[1] REINA AGATHA

11 7 1
                                    

Namaku Reina Agatha tapi orang-orang biasa panggil aku Thata.
Hidup dengan keterbatasan ekonomu tidak membuatku patah semangat, justru itu yang membuatku termotivasi akan bagaimana caranya kita dapat hidup walaupun dengan pas-pasan.
Almarhum orang tuaku pernah bilang padaku, bahwa kehidupan ini tidak instan, tetapi melalu banyak proses yang harus dilalui, mau itu suka maupun duka, senang ataupun susah.

Hidup sebatang kara dengan ekonomi yang pas-pasan ditambah lagi dengan hutang yang ditinggalkan oleh almarhum orang tuaku yang jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit. Hutang itu digunakan untuk biaya kuliahku, walaupun aku mendapatkan beasiswa dikampusku tidak menutup kemungkinan kalau banyak kegiatan-kegiatan lainnya yang wajib diikuti mahasiswa-mahasiswi lainnya dan itu membutuhkan biaya yang cukup besar.

Dan untuk membayar semua hutang-hutang orang tuaku aku harus bekerja paruh waktu di salah satu Caffe di Jakarta, tidak jauh dari kampus dan tidak jauh juga dari tempat kos ku, strategis bukan.

"Ta, tolong antarkan ini kemeja nomor 8" pinta seorang gadis berambut ikal itu padaku

"Ok" ucapku sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman itu untuk pengunjung
Saat aku sedang jalan menuju meja nomor 8, aku tidak sengaja terpeleset dan makanan yang kubawa ikut terjatuh. Dan sialnya makanan itu jatuh ditubuh salah satu pengunjung

"Lo bisa jalan yang bener nggak sih, gara-gara lo jas gua jadi kotor kaya gini" bentak lelaki tersebut padaku

"Ma maaf pak saya tidak sengaja, biar saya ganti" ucapku dengan perasaan takut

"Maaf lo bilang, asal lo tahu jas yang gue pakai ini harganya mahal dan mustahil pelayan kaya lo mau ganti rugi ke gue" ujarnya seraya mengangkat daguku untuk menatapnya dan dihempaskannya dengan kasar setelah dia selesai berbicara

"Ada apa ini" tanya manajerku sambil menghampiri kami

"Kasih tahu sama pegawai lo, kalau dia nggak bisa kerja dengan benar nggak usah kerja sekalian" ucapnya sambil melenggang pergi meninggalkan Cafe

"Agatha kamu bisa kerja dengan benar nggak sih, kalau kamu kaya gini terus lebih baik kamu keluar dari tempat ini" geramnya dengan menunjukku dihadapan pegawai dan pengunjung lainnya

"Pak, saya mohon sama bapak, tolong jangan pecat saya, saya butuh pekerjaan ini. Saya janji kejadian ini nggak akan terjadi lagi" ucapku dengan bersujut dihadapan manajerku

"Baiklah, kamu saya kasih kesempatan kedua, tapi kalau kamu melakukan kesalahan lagi, mohon maaf saya tidak bisa membantu kamu lagi" ujarnya dan meninggalkan ku

"Hiks..hiks.." aku bersyukur karena pak Reyhan tidak jadi memecatku, jika aku kehilangan pekerjaanku ini bagaimana caranya aku bisa melunasi hutang almarhum orang tuaku

"Ta yang sabar ya" ucap salsa seraya mengusap punggungku

"Makasih ya sal" ucapku lemah dan dibalas dengan senyuman dan anggukan dari salsa

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang