II. Bertemu Lagi

112 20 4
                                    

Suasana ramai terjadi dikelas 10 IPA 2, karena sedang berlangsung jam kosong dikarenakan para guru sedang rapat membahas tentang pensi HUT sekolah. Kelas pun menjadi gaduh, sebagian anak-anak bermain game online bersama, sebagian lainnya melakukan obrolan dengan tema dan topik bermacam macam.

Lain halnya dengan Veyla, bosan mendengar celotehan sahabatnya Celine, Fanie, dan Davira dengan bahasan oppa-oppa Korea, Veyla lebih memilih untuk diam dan asyik dengan rancangan busananya.

Yup, Veyla memang menyukai hal-hal yang berbau fashion, karena dia mempunyai mimpi menjadi perancang busana sejak dibangku dasar, dan impiannya itu sangat didukung oleh kedua orang tuanya, dia selalu dibelikan alat-alat menggambar oleh papanya.

"Kejar terus mimpimu,papa dan mama pasti dukung kamu, papa dan mama akan jadi orang yang pertama bangga kalau mimpi kamu tercapai," itulah yang dikatakan papa yang membuat Veyla makin semangat mengejar mimpinya.

Merasa dihiraukan oleh Veyla, Celine pun menegurnya, "Vey lo kok asik sendiri sih?" ucap Celine.

"Iya nih,lo mau ikut gak nanti,abis pulang sekolah kita mau ke cafe yang baru dibuka itu. Lo tau kan?" diiringi oleh teguran Fanie.

Sedangkan Davira hanya mengacak-acak rambut Veyla karena gemas hanya Veyla lah yang hanya menanggapi "iya" dari setiap obrolan mereka bertiga.

"Ihh Daviraaa..," jawab Veyla dengan merapihkan rambutnya setelah diacak-acak.

"Maaf hehe, ikut dong. Bete gua dirumah ga ngapa-ngapain," lanjutnya, kembali menatap kertas hasil goresan tangannya itu.

"Cafenya deket sama halte bus transjakarta sih, kita naik itu aja ya? Yang hemat biaya hehe," usul Davira

"Iya kita naik transjakarta aja, tadi gua liat akun instagram cafe itu, disaranin si naik transjakarta karna deket dan lahan parkir yang disediain sama cafenya kecil," ucap Fanie sambil melihat-lihat keterangan cafe tersebut di instagram.

"Oke," sahut semuanya kecuali Fanie.

Tak terasa, bel pulang sekolahpun berbunyi. Mereka segera berangkat ke halte terdekat dari sekolahnya, karna  SMA Pelita Putri terletak di tepi jalan utama sehingga halte bus pun tidak jauh dari gerbang utama sekolah tersebut.

Setelah menunggu 5 menit bus yang akan mereka tumpangi akhirnya datang, Veyla dan lainnya pun naik.

Setelah naik, Veyla melihat cowok berseragam putih abu-abu duduk dibangku paling belakang sedang memakai earphone dengan pandangan keluar bus melihat jalanan yg berada di sisi kiri, dan disekitarnya banyak teman-temannya berseragam putih abu-abu juga yang sedang mengobrol, hanya dia yang asik dengan dunianya sendiri.

Sama kayak gua, asik dengan dunianya sendiri, tanpa sadar Veyla bergumam dalam hati.

Selama menunggu bus sampai di cafe merekapun berbincang-bincang soal jam kosong hari ini yang membuat mereka tertawa karena candaan salah satu teman sekelasnya yang berlari sambil berteriak.

"Woii balik ke tempat ada guru dateng!!" ya seperti itulah candaannya dan anehnya semua anak kelas ikut panik.

"Gila yak, gua hampir jatuh tau!" ucap Fanie dengan lantang,memang diantara mereka dialah yang mempunyai suara nyaring.

"Hahahaha," kompak Veyla, Davira, dan Celine tertawa, membuat seluruh perhatian orang didalam bus mengarah kepada mereka.

Termasuk cowok itu dia memalingkan pandangan dari jalanan mengarah kearah Veyla saja, dan membuat dirinya malu bersamaan dengan degupan aneh di jantungnya.

Astaga gua kenapa sih, ucapnya dalam hati.

Setelah menenangkan diri, Veyla dikagetkan dengan salah satu ucapan cowok yg duduk bersebelahan dengan sosok yg membuat dirinya aneh ini.

"Yaudah selamat berjuang bro buat dapetin nama cewek ber tas biru itu! Gua duluan," ucapnya sebelum akhirnya dia turun dari bus.

Hah tas biru? Itukan gua?? Veyla hanya bergumam dalam hati, karena setelah memperhatikan sekitar yang membawa tas berwarna biru hanyalah dirinya.

"Vey? Yang dimaksud cowok tadi lo kan?" tanya davira,dibarengi ekspresi terheran juga dari Fenie dan Celine.

"Gua juga gatau," hanya itu yang bisa Veyla jawab, karna dia sendiri juga terheran dengan kalimat itu. Setelah itu Veyla berusaha untuk tidak memperdulikannya.

Tak lama setelah itu, cowok yang membuat hatinya terasa aneh ini turun dari bus tanpa mengucapkan sepatah katapun seperti yang diharapkan temannya tadi.

Hanya memberikan tatapan dari halte dan sedikit memberikan senyuman kepada Veyla, "siapa sih sebenarnya lo?" ucap Veyla pelan.

Dan anehnya jantungnya mulai kambuh lagi dengan degupan aneh itu. Untungnya dia diselamatkan  oleh melajunya bus yang ia naiki  menjauhi dari halte tersebut.

Sesampainya di cafe, Veyla kembali tidak aktif berbicara disaat sahabat-sahabatnya sibuk berbincang mengenai pensi HUT sekolah seminggu lagi.

"Kita ditunjuk jadi panitia loh guys sama bu Rani katanya pensinya terbuka untuk umum," ucap Fanie.

"Menurut lo gimana Vey?.... Vey?" tanya Davira.

"Ehh.. iyaa?" Veyla nampak kaget dengan teguran Davira.

Kenapa sih gua selalu kepikiran cowok misterius itu? Kenapa dia pengen dapetin nama gua? Sadar Vey, kembali hanya mengucapkan dalam hati, dia tidak ingin menceritakan apa yang dialami hatinya ini kepada sahabatnya.

"Guys kayanya lanjut bsok aja yaa, gua musti balik nih, gua kayaknya gak enak badan deh,"

Terpaksa Veyla berbohong karena tidak mau membuat sahabat-sahabatnya khawatir dan sesegera mungkin meninggalkan cafe dan meninggalkan sahabat sahabatnya dalam keadaan bingung.

Setelah Veyla keluar dari cafe, dia segera menuju halte bus dipinggir jalan yang tidak jauh dari cafe itu untuk menaiki angkot, karena letak rumah Veyla bisa dijangkau oleh angkot tanpa harus menaikin bus Transjakarta lagi.

Tak disangka ternyata hujan turun, "yahh ujan, klo gua naik angkot sekarang,nanti sama aja basah-basah juga sampe rumah mending nunggu reda deh".

Beberapa saat kemudian, seseorang membawa motor menghampiri halte tersebut dengan tujuan berteduh dalam keadaan baju yang sudah setengah basah. Dengan tergesa-gesa menghampiri Veyla.

Ehhhh, ucap Veyla dalam hati dibarengi wajah kaget.

"Yaampun gua harus gimana nihh," ucap Veyla dalam hati saat dia menghampiri dan berteduh disebelahnya.

Semoga ini waktu yang tepat, gumam Raldy dalam hati.

~~~~~~~~~~~~~☺️~~~~~~~~~~~~

Kira2 raldy mau ngapain ya?  Hayooo ditunggu part selanjutnya. Jangan lupa vote dulu, karena 1 vote sangat mendukung untuk semangat up nya. Thanksfull😊

Not MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang