Warning akan ada konten 21+!! Mohon bijak dalam membaca!! Buat kalian yang dibawah umur tidak disarankan untuk membaca part ini!
"Vvanessa..." Karel menepuk-nepuk pipinya.
"Apa yang harus kulakukan?" Ucap Karel bingung harus berbuat apa.
....
Vanessa terkulai lemah di dalam ranjang sebuah rumah sakit, kondisinya memburuk. Karel yang hanya bisa melihatnya tak dapat berbuat banyak. Ingin sekali dia memeluk adik nya tersebut dan menyalurkan kehangatan.
Namun semua itu hanyalah mimpi, karena sampai kapanpun Vanessa akan terus membencinya. Entah karena hanya sebuah kesalahpahaman membuat kedua kubu ini menjadi musuh yang tak ada habisnya.
Pintu kamar terbuka menampakkan seorang lelaki. "Verrel, loh kok bisa ada disini?" Ucap Karel bingung terhadap kedatangan sahabatnya. "Hei bro, memangnya lo lupa kalau gue kerja disini hah?" Karel hanya tersenyum malu, pasalnya dia lupa kalau sahabatnya berprofesi sebagai dokter. "Baiklah maafkan aku dokter Verrel" Ledek Karel dan berhasil mendapatkan satu pukulan yang mendarat di kepalanya.
"Hei, ini selingkuhan lo?" Karel menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Dan kenapa lo memakai jas seperti ini?" Tanya sahabatnya yang sangat kebingungan. "Hmm, hari ini papa gue menikah dan ya, ini adik tiri gue dia sakit. Ya seperti itulah" Kata Karel kaku.
"Sebentar, bukankah ini Vanessa" Verrel tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pasalnya sahabatnya ini tak mungkin bisa sedekat ini dengan perempuan yang satu ini.
"Diamlah, gue sedang pusing. Gue minta lo untuk segera memeriksanya apa yang sebenarnya terjadi dengannya. Gue benar-benar bingung harus berbuat apa" Kata Karel to the point sambil melemparkan badannya ke sofa.
"Baiklah gue akan memeriksanya tapi lo harus berjanji untuk menjelaskan semua ini bagaimana?" Pinta Verrel berunding kepada Karel. Dan Karel memberikan jari jempol untuk menyudahi kebawelan Verrel.
...."Apa yang terjadi dengan Vanessa Karel?" Jawab Abraham lewat telepon seluler nya dengan serius. "Aku belum tahu pasti, tapi untung saja Verrel ada disini dan dia sedang memeriksanya" Jawab Karel menenangkan papanya.
"Papa ngga perlu khawatir. Ada aku disini yang menjaga Vanessa dan Verrel. Dia akan segera pulih, maaf aku tak memberi tahu papa sebelum aku pergi. Karena aku khawatir soal Vanessa yang aku temukan tergeletak di dalam toilet. Bilang sama mama kalau Vanessa baik-baik saja oke" Jawab Karel. "Baiklah papa percayakan ini semua kepada kamu kau Karel" Sambungan telepon pun terputus.
"Hmm, berani berbohong juga ternyata" Ucap Verrel sambil melipat kedua tangannya. "Menguntit pembicaraan orang lain juga bukankah itu tidak diperbolehkan?hmm" Kedua sahabat ini saling tertawa.
"Bagaimana keadaan Vanessa?" tanya Karel yang memang khawatir. "Dirumah lo stok makanan memangnya sudah habis? Kasihan amat sih, adik tiri lo itu kena penyakit maag serius. Berapa hari memangnya dia ngga makan?" Karel menatap Verrel tak percaya. "Hah? Lo serius?" Verrel memutar bola matanya.
"Masih ngga percaya sama gue? Nih, Lo periksa sendiri aja. Emangnya wajah gue kaya orang bercanda gitu?" Ucap Verrel kesal karena Karel masih menganggap nya bercanda memang Verrel ini sering membuat guyonan lucu kepada sahabatnya ini.
"Lihat wajah gue, mungkin gue memang sering bercanda namun untuk soal penyakit dan itu menyangkut profesi gue. Gue mana mungkin bercanda bro" Karel lemas tak percaya. Pasti Vanessa sakit ini semua sebabnya karena kedatangan dia dan papanya dan Karel merasa bersalah.
Vanessa mulai siuman, dia merasakan asam lambungnya naik. Dan dia benar-benar tidak bisa menahannya akhirnya dia memutuskan untuk turun dari ranjangnya. Namun karena keadaannya masih lemah dia pun terjatuh dari ranjangnya saat turun.
"Aww..." Ringisnya dan menyadarkan Karel dan Verrel bahwa Vanessa sudah terbangun. Karel membuka pintunya dan melihat Vanessa meringis memegang perutnya yang kesakitan. "Vanessa.." Karel dan Verrel segera membantu Vanessa.
"Gue ngga perlu bantuan lo, mending lo pergi sana" Jawab Vanessa ketus di sela-sela kesakitannya. "Oke, gue tahu lo memang ngga akan pernah bisa untuk maafin gue. Tapi gue mohon lo harus mengerti disaat seperti ini lo pasti butuh bantuan gue" Ucap Karel yang membuat emosi Vanessa semakin memuncak. "Gue bilang lo pergi dari kamar gue, pergi... Gue ngga butuh lo. Lo itu cuma sampah yang merusak hidup gue, pergi sekarang!" Ucap Vanessa yang berusaha turun dari ranjangnya dan memukuli dada bidang Karel.
Verrel berusaha untuk menenangkan Vanessa. "Vanessa lo ini lagi sakit, please jangan buat kegaduhan di ruangan ini. Nanti gue dikira nyiksa lo" Ucap Verrel berusaha menurunkan emosi Vanessa. Vanessa semakin brutal dia malah melepaskan infusnya. Dan itu membuat pendarahan ditangannya.
"Ya Allah ini cewek sakit maag apa sakit jiwa" Ucap Verrel disela-sela ketidaksabarannya. "Lo kan sarjana S2 kedokteran, bisa ngga sih kalau lo ngelakuin sesuatu bukan cuma ngomong yang ngga penting. Please, gue ini bayar lo bukan gratis dirumah sakit. Dan gue yakin orang tua lo juga pasti kuliahin lo bukan untuk menjadi dokter O3n kaya gini" Ucap Karel merasa kesal kepada sahabatnya. Karena masih saja bersikap santai disaat seperti ini. "O2n Karel" Kata Verrel sambil berusaha mengeluarkan jarum suntik dari kantungnya. "Halah bacot" Akhirnya Vanessa pun dibius oleh Verrel.
Seorang perawat masuk kedalam ruangan ini dan membetulkan infusnya Vanessa. Sedangkan Karel hanya tiduran di sofa dan Verrel sudah pamit pergi karena dia harus memeriksa kondisi pasien yang lain.
"Permisi, tuan ini pacarnya atau keluarganya?" Tanya seorang perawat ramah. "Saya..anu...itu" Perawat itu memotong pembicaraan Karel. "Ohh, pacarnya ya. Kalian serasi sekali deh, kalah boleh saya kasih saran jaga pacarnya yang benar. Karena di zaman sekarang ini mencari pacar yang cantik namun baik itu susah sekali" bagaimana mungkin perawat ini tahu bahwa Vanessa ini baik?. Perasaan Karel semakin menjadi-jadi. Wajah Karel bersemu merah merona.
"Baiklah kalau begitu saya permisi. Jika nona Vanessa sadar segera tekan tombol ini agar dokter Verrel langsung bisa memeriksa kondisi pasien" Karel pun berterimakasih kepada sang perawat yang baik hati itu. Perawat itupun keluar dari kamar inap Vanessa.
"Damn, I hate this situation" Ucap Karel.
....
"Sayang kamu ngga bakal berpaling kepadanya lagi kan? Aku sayang banget sama kamu" Ucap perempuan seksi nan menggoda itu. Lelaki tersebut semakin melumat kecupan bibirnya dengan ganas. Hampir membuat perempuan tersebut kehabisan oksigen. "Aku janji akan segera melupakannya namun tak secepatnya" Mereka belum melepaskan ciumannya.
"Pokoknya cepat atau lambat aku pasti bakal menjadi milik kamu seutuhnya. Kalau tidak aku yang akan memberitahu sendiri" Ucap Perempuan tersebut melepaskan ciumannya.
....
Hehehehe, sampai sini dulu ya gengs. Beneran kehabisan ide ni.
Okedeh di part ini memang menampilkan beberapa tokoh pembantu untuk cerita ku namun untuk cast akan ada di part selanjutnya.
Akan aku bikin biografi mereka masing-masing ketika peran mereka memang dibutuhkan di cerita ini.
Okedeh sampai sini dulu kawan
Salam hangat dan manis serta sayang
HD
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Sister (Teen Fiction)
Ficção AdolescenteSemua berawal dari pertengkaran hebat yang terjadi dalam hidup Karen Abraham dan Vanessa Leandro, akibat masa lalu mereka yang sangat buruk. dan siapa sangka jika ternyata orang tua mereka saling mencinta? penolakan demi penolakan selalu di lontarka...