"Terkadang semesta memang sering memberikan sebuah teka-teki yang bahkan sulit untuk kita pecahkan dalam hidup ini"
Mood Maxime sekarang benar-benar kacau setelah mengantar, Jane yang tak lain kekasihnya, sepertinya hubungannya dengan Jane selalu diwarnai perdebatan setiap harinya, belum lagi sikap kekanak-kanakan dan manja Jane yang sesekali membuat Maxime merasa risih, terlebih saat mengingat kejadian beberapa jam yang lalu di kampus tadi, saat Jane membentak gadis maba yang di menabraknya.
Sudah berulang kali Maxime berharap agar Jane berubah namun tetap saja sama, sifat posessifnya kini kian menjadi, bahkan Maxime bisa di bilang tidak boleh memiliki teman wanita, bayangkan saja seberapa parah dan sesaknya menjadi Maxime.
Seandainya saja bukan karena keluarga Jane yang menolongnya dulu, Mungkin saat ini Maxime sudah meninggalkannya, tapi kenyataannya Maxime tidak bisa berbuat apa-apa.
Dengan perasaan yang campur aduk, Maxime yang baru saja tiba di rumah lansung merebahkan tubuhnya ke atas ranjang.
Mata birunya menatap langit-langit kamarnya, sedangkan otaknya masih saja mereka ulang kejadian tadi saat Jane menabrak seorang gadis itu.
Tidak, Maxime tidak memikirkan Jane tetapi pikirannya lebih terfokus pada gadis itu, ada rasa penasaran yang mulai muncul dari dalam diri Maxime saat melihat gadis itu, gadis yang menurutnya sederhana tapi cantik.
"duh kok gua jadi tiba-tiba mikirin anak itu" maxime menghela napas panjang sembari mengacak rambutnya.
🍃🍃🍃
Suara dering ponsel berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk, Aira yang baru saja siuman dari tidur siangnya langsung meraih ponselnya yang berada diatas nakas.
Matanya menyipit ketika berhadapan dengan layar ponselnya yang menyala, beberapa detik kemudian ia bisa lihat dengan jelas sebuah pesan dari Aldo.
Aldo : Aira monyet
Jalan kuy
Aira saskia: Jalan kemana?
Aldo : kemana kek, nongkrongAira saskia: Yaudah, kuy
tau ajasi gua lagi gabutAldo : yaudin, buru jangan pake lama 15 menit lagi gua nyampe ni
Aira saskia : Okeyyy
Setelah merasa siap dengan dandanannya, Aira bergegas menemui Aldo yang sudah berada di depan rumahnya.
Suasana di dalam mobil begitu menyenangkan apalagi lagu fav Aira, on my way sedang melantun indah dengan nyaring membuat Aira ikut sesekali bernyayi riang.
"Seneng banget kayaknya" tegur Aldo sambil tersenyum
Aira memicingkan matanya "Ya kaga juga si do" Aira memberi jeda sejenak menarik napas sebelum melanjutkan kalimatnya.
"LU HARUS TAU!" Ucap Aira nyaring membuat Aldo terkejut bukan main.
"TADI TUH DI KAMPUS GUA NABRAK CEWE KAN, EH CANTIK SIH, TAPI GA JADI CANTIK SOALNYA TAU GA CEWENYA SIAPA?" tutur Aira berapi-api, entah sejak kapan Aira berubah meledak-ledak seperti ini tidak benar-benar sama seperti dulu.
Sementara itu, Aldo yang merasa jantungnya seperti copot menjawab " Astagfirullah ra, jantung gua bege" Aldo mengelus dadanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET TO REMEMBER
RomanceSequel dari - DECEMBER TO REMEMBER - "Seharusnya hari pertama ospek menjadi awal mula perjalanan baru Aira Saskia Bernard. tapi tampaknya semua akan menjadi lebih rumit dari sebelumnya, karena hidupnya akan terus membawanya kembali ke masa lalunya"