BAB 14

400 48 24
                                    


   Markas besar Golden Snake terlihat sibuk. Para bawahan Cancri yang menangani bagian laboratorium, sedang melakukan tugas mereka dengan serius.

   “Tingkatkan kekuatannya,” ujar Cancri. Ia keluar dari ruang bawah tanah, kembali ke ruangan atas. Ada beberapa hal yang harus ia urusi, ada juga orang yang harus ia temui saat ini. Pria itu kembali berjalan, melewati lorong yang panjang. Kanan dan kiri lorong itu terdapat banyak pintu, menghubungkan ke berbagai ruangan berbeda dengan fungsi yang berbeda pula.

   “Kakak .…”

   Cancri berhenti, ia menatap wanita dengan rambut panjang hitam.

   “Ada apa, Hayuya?”

   “Kudengar, Lauye dalam keadaan kritis. Apa yang terjadi? Bahkan, sepuluh suamiku hanya diam, mereka tidak mengatakan apapun.”

   “Hanya masalah kecil.” jawab Cancri.

   Hayuya mengangguk, ia menatap kakaknya yang kini terlihat murung.

   “Kakak, kau terlihat banyak masalah.”

   “Aku harus kembali, katakan kepada suami-suamimu, mereka harus meningkatkan semua pengamanan di berbagai tempat. Termasuk, markas-markas kecil Golden Snake.”

   Hayuya diam, ia menatap kakaknya yang kini pergi.

   “Hayuya …,” ujar Cancri, ia berhenti sejenak.

   “Ya? Ada apa?”

   “Luzia, keadaannya juga sama.” Cancri kembali melangkah, ia hanya perlu menyampaikan itu pada Hayuya. Ia juga ingat saat Hayuya menyelamatkan adik bungsunya, dan itu alasannya mengangkat Hayuya sebagai seorang saudara. Pria itu menggenggam kalung yang ada di lehernya, menariknya hingga putus dan berlari cepat.

   “Aku membenci Mommy-mu, kau, dan kedua saudaramu!”

   “Kau anak yang tidak aku inginkan!”

   “Kau hanya sebuah simbol perjanjian!”

  “Cancri, ingatlah ini. Aku akan pergi, selamanya dari sisi kalian semua. Aku lelah, aku selalu ingin membunuh kalian.”

   Cancri berhenti berlari, ia menengadahkan kepalanya, menatap sebuah lift yang akan membawanya pergi dari ruangan bawah tanah. Pria itu melangkah pelan, menaiki satu per satu anak tangga lalu menekan sebuah tombol pada tembok di samping pintu lift.

   Terbuka, ia masuk dan menutup lift itu kembali. Hanya bungkam, memandangi wajahnya pada kaca datar dinding lift.

   “Melelahkan,” ujarnya pelan. Saat ini ia hanya perlu pelukan istrinya, kasih sayang dari ibunya dan tentu ia perlu beristirahat dari kegilaan dunia.

   Ponsel Cancri berdering, segera ia meraih ponsel di saku celananya dan menatap layar datar tersebut.

   “Aku akan segera kembali, tunggulah sebentar lagi.” jawabnya.

   Cancri mematikan telepon, sedangkan pintu lift kini terbuka lebar. Ia menatap seorang pria yang kini berdiri di dekat lift.

 Ia menatap seorang pria yang kini berdiri di dekat lift

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GOLDEN SNAKE [SEASON 1,2 & 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang