[02] HANCUR

24 5 3
                                    

Dysa dan Zaidan masih cemas dengan keadaan Marsha yang kembali tak sadarkan diri.

"Dan,kita harus gimana,apa Marsha bawa ke rumah sakit aja?"tanya Dysa sembari mondar mandir cemas.

"Kita harus telpon Mbak Reyna lagi,"kata Zaidan sambil merogoh saku celananya dan memegang handphone layar sentuhnya.

Kemudian,jari Zaidan disibukkan dengan menekan tombol keyboard kesana kemari.Setelah itu ia tempelkan ke telinganya sendiri.

Tut...tut... tut...tut... tut...tut.../nada tunggu telepon Zaidan.

Zaidan melepas handphonenya yang tadi ia tempelkan di telinga.

"Kok nggak di jawab lagi,"kata Zaidan sambil menekan tombol 'tutup' yang tersedia di layar sentuhnya.

"Kita bawa aja ke rumah sakit,"kata Dysa.

"Dys,logikamu agak digerakin donk.Rumah sakit itu di pinggir jalam dan biasanya di sekitar situ banyak polisi patroli.Kalo kita bertiga naik motor,bisa kena tilang loh,"kata Zaidan.

"Lalu gimana Marsha?"tanya Dysa menangis tersedu sedu.

"Ya,kita naik taksi aja,"usul Zaidan.

"Kelamaan,Zaidan,"bantah Dysa.

"Ya udah kita berangkat aja,"kata Zaidan sambil mendekati tubuh kecil Marsha,"tolong bantu aku."

Dysa menggangguk.Zaidan dan Dysa membopong Marsha sampai ke halaman rumah orang tua anak kecil yang ditinggal ibunya.

============== B (A) S ===============

Dysa dan Zaidan masih berada di depan ruang UGD.Terkadang,Dysa duduk dan kadang juga bangun dari tempat duduknya.Hal itu membuat Zaidan risih melihatnya.

"Nggak perlu cemas,Dys.Kan,sekarang udah ditangani dokter.Jadi duduk aja,"kata Zaidan menenangkan Dysa yang mondar mandir di depan ruang periksa.

Dysa pun mengangguk menuruti ucapan Zaidan.Akhirnya ia duduk di sebelah temannya.

Krieett bunyi decitan pintu ruang periksa.

Dengan sergap,Dysa dan Zaidan bangun dari tempat duduknya.

"Bagaimana keadaan pasien?"tanya Dysa pada dokter.

"Pasien hanya mengalami kecapaian saja.Mungkin,dia perlu istirahat yang cukup,"ucap dokter,"saya tinggal dulu."

Dokter itu meninggalkan Dysa dan Zaidan.Saat mendengar ucapan dokter,Dysa tersenyum lega.Kemudian ia bersama sahabatnya masuk ke ruang UGD untuk menemui sobat kecilnya.

Di dalam,tampak anak kecil yang lemas terbaring.Namun,bocah itu tidak sepucat tadi.Sekarang,ia sudah sadar.

"Marsha,kamu nggak papa.Kamu jangan kecapaian ya.Istirahat yang cukup,"nasihat Dysa seperti kakak overprotective tapi hubungannya dengan Marsha hanyalah sekadar tetangga.

"I...iya,mbak,"ujar Marsha lemas,"mama sama papa dimana?"

Dysa dan Zaidan hanya bisa saling pandang.Mereka bingung apa yang akan dikatakannya pada anak kecil yang terbaring lemas,pasti akan sedih,jelas sedih.

"Mama sama papa udah nggak sayang sama Marsha,"kata Marsha mulai terisak,"tadi aja mama pergi bawa koper.Papa dari tadi belom pulang dari kantor."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind (A) SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang