3.Kenapa?

21 1 0
                                    

Bel istirahat pertama telah berbunyi 5 menit yang lalu, begitupun giva dan dita yang sedang berjalan menyusuri koridor untuk pergi ke perpustakaan.mereka memutuskan untuk membaca di perpus saja karna sedang tidak mood untuk makan.

Langkah mereka terhenti, ralat lebih tepatnya langkah giva terhenti karna ia merasa ada yang menarik tangan nya.giva menengok ke belakang dan.. ya, menemukan seorang gavin yang sedang menatapnya datar.

"K-kenapa kak?" Tanya giva sedikit gugup.sementara dita yang menyadari itu membalikan badan dan menemukan giva yang sedang berbicara dengan gavin.

"Ikut gue." Ajaknya dengan nada bicara dingin. Tanpa menunggu jawaban dari giva,gavin langsung menariknya pergi meninggalkan dita yang masih melongo melihatnya.

🍀🍀🍀

Gavin membawa giva ke roftop sekolah yang sepi.seakan tahu tujuan gavin membawanya giva langsung angkat bicara.

"Maaf" satu kata yang berhasil terucap dari mulut giva sukses membuat gavin menatap giva dengan sebelah alis terangkat seakan bertanya kenapa.

"Buat?" Tanya gavin dingin.

"Kemarin waktu aku bentak bentak kakak di toilet,terus ngomong kasar ke temen temen nya kakak,dan terakhir aku udah lancang nyuruh-nyuruh kakak buat bantuin kucing kemarin" ucap giva pelan sambil menunduk.

"Jadi lo udah tau kalo itu gue?" Tanya gavin,dan di balas anggukan oleh giva.

"Oke, gue maafin , tapi hari ini lo harus pulang bareng gue." Pinta gavin sambil menatap giva datar.

Karna terkejut giva langsung menjawabnnya "nggak, nggak bisa" tolaknya.

Gavin menaikan sebelah alisnya "kenapa?"tanya gavin. "S-soalnya anu.. emm aku mau pergi bareng temen-temen ku" elaknya,bohong,ya giva membohongi gavin.

Gavin menatap manik mata giva lekat,tersirat kebohongan pada sorot mata gadis itu. "Lo bohong" bantah gavin sambil memalingkan muka.

Aduhh..ni anak tau banget si,gimana gue buat alesannya kan gue mau pergi ketempat 'itu' dulu. Batin giva

"Duhh jadi gini , kenapa aku nggak mau pulang bareng sama kakak bukan karena aku nggak ngehargai ajakan kakak tapi aku takut" giva menggantungkan ucapnnya.

"Takut?" Gavin menunggu ucapan giva selanjutnya.

"Iya, gimana nggak takut, kemarin waktu kakak nolongin aku di jalan udah banyak gosip-gosip kesebar di sekolah, dan parahnya para fans lucknat kakak ngehujat aku karna udah berani deketin kakak, padahal aku cuma minta tolong doang." Ucapnya jujur dengan polosnya.

"Nggak usah di dengerin"ucapnya dingin.

"Emm tapi maaf kak aku nggak bisa pulang bareng kakak hari ini, mungkin lain kali bisa" ucapnya dengan senyum yang tercetak sempurna di bibir pink nya.

"Siapa yang mau ajakin lo besok?"

Jleb

Ucapan gavin sukses membuat giva mematung. Tetapi giva tidak terlalu memikirkannya toh tidak dengan gavin dia masih bisa naik angkot.

"Oh, yaudah aku balik ke kelas dulu kak" giva beranjak pergi sebelum akhirnya berhenti karna tangannya di cekal oleh gavin.

Giva mengernyitkan dahinya "kenapa kak?".

"Lo cantik" ucapnya setelah sepersekian detik menatap lekat wajah giva. ucapan itu sukses membuat giva tertawa .gavin yang melihat itu mengerutkan dahi heran.

Giva menghentikan tawanya karna melihat gavin menatapnya heran. "Kakak tu lucu ya,namanya juga cewek ya cantik lah kalo ganteng entar homo dong." ucapnya sambil terkekeh,tapi gavin masih setia dengan wajah datarnya.

Tetapi dalam hatinya tersenyum riang saat melihat gadis itu tersenyum.

🍀🍀🍀

Gavin dan gengnya masih berada di parkiran setelah bel pulang berbunyi. Gavin masih berpikir atas kejadian di roftop tadi siang,dia ingin tau mengapa gadis itu tidak mau di ajak pulang bersamanya.

Berbeda dengan gadis-gadis lain jangankan di ajak pulang bareng dengan gavin,di jawab ketika bertanya saja sudah membuat mereka tersenyum bahkan mungkin sampai berguling-guling.

Gavin memang membiarkan giva pulang sendiri tetapi dia tidak akan semudah itu melepaskan gadis itu pergi sendiri.rasa ingin tahu didiri gavin memuncak. jadi,dia memutuskan untuk mengikuti giva.tentu saja dengan meninggalkan teman-teman nya begitu saja.

Giva menaiki angkot dan kemudian berhenti di salah satu minimarket sebrang jalan,sementara gavin hanya memperhatikan giva dari balik kaca mobilnya.

Beberapa saat kemudian giva keluar dengan membawa kantung besar berisi belanjaan yang dibelinya tadi.

Kemudian giva menunggu angkot di depan minimarket tersebut,tetapi ia tidak menaiki angkot ke arah rumahnya,gavin tau itu karna kejadian kemarin.

Gavin telah menduganya bahwa gadis itu berbohong padanya. Ia terus mengikuti giva sampai giva turun dari angkot tersebut menuju sebuah rumah kecil dan nampak sedikit kotor.

Terlihat disana seorang gadis kecil yang telihat berpenampilan kumuh berlari ke arah giva sambil berteriak.

"Kak givaa.."teriak gadis itu dengan mata berbinar melihat giva.

"Haiii.."jawab giva tak kalah riang. "Kak giva bawa makanan nih,azka mau?" Tanya giva sambil menyodorkan sebungkus roti coklat ke gadis yang bernama azka tersebut.

"Makasih kak," ucapnya sambil menerima bungkusan itu. "Yang lain kemana?" Tanya giva.

"Masih di dalem kak,bentar aku panggilin dulu." Gadis itu berlari ke dalam rumah dan keluar dengan beberapa anak yang kondisi nya sama seperti gadis kecil itu.

"Haii"sapa giva lagi. Dan di balas senyum ceria dari beberapa anak tersebut." Haii kak,kakak apa kabar? Kok udah lama nggak kesini? Kita kangen kak" ucap salah satu anak itu.

"Maaf ya,soalnya kakak sibuk sama sekolah kakak,ada banyak tugas yang harus kakak kerjain,"ucapnya dengan senyum ramah. "Yaudah nih kakak bawa makanan buat kalian dimakan ya" lanjutnya dan di balas anggukan dan ucapan terima kasih olen anak-anak itu.

"Emm.. maaf ya kakak nggak bisa lama-lama disini,soalnya kakak entar di cariin sama papanya kakak,kalian nggak papa kan kakak tinggal? Kakak janji kapan-kapan kakak bakal kesini lagi main bareng kalian oke," ucapnya menyemangati anak-anak itu dan di balas senyum gembira oleh mereka.

Giva beranjak pergi meninggalkan anak-anak yang masih asik memakan makanan yang ia bawakan.

Dan tanpa sepengetahuannya gavin telah mendengar semua pembicaraanya dengan anak-anak tersebut.

🍀🍀🍀

Bersambung (?)
.
.
.
. (?).

OppositeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang