"Mas ih! Kalau pulang ngomong - ngomong, aku kaget," Syukurlah istrinya Yogi adalah perempuan yang sesuai dengan rencananya. Masih perempuan yang sama yang bikin dia tobat ngerokok. Kamilia. Kamilia Prayogi sekarang mah.

Mila reflek memegangi dadanya dengan satu tangan, untung mangkuk masakannya tidak jatuh ke lantai.

Yogi menggeleng sambil terkekeh, "Aku udah ngomong, tapi kamu kayanya lebih tertarik sama daging di dalam wajan,"

Udah nikah aku - kamuan ya nggak saya - sayaan lagi ciaaa ciaaaaaa 😂

"Mas mau mandi apa makan dulu?" Tanya sang nyonya sambil membantu melepaskan kancing kemeja suaminya satu persatu, kebiasaan yang kadang masih membuat Mila terheran - heran kalau pria yang akan hidup bersamanya selamanya itu memang semager itu.

"Makan dulu." Alih - alih pindah ke meja makan, Yogi malah membuat sang nyonya rumah terduduk di pangkuannya.

"Nasinya di meja Mas," Mila tertawa kecil.

"Kamu berat juga ya, yang," sungguh, kata - kata itu tidak membuat Mila merajuk, gantinya ia malah semakin menitikberatkan tubuhnya ke Masnya itu.

"Kan berdua, wajar berat Mas. Jadi makan atau nggak?"

"Makan."

"Nasinya di meja Maaas. ." Ulang Mila gemas.

"Jauh. Aku makan yang ada disini aja," Yogi mengunci lengannya di pinggang si istri. Lalu mendaratkan sebuah kecupan di pipi kiri Kamilianya itu. Sebuah gestur kecil yang masih mampu membuat kedua pipi Mila merona.

Yaaa. . Si Masnya memang semager itu.

"Makan dulu Mas." Mila menarik dirinya menjauh tapi senyumnya tak luntur sama sekali.

Yogi menatap Mila sesaat, kemudian menurut mengekor Mila yang sudah lebih dulu berjalan ke meja makan.

"Enak Mas?" Tanya Mila sambil menyodorkan segelas air untuk Yogi.

"Bisa dimakan kok," Canda Yogi.

"Ih Mas Yogi ih!"

"Masakan kamu nggak perlu ditanyain rasanya Mil." Balas Yogi.

Selesai makan malam, Mila melanjutkan tugasnya untuk menyiapkan air panas untuk Yogi. Sebenernya udah di larang sama Masnya itu, tapi Milanya kekeuh dengan dalih, "Aku harus banyak gerak Mas. Itu emang bagus buat kelancaran persalinan."

IMPRINT [YNWA AU] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang