Pagi ini, seperti biasa, aku akan berangkat ke sekolah bersama Alex. Karena aku bertetangga dengan Alex jadi kami sering berangkat bersama. Sekolah kami berbeda, namun searah. Jadi, aku selalu numpang di Alex.
Aku dengan sahabat-sahabatku berbeda sekolah, Vani dan Ayu satu sekolah, mereka bersekolah di sekolah menengah swasta yang cukup terkenal, begitu pula dengan Bayu dan Alex, keduanya duduk di sekolah yang sama. Hanya aku sendiri yang berhasil duduk di salah satu sekolah menengah yang menjadi impian kami berlima.
Awalnya aku tidak mau masuk di sekolah yang sekarang. Aku mau ikut dengan teman-temanku. Tapi mereka melarang. Mereka bilang itu sudah rezeki ku bersekolah disini.
Tiiin tinnnn
Suara klakson Alex membuyarkan lamunanku.
"Bun, Lia pamit. Assalamualaikum." Ku kecup punggung tangan bundaku.
"Waalaikumsalam. Hati-hati ya, salam sama Alex." Ucap Bunda seraya mengecup pucuk kepalaku.
"Pagi Lia" Sapa Alex.
"Pagi Al. Yuk langsung!"
"Sip. Naik."
Angin menerpa wajah dan rambutku. Sejuk pagi hari memang sangat menyegarkan. Membuat hati dan pikiran tenang.
Sampai depan sekolahku, aku langsung turun dan mengucapkan terima kasih pada Alex.
"Makasih Al."
"Mau di jemput atau gimana nih?" Tanya Alex.
"Ga usah Al. Habis ini aku mau ke toko buku dulu. Jadi, kamu ga usah jemput."
"Ya udah. Kalau gitu aku jalan."
"Iya, hati-hati." Ku lambaikan tangankan seraya menatap kepergian Alex.
Saat akan memasuki gerbang, tiba-tiba aku dikejutkan.
"Dor!!"
"Astaghfirullah!" Astaga, untung mood sedang baik.
Orang yang mengagetkanku hanya tersenyum selayaknya orang bodoh. Lekas ku hiraukan dan segera berjalan masuk ke gedung sekolah.
Karena ku tinggal cukup jauh, lelaki itu berlari-lari kecil mensejajarkan langkahku dan langkahnya.
"Tadi siapa? Pacar ya?" Tanyanya dengan lancang. Kenapa sih, pengen tau urusan orang saja!
"Itu bukan urusan kakak." Dengan cuek ku percepat langkahku. Tapi, dengan cepat dia mensejajarkan langkahnya lagi. Cih. Ini tidak adil. Kenapa pula kakinya sangat panjang?
"Boleh minta nomor lo?" Aku ternganga di buatnya. Ini orang bodoh apa gimana sih? Geram sekali aku.
"Ga boleh" Lengos ku.
"Yahh kok gitu? Nomor aja ini."
"Saya bilang tidak, ya tidak kak, maaf, saya permisi."
"Eh eh buru-buru banget sih? Kebelet?" Tanyanya dengan wajah polosnya yang bodoh itu.
Kenapa dia ini tidak peka sekali kalau aku tak ingin dekat-dekat dengannya? Selain sikapnya yang bikin risih, tatapan-tatapan siswi-siswi lain yang seperti akan menerkamku juga membuatku risih. Tapi kenapa dia tidak mengerti?!
"Maaf kak, begini, bukannya saya tidak suka dengan kakak, tapi kakak kan tau, kita baru saja kenal. Jadi, agak gimana gitu, kalau kakak kayak gini." Aku berusaha menjelaskan semuanya dengan jelas.
"Gimana apa maksud lo? Bukannya emang gini ya kalau cowok pengen pdkt sama cewek?" Tanyanya lagi dengan muka polosnya.
Aku sudah tak tahu lagi. Dia benar-benar cowok aneh!
Aku menghiraukannya dan segera masuk ke gedung sekolah. Semoga saja dia tidak mengikutiku.
🌻🌻🌻
Jam istirahat membuat semua siswa berhamburan ke luar kelas dan menuju kantin. Tapi tidak denganku. Mood ku mulai hancur sejak tadi pagi bertemu dengan cowok aneh yang bernama Raka itu.
"Arlia, gak ke kantin?" Tanya Arin-teman sebangku ku.
"Ga deh, aku pengen di kelas aja. Ngantuk."
"Mau nitip sesuatu?"
"Ga usah makasih" Arin mengangguk dan meninggalkan ku.
Aku menenggelamkan kepalaku di atas tanganku yang terlipat di atas meja. Saat akan menutup mata, mejaku di ketuk-ketuk.
"Ga usah Rin, aku ga laper" Saat mendongak untuk melihat Arin, ternyata orang yang mengetuk mejaku itu adalah Arka! Duh, ngeliat wajahnya saja membuatku geram. Wajahnya yang polos sambil senyum-senyum memang tampan sih, tapi tetap saja aku risih!
"Ada apa lagi kak?" Tanyaku malas.
"Ini." Dia menyodorkan sesuatu padaku. Ternyata itu surat. Saat akan kubuka ia malah melarang.
"Eiit, jangan di buka dulu. Nanti di rumah baru dibuka, kalau disinikan gue malu." Ucapnya dengan enteng. Katanya malu, tapi kok mukanya santai sekali sih?!
Ku masukkan suratnya dalam tas dan ingin melanjutkan tidurku. Tapi dia membuka suara lagi.
"Ga ke kantin?"
"Engga kak, aku ngantuk" ku tenggelamkan kembali kepalaku. Ku dengar langkah menjauh dari mejaku. Pasti ia sudah pergi.
Beberapa menit kemudian terdegar kembali langkah, namun langkah itu mendekatiku. Setelah itu langkah itu menjauh lagi.
Ingin kulihat siapa orang itu. Namun, yang kutemukan hanya sepotong roti,susu, dan sepucuk note.
Maaf ya, kalo gue ngeganggu
Tapi gue cuman bener-bener pengen deket dan kenal sama lo. Kalo bisa sih jadi cowok lo hehehe ;)-Arka ganteng <3
Aku tertawa membaca pesannya. Setelah itu aku kembali sadar dan menepuk pipiku.
Kok aku ketawa sih?
❤️🖤
Maaf pendek 🤧Karena lagi puasa jadi aku agak males nulisnya. Kalian juga ga ada yang kasih semangat🤧
Tapi janji deh part selanjutnya bakal panjang. Tapi dikit hihihi😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise Me
RomanceIni kisahku. Kisah yang cukup sulit aku utarakan dalam bentuk tulisan. Kisah yang bahagia namun berujung menyedihkan. Berpisah hanya karena tidak sepaham. Bukannya saling mengerti, malah saling menyalahkan. Namun, akhirnya malah menyesal. Tapi maaf...