❞I fell in love with the way you touched me without using your hand.❞-Anonim
"Kringgg..."
Suara bel yang dihasilkan menampilkan seorang pria dengan kemeja yang sudah tak serapi tadi pagi dan jas yang sudah tak berada di pundak nya saat membuka pintu sebuah cafe. Sontak membuat beberapa pengunjung yang berada didalam cafe melihat kearah pria yang sore itu tampak lebih menawan dengan penampilan khas pria yang baru menyelesaikan tugas kantor nya.
Tidak sedikit dari beberapa pengunjung wanita yang sedang asyik mengobrol disana, jadi mengabaikan perbincangan mereka sesaat untuk memperhatikan lekuk wajahnya yang tampan dipadukan dengan setelan yang saat itu ia kenakan.
Ya dia adalah Zahian Reynand seorang lelaki tampan, ramah, dan memiliki sifat yang sama seperti lelaki normal biasanya, ditambah pembawaan sikap nya yang dewasa menjadi nilai tambahan untuk menjadi alasan banyak wanita diluaran sana ingin berdampingan dengan nya.
Hanya saja kelakuan nya yang konyol ditambah otaknya yang hanya berkerja setengah membuat pepatah yang mengatakan "Tidak ada yang sempurna" memang benar adanya.
Seperti sudah biasa menjadi pusat perhatian dari para wanita, lelaki itu tak menghiraukan semua pandangan wanita yang berada di tempat itu memandang nya dengan tatapan mendamba. Karena hal seperti itu sudah menjadi suatu kebiasaan, tatapan mendamba, pujian yang ia dengar, bahkan ajakan untuk berkencan sekali lagi itu sudah biasa.
Mata tajam nya saat ini sedang bekerja lebih teliti dari biasanya berusaha mencari sesosok wanita yang menunggunya. Disudut ruangan dekat dengan jendela, disana wanita yang dicarinya itu duduk dengan segelas Ice Americano dan Cheese Cake.
Rey langsung melangkah kearah perempuan itu dengan senyum manis yang bisa membuat siapapun ingin menikmati senyum itu untuk dirinya seorang.
Muncul ide konyol ingin mengusili perempuan itu jika saja perempuan tersebut tidak menoleh kearahnya lebih dulu. Tampil lah wajah cantik khas wanita sumatra, matanya yang sedikit sipit dengan senyum manis menghiasi wajahnya.
Aileen syafa azarina, itulah namanya nama yang sangat cantik secantik wajahnya.
Tidak mau membuang waktu untuk dapat bertemu dengan wanita cantik itu, Rey yang diiringi senyum merekahnya berjalan kearah wanita tersebut.
"Udah lama nunggu nya? Maaf tadi tiba-tiba atasan ku nyuruh meninjau proyek yang lagi dipegang sama tim ku" sapa Rey sambil mengambil posisi duduk di depan Syafa.
"Ha.. Engga kok tenang aja, tadi juga sebelum kamu chat bilang bakal telat aku di temenin sama Gilang." Jawab Syafa dengan senyum diwajah cerianya.
"Oh.. Tadi ada Gilang? Gimana kabarnya? Baik? Terus kabar kalian langgeng-langgeng aja?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Rey di iringi wajah masamnya saat mendengar Syafa menyebut nama pacarnya yang sudah berjalan 3 tahun.
"Engga ada niatan mau ke aku aja fa?" Tanya Rey pada Syafa namun tak berani di ucapkan nya langsung.
"Alhadulliah baik rey, tadi aja abis di paksa belanja baju sama make up karna dia baru dapet bonus dari proyek yang di Medan kemarin." Jawab Syafa yang mebuat lawan bicaranya panas dingin mendengarnya rasanya Rey ingin mengajak Syafa pergi untuk membeli toko baju tersebut, atau sekalian mall nya.
"Kamu kek sama siapa aja nanyain Gilang gitu. kenapa kamu doain dia ga baik baik gitu?" Tanya syafa sewot.
'Amin... fa itu kau yang ngomong ya' jawab Rey lagi hanya dalam hatinya.
"Ya engga lah fa, ya kali aku doain gitu kan bisa bikin kamu sedih. Inget aku anti liat air mata wanita apalagi wanita yang aku cintai." Jawab Rey santai sambil mengangkat tangan menandakan kepada pelayan Cafe tersebut.
"Idihh kek udah punya wanita yang di cintai aja, siapa emang Rey? Akhirnya kamu ga jomblo lagi. hahahahaha" Balas Syafa dibarengi tawa kecil nya.
Tak ingin menjawab pertanyaan spontan dari Syafa, Rey hanya balas tertawa sambil mengacak kecil rambut Syafa.
❋❋❋
"Udah malem nih. aku anter pulang yuk."Ajak Rey saat baru kembali dari kamar kecil.
"Hm... bentar aku chat Gilang dulu, soalnya tadi dia bilang mau sekalian jemput abis meeting sama klien nya di deket daerah sini." Jawab Syafa sambil mengeluarkan ponsel nya dari dalam tas dan mengetikkan pesan untuk dikirim kepada Gilang.
"Kek apa aja fa, sama aku juga bukan cowo lain masa masih mintak jemput sama pacar kamu."Sewot Rey saat Syafa menolak ajakan nya.
"ih... bukan nolak dudul, ini aku pastiin dulu Gilang jadi jemput apa engga. Nanti kasian pacarku udah sampe sini malah sku udah pilang duluan."Jelas Syafa yang menjelaskan hal tersebut tanpa memandang ke arah Rey.
Lama Rey menunggu Syafa berbalas pesan dengan Gilang hanya untuk perkara jemput dan dijemput, oh Come On apa segitu penting nya masalah itu bagi sepasang kekasih yang tidak berada di satu tempat.
Entah apa yang dipikirkan oleh Rey saat dengan sadarnya mengarahkan kamera ponsel ke Syafa yang sedang asik sambil tersenyum di sebrang kursi nya. Kadang ada rasa ingin memberitahukan ke Syafa sebanyak apa foto dirinya yang tidak ia ketahui berada didalam album tersembunyi di ponsel Rey.
Sudah kebiasaan kalo kata sahabat Rey yang melihat album itu di ponsel Rey.
"Yuk... Rey aku jadi sama kamu aja si gilang masih lama meeting nya."seru Syafa memecah lamunan Rey yang memandang hasil bidikan nya beberapa menit yang lalu.
"Ha.. oh oke oke yuk yuk."jawab Rey cengo saat Syafa sudah berdiri sambil memandang nya aneh.
"Ngapain kamu senyam-senyum kek gak waras gitu, oh iya otaknya udah di jual sebelah ya, hahahaha"sindir Syafa
"Dih dih apaan yaudah yuk entar keburu makin malem." Ajak Rey gugup takut tertangkap basah dengan apa yang dia lakukan barusan.
"Sekedar diam-diam mengambil foto mu saat raga yang terang-terangan ini belum bisa mengambil hati mu, bukan dosa kah?"
❋❋❋
Bersambung...
Vote jangan sampai ketinggalan ya... biar tambah semangat uy nulisnya,
salam uwu dari masa depan jodoh ku yang belom kelihatan ✍

KAMU SEDANG MEMBACA
Heather
Romance❞She's got you mesmerized while I die ❞ ❞Wish I were Heather ❞ Sepenggal lirik dengan berbagai makna yang bercabang diatara kalimat tersebut. Hal yang sama juga dirasakan oleh Zahian Reynand. Rey menyesal telah menjadi jalan pembuka hubungan wanita...