BAB 20

397 41 17
                                    

   Hari ini, mansion keluarga Snake lagi-lagi terdengar ribut. Kebahagiaan mereka sudah pulih seperti semula dan itu berkat Lizzy yang membuka matanya. Cancri tersenyum, pagi ini mereka melakukan sarapan bersama dan saling bercanda. Keluarga hangat itu juga berbagi tawa, serta saling tersenyum pada satu sama lain.

   "Sayang sekali, Lauye tidak hadir." Lizzy menatap kursi kosong milik adik iparnya, ia terlihat sedih saat orang itu tidak bersama mereka saat ini.

   Chaeri dan Cancri saling pandang, lalu tersenyum hambar.

   "Apa Kakak Lauye masih menjalankan misi? Kenapa tidak kembali?" Luzia terlihat menunduk, ia bahkan mengabaikan Rysh yang masih diam dan menatap makanan diatas meja.

   "Kau tahu, misi yang Lauye jalankan itu cukup berat, Luzia. Jangan khawatir, dia akan kembali dan mengawasimu." Chaeri tersenyum kembali, wanita berumur enam puluh satu tahun itu masih terlihat cantik.

   "Uncle Lauye, Tania juga merindukannya." Tania meminum susu di dalam gelasnya, ia turun dan berjalan ke arah kursi yang biasa Lauye tempati.

   "Tidak! Tania, seharusnya aku yang duduk di situ!" Rania buru-buru menyusul saudara kembarnya, ia menarik tangan Tania dan membuat adik kembarnya merengut.

   "Rania! Jangan egois, aku yang lebih dulu!" Tania tak ingin kalah, ia kembali menahan tangan Rania.

   "Astaga, cucuku. Kenapa kalian sangat suka berdebat," ujar Chaeri. Ditatapnya kedua anak itu dan keduanya tertawa.

   "Grandma, Rania menarik tanganku, lalu dia ingin merebut kursi Uncle." Tania mengadu, ia berjalan mendekati Chaeri dan merentangkan kedua tangannya.

   Chaeri menatap cucunya, ia berdiri lalu menggendong Tania, "Baiklah, apa kau ingin Grandma menyuapimu?" Chaeri menatap ke bawah, ia melihat Rania menarik ujung gaun merahnya. Tersenyum, ia membungkuk, menatap wajah cucu cantiknya.

   "Grandma, aku juga ingin disuapi dan berada di gendongan Grandma." mata gadis kecil itu berbinar, ia juga ingin berada di gendongan neneknya, apalagi di suapi.

   "Baiklah, Grandma akan menyuapi kalian berdua. Tapi, jangan pernah berdebat dan harus saling damai." Chaeri juga menggendong Rania, lalu ia menatap pelayan yang berada di sudut ruangan, "Bawa makanan mereka ke taman, aku akan menyuapi mereka di sana." kaki Chaeri melangkah pergi, ia harus mengurus kedua cucunya dan bersenang-senang hari ini.

   Melihat istrinya pergi, White juga memilih untuk menyusul. Ia membawa kedua piring, miliknya dan milik Chaeri.

   "Daddy, ingin menyusul Mommy?" Cancri menatap ayahnya.

   White mengangguk, ia beranjak pergi dan menyusul istrinya yang kini sedang bermain bersama Rania dan Tania. Entahlah, ia hanya melakukan tugas sebagai seorang suami dan seorang kakek yang baik.

   "Ingatlah, kau harus bisa menjaga kepercayaannya!"

   "Bagaimana caranya?"

   "Berlakulah seperti aku, dia menyukai segala sesuatu yang manis dan tetap sama. Sekarang, dia istrimu."

   Pria itu tersenyum, apalagi saat Chaeri menatapnya hangat.

   "Kau juga ingin ku suapi? Apa manusia ular, sudah berubah manja, White?"

   "Kau istriku. Apa aku harus lari ke samping Felica dan memintanya menyuapiku makan?"

   "Ck … suami sialan. Kau ingin membuatku cemburu rupanya," ujar Chaeri pelan.

   White hanya terkekeh, ia memilih duduk dan meletakkan piring di atas meja. Matanya kembali menatap, melihat bagaimana Rania dan Tania terus berlarian dan tertawa. Kedua anak itu menghampiri Chaeri hanya untuk disuapin, lalu mereka akan kembali berlari dan bermain di antara bunga-bunga.

GOLDEN SNAKE [SEASON 1,2 & 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang