III. Awkward

66 11 0
                                    

Senyum Raldy masih terulas saat mengetahui cewek bertas biru itu senyum kearahnya, entah mengapa dirinya menjadi alay seperti ini.

Najis begini amat gua yak. Merasa aneh dengan dirinya, Raldy pun berjalan keluar dari halte bus dan berjalan kerumahnya.

Sesampainya dirumah hanya hembusan panjang dari nafasnya saat membuka pintu dan melihat tatapan benci dari sang ayah.

"Ngapain pulang kamu, masih inget rumah?"

Sudah tak asing lagi kata kata menyayat hati dari sang ayah ini, beginilah keseharian Raldy dimana harapan- harapannya hilang darinya. Dimana setelah pulang sekolah kata yang diharapkannya adalah kalimat dengan menanyakan kabar dan kegiatannya disekolah.

Menyikapi tempat yang dilihat semua orang sebagai rumah, baginya tempat ini hanya tempat untuknya tidur, tidak ada suasana kehangatan sebuah keluarga semenjak sang ibu pergi meninggalkan Raldy untuk selamanya dan keterpurukan sang ayah karena kehilangan istri tercintanya yang merdampak buruk terhadap dirinya. Itulah yg membuat Raldy sering pulang larut malam.

"Jangan mulai deh yah, Raldy cape baru pulang sekolah,"

"Apa kamu bilang? Kurang ajar kamu ya,"

Rasany Raldy menginginkan keadaan seperti dulu, yaitu keadaan yang membuat dia bahagia dengan hangatnya interaksi keluarga.

Tanpa bermaksud kurang ajar hanya saja Raldy tidak ingin lama-lama berinteraksi dengan ayahnya karna ia tau semakin lama menanggapinya semakin tipis kesabarannya yang akan membuat kejadian itu terulang lagi.

Raldy hanya menghela napas kedua kalinya dan mengambil earphone di saku celananya dan memasangnya di masing masing telinganya.

Setelah memastikan suara sang ayah tidak terdengar ia lalu berjalan menuju kamarnya dalam diam tanpa menghiraukan kalimat sang ayah, menidurkan diri di kasur kamarnya adalah obat dari segala penatnya. Karena merasa sedikit capek ia lebih memilih beristirahat, tak lama hp Raldy berdering.

Kang hadi:
Dy, motor udh selesai diservice kapan diambil?

Raldy:
Oke kang, gua kesana sekarang.

Kegembiraan muncul di wajah Raldy, akhirnya motor kesayangnya sudah selesai diservice, butuh 3 hari untuk prosesnya sesuai yg dibilang kang Hadi, ia memang montir andalan Raldy sejak kang Hadi dibangku SMK untuk mengurus perawatan motornya. Kang Hadi dulunya kakak kelas Raldy. Saat ini ia sudah membuka bengkelnya sendiri setelah lulus, dan bengkelnya sering menjadi tempat berkumpul Raldy dan sahabatnya.

Setelah membalas pesan itu, Raldy bergegas untuk ke bengkel kang Hadi, sesampainya disana senyumnya sudah terpasang saat melihat motor kesayangannya yang berwarna putih mempesona dengan nuansa classic itu.

"Sampe juga Dy,"

Tanpa sadar ternyata kang Hadi sudah mengagetkannya dengan tepukan dibahunya, ternyata kang Hadi sudah berada disebelahnya.

"Ngagetin aja lo kang," cibir Raldy setelah sadar dari lamunannya terhadap si putih yang mempesona itu.

"Jadi ini udh bisa gua bawa balik ye kang?" tanya Raldy sembari melihat hasil kerja kang Hadi.

"Iyaak, udah tenang aja udh beres gabakal ada masalah lagi,"

"Oke deh,gua balik yak pengen ke kevin, lo mau ikut kang?" ajak Raldy sembari memakai jaketnya.

"Kaga deh Dy, masih banyak kerjaan, salam aja," ucap kang Hadi sambil berjalan menghampiri motor yang lain untuk dikerjakan.

"Oke, gua duluan kang, btw pinjem helm yakk biasa besok kevin minta bareng,"

Not MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang