"Terlalu banyak hal-hal rumit dan aneh yang sulit untuk dijelaskan"
Seminggu telah berlalu sejak kejadian Jane yang menabrak Aira, dan saat ini Aira sudah resmi menjadi seorang mahasiswi.
Suasana kampus selama seminggu belakangan ini lumayan membuat Aira nyaman, meskipun lebih banyak menghabiskan dan meluangkan banyak waktu bersama Aldo, bukannya tidak ingin bergaul dengan gadis lainnya, hanya saja Aira bukan tipe anak yang membutuhkan banyak teman, baginya satu teman yang real untuknya sudah cukup ketimbang banyak teman namun bertopeng alias fake, ia sudah sangat bosan untuk berteman dengan manusia-manusia fake.
Aldo juga begitu baik, menjaganya persis sama seperti dulu Jaden menjaganya.
Saat ini Aira sedang duduk manis di kursinya sembari melamun dengan headshet yang terpasang di kedua telinganya.
"Ra?" Panggil Aldo, namun tak ada respon dari Aira.
Aldo kemudian berjalan dan mendekati Aira dan melepaskan headshet dari telinganya, "Ah lu mah dari tadi di panggil-panggil juga"
Aira menghembuskan napas perlahan, "iyaiya kan tadi pake headshet mana denger sih gue do, kenapa emang?"
Dengan senyum sumringah Aldo mendekat ke telinga Aira dan berbisik " Ada yang nyariin lu di depan"
Aira menaikkan sebelah alisnya dan memasang tampang heran, " Siapa sih?"
"Buru keluar di depan pintu liat ae sendiri, jangan kaget tapi" Aldo menarik Aira kemudian mendorong untuk memaksanya keluar.
Dengan malas Aira pun melangkah keluar, saat sampai di depan pintu ia terkejut, jantungnya berdegup kencang.
Disana ada Maxime berdiri dengan senyum hangatnya.
"lu yang waktu itu kan, tabrakan sama Jane?" tegur Maxime
"Eh iya, kenapa nyariin saya ya?" Tanya Aira hati-hati dan berusaha menyembunyikan ekspresi gugupnya.
"Oh engga, gua mau minta maaf aja si soal yang waktu itu, ga enak aja gua, maklumin Jane, dia emang gitu orangnya"
Alibi Maxime tersenyum padahal sebenarnya bukan itu saja satu-satunya alasan ia menemui Aira.
Aira tersenyum tipis "Oh yang waktu itu gak kenapa-kenapa kok kak, santai aja"
"Sebenarnya dari kemarin-kemarin gua nyariin lu tapi gatau nama lu, nah tadi gua ga sengaja liat lu dateng bareng si Aldo, jadi gua bilang ke dia kalau gua ada perlu sama lu" Maxime kemudian mengulurkan tangannya "Ohiya kenalin, gua Maxime"
Udah tau kali, satu kampus juga tau lu siapa" batin Aira
Aira meraih tangan Maxime, " gua, Aira saskia panggil aja Aira"
"Oke, gua balik ya nice to meet u btw" Ucap Maxime kemudian berlalu dari hadapan Aira yang saat ini masih saja mematung diam di tempat.
"Apa-apaan lagi sih ini" batin Aira.
✨✨✨
Sudah sekitar sejam Aira berbaring di kasur king size-nya, sejak pulang dari kampus beberapa jam yang lalu ia memilih untuk sedikit beristirahat dari hari lelah yang juga sedikit mengejutkannya, bagaimana tidak?
ia tadi dihampiri oleh Maxime.Iya, M.a.x.i.m.e.
Belum lagi, suara Maxime yang begitu mirip dengan Marvel masih tergiang di telinganya dan membuat perasaan Aira campur aduk saat ini.
Tapi sejujurnya Aira juga merasa bingung, untuk apa sampai segitu repotnya lelaki itu mencarinya hanya untuk minta maaf? Bahkan untuk kesalahan yang sama sekali tidak dilakukannya, lol. So weird
Sepertinya benar, semesta memang senang bercanda.
Dilemma sedang melandanya sekarang, ia ingin sekali menceritakan hal-hal mengejutkan yang ia alami kepada sahabat-sahabat semasa SMA-nya, tapi entahlah sepertinya ia akan mengurungkan niatnya.
Setelah berpikir berulang kali, mungkin memang lebih baik tidak menceritakan hal-hal ini ke mereka. Toh suasana pertemanan mereka sudah tidak seperti beberapa tahun yang lalu, sudah jauh berbeda. Mereka sudah sibuk dengan urusan masing-masing, bahkan untuk sekedar bertukar kabar saja susah, terlebih juga Salsa si ratu sibuk yang sangat sulit untuk di hubungi padahal hanya dia satu-satunya yang berada di universitas yang sama dengan Aira.
Sejenak Aira berpikir, apa ia cerita ke Jaden saja ya?
Ah tidak, tidak. Itu akan semakin merepotkan, ia juga tidak ingin menganggu Jaden yang masih sibuk menyelesaikan kuliahnya di luar negeri.
Aira menghela napas, sepertinya tidak bercerita dengan siapa-siapa adalah keputusan yang terbaik untuk saat ini, terkecuali Aldo. Karena hanya dia yang tau semua hal-hal mengejutkan yang telah dialami oleh Aira.
Suara ponsel berbunyi menandakan sebuah pesan masuk, Aira segera menyalakan ponselnya. Ia terkejut dan malah melemparnya ke atas ranjang.
beberapa menit kemuduan ia memutuskan mengambil dan membuka pesan yang membuatnya terkejut bahkan sampai hampir pingsan.
Maxime : Addback ra.
Sepertinya oksigen disekitar Aira mendadak menghilang, tapi tetap saja jarinya fokus mengetik untuk membalas pesan singkat itu.
Aira saskia: Eh, iya. Sudah kak
Setelah membalas pesan dari Maxime, Aira memeluk gemas gulingnya dan sepertinya gadis itu malam ini tidak akan tidur.
✨✨✨
Hello! Berusaha buat up lagi nih hehe, mohon maaf ancur bgt😭💓
Love, Jeje
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET TO REMEMBER
RomanceSequel dari - DECEMBER TO REMEMBER - "Seharusnya hari pertama ospek menjadi awal mula perjalanan baru Aira Saskia Bernard. tapi tampaknya semua akan menjadi lebih rumit dari sebelumnya, karena hidupnya akan terus membawanya kembali ke masa lalunya"