BAB 6

598 54 4
                                    


   Cancri duduk dengan tenang, ia menatap adiknya yang kini menyesap wine sambil menatap pemandangan langit malam di balkon bagian belakang mansion.

   “Jadi mereka mencoba berkhianat pada kita?” tanya Cancri.

   “Kakak, jangan terlalu ramah pada kolega bisnismu.” Lauye bukannya menjawab, pria itu menatap kakaknya dan meneguk habis sisa wine di gelas kristalnya.

   “Tanpa keramahan, mereka akan lari terbirit-birit. Kau tentu tahu sisi kelam yang Kakak punya.” jawab Cancri.

   “Aku bosan menasehatimu, Kak.” Lauye menuangkan wine lagi, ia kemudian minum dan menghempaskan gelas itu di atas meja, “Keluarga kita bisa saja terancam.” lanjut Lauye.

   “Aku akan melindungi Golden Snake, kau hanya perlu melakukan tugasmu.”

   “Jadi, apa tugasku?” tanya Lauye.

   “Seperti biasa, kau hanya perlu menyeret semua sampah untuk didaur ulang.” jawab Cancri.

   “Besok, aku akan pergi. Kau tentu memerlukan laporan keuangan, Joker tentu sudah mendapatkan semua data dari tubuh Golden Snake,” ujar Lauye.

   “Yah, kau hanya perlu mengerahkan anak buahmu, awasi keuangan, dan jangan lupa, bawa semua harta Golden Snake yang tercuri.”

   “Perintahmu, adalah satu hal yang tidak bisa dibantah.” jawab Lauye.

   Cancri bangkit, ia harus segera tidur dan menemani istri cantiknya. Pria itu tidak mengatakan apapun lagi, ia hanya melangkah dan meninggalkan Lauye yang masih betah menyendiri.

   Sudah agak jauh Cancri berjalan, ia berpapasan dengan White.

   “Gerakan Lauye cukup mengagumkan,” ujar White.

   Cancri berhenti, “Ya, akan makin sulit untukmu, Dad.” jawab Cancri.

   White hanya terkekeh, ia kemudian menatap Cancri dan tersenyum, “Kau akan mengadakan program kehamilan untuk istrimu, ku yakin, dia akan sangat kaget dan, murka.”

   “Baguslah, setidaknya dia akan sadar. Jika kami bisa hidup tanpa dirinya,” ujar Cancri.

   “Akan semakin sulit membersihkan hama, ah … dia akan memerintah seenaknya lagi.” White berlalu pergi, pria itu masuk ke salah satu kamar yang ada di lorong panjang itu.

   “Selamat malam, Daddy.” setelah mengatakan itu, Cancri kembali ke kamarnya. Pria itu harus mengistirahatkan tubuhnya dan memeluk istrinya, rasa rindu sudah membumbung tinggi, dan ia perlu melepaskannya dengan sebuah pelukan hangat dan percintaan romantis.

   Pagi itu, Luzia ikut serta mengantar kepergian Lauye. Gadis itu tersenyum senang lalu melambaikan tangannya saat melihat kakaknya. Ia menatap Cancri yang kini duduk tegak di samping Lizzy, ada juga si kembar yang sedang bermanja pada kedua orang tuanya.

   “Kau terlihat sangat senang, Luzia.” Rebecca yang baru saja datang duduk di samping Lizzy.

   “Tentu, jika aku mengantar Kakak Lauye dengan tangisan, dia tidak akan berangkat.” jawab Luzia. Gadis itu memilih duduk di samping Lauye, menarik rambut kembarannya dengan senyum menyebalkan.

   Cancri hanya bisa menggeleng, ia tidak bisa berbuat banyak untuk menenangkan adik kecilnya itu. Matanya menatap sang ayah yang kini sedang tertawa bersama salah satu anaknya.

   “Kau akan pergi, Cancri?” tanya White. Ia sadar putranya sedang menatap dan memperhatikan dirinya.

   “Ya, aku harus mengawasi perusahaan hari ini.” jawan Cancri.

GOLDEN SNAKE [SEASON 1,2 & 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang