4

400 43 5
                                    

Di kelas 12 IPA 1, hanya ada beberapa orang yang memakan bekal makanan dan lainnya bermain game. Hanya tas yang masing-masing menempati tempat duduk. Soobin sedikit malu untuk memulai percakapan, jadi ia memutuskan untuk mengetuk pintu saja.

"Amboyy, gantengnya Soobin ini, cari apa dek?" Seorang lelaki dengan gaya mentelnya berteriak dari bangku tengah. Soobin cukup terkenal karena berhasil menyabet juara Fisika tingkat nasional dan terpilih sebagai utusan se-asia tenggara, walau tidak juara, ia cukup membanggakan. Jadi, bukan tanda tanya besar mengapa ada banyak orang yang mengenal Soobin si pemalu.

Soobin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Itu bang, nyari—"

"Ett, ett, ett, ettt! Panggil kakak, aku ga suka dipanggil abang!" selanya. 5 orang temen perempuannya cekikikan melihat wajah terpelongo Soobin. Bibir merahnya yang kecil membuat gemas.

"E-iya. Jadi kak, aku mau nyari ketua club bahasa inggris. Mau nyerahin karya ilmiah temenku," terang Soobin mengenai tujuan kedatangannya.

Perkumpulan perempuan dengan satu laki-laki di tengah itu celingukan mencari seseorang. Soobin menarik kesimpulan, tidak satupun diantara mereka yang ketua club bahasa. Lagipula, dapat dipastikan ketua club bahasa lagi tidak disini.

"Dia lagi engga di kelas, tapi biasanya sebelum les sekolah dimulai, dia ada di perpustakaan. Tepatnya, deretan puisi. Coba cari disana," ujar seorang perempuan yang sepertinya kenal dekat dengan 'ketua club bahasa' itu.

Soobin mengangguk, berterimakasih, lalu undur diri menuju perpustakaan. Ia melihat karya ilmiah tebal digenggamannya, tak habis pikir Beomgyu begitu niat mengerjakan ini. Akhir-akhir ini, Beomgyu memang sulit dijumpai. Biasanya, kalau diajak nongkrong ke taman atau café dia pasti langsung iya. 2 minggu ini, dia menolak mentah-mentah dan memilih tetap di rumah.

Memang sih, hadiahnya untuk juara 1 adalah 40 juta. Dan juara harapan 3 adalah 7,5 juta. Beomgyu pasti mengejar uang itu untuk membelikan hadiah anniversary kepada Taehyun kesayangannya. Bucin.

"Mau cari buku apa?" tanya seorang penjaga perpustakaan yang masih muda.

"Ah, mau cari ketu— eh? Maksudnya, deretan buku puisi," ujarnya.

"Dari sini sebelah kanan di lorong ketiga ya," ujar penjaga perpustakaan itu ramah. Soobin mengangguk berterimakasih lalu menuju lorong tersebut.

Ia melihat seseorang dari balik buku-buku, mungkin itu adalah ketua club bahasa inggris. Dia berjalan pelan, menatap punggung lelaki di hadapannya. Jujur, dia kaget. Bidadara. Yang. Di. Taman. Membaca. Buku. Puisi.

"Per-mi-mi-si!" seru Soobin gugup. Lelaki tersebut menoleh menghadap Soobin.

Kacamata bulat itu tidak berhasil membohongi mata Soobin yang sudah memasukkan wajah Daniel ke ingatan selamanya. Ia tersenyum lebar lalu mencubit pipi lelaki tersebut.

"Daniel kan?!" pekik Soobin.

Lelaki dihadapannya terpelongo lalu membekap mulut Soobin, "Siapa kau?! Si-si-siapa Daniel?"

Soobin mengerutkan keningnya, dibacanya nama 'Park Yeonjun' di badge nama lelaki itu. Soobin lalu menjauh, melepas tangan Yeonjun dari mulutnya. Dipandanginya wajah  itu. Ia tidak salah mengenali wajah itu. Matanya memang sedikit lebih kecil dan berwarna hitam kecoklatan.

"Ta-tapi, kau Daniel, kan?!" tanya Soobin.

"Aku Yeonjun! Kau mengangguku. Minggir!"

Yeonjun berjalan menyingkirkan Soobin walau sedikit sulit dengan badan sebesar itu. Soobin memandang Yeonjun kebingungan. Astaga, dia benar-benar sama. Apakah mereka kembar? Marga mereka juga sama. Soobin menatap tangannya yang menggenggam karya ilmiah Beomgyu.

Ah, dia lupa bertanya.

Soobin kembali ke kelas XII IPA 1, ia tidak menjumpai Ketua club bahasa inggris itu di manapun setelah perpustakaan. Penjaga perpustakaan berkata Yeonjun adalah ketua club bahasa inggris. Ini memudahkan Soobin  untuk mencari Yeonjun Hyung di kelas.

"Aigoo! Soobin~ Ini Yeonjun Hyung, ketua club bahasa inggris yang kamu cari! Sudah bertemu belum?" teriak kakak laki-laki yang mentel tadi setelah Soobin melongokan kepalanya ke dalam kelas. Soobin menggeleng.

Yeonjun yang berada dalam netra Soobin menatap Soobin balik. Yeonjun menghela nafas melanjutkan kembali bacaannya. Soobin memberanikan diri untuk berbicara, "Yeonjun hyung, aku mau menyerahkan karya ilmiah bahasa inggris."

Yeonjun menoleh, ia mengusap pelan kepalanya hingga akhirnya memutuskan untuk memanggil Soobin datang ke hadapannya. Soobin tersenyum dengan kiyowo sambil berjalan dan tetap menetapkan atensinya pada Yeonjun.

Soobin duduk di hadapan Yeonjun. Menduduki kursi di depannya. Saat ini, sifat pemalunya hilang. Dia ingin memandang Yeonjun dan menetapkan semua fokusnya pada lelaki dihadapannya. Eh? Bidadara.

"Ini, Karya ilmiah Beomgyu. Temanku." Soobin meletakkan karya ilmiah yang sedari tadi ia bawa kemanapun.

Yeonjun mengangguk lalu menyuruh Soobin pergi. Bukannya pergi, ia memandang lekat Yeonjun dan mendekatkan wajahnya. "Daniel Park. Kenapa kau menghindar?" tanya Soobin membuat Yeonjun tercekat. Yeonjun lalu menghela nafas dan kembali mengacuhkan Soobin.

"Ah ya, kurasa kau menghilangkan ini?" tanya Soobin mengangkat lengannya, menggulung kemeja seragam putihnya. Jam tangan hitam dengan sebuah gelang bertuliskan YJP di sebelahnya.

Baru, Yeonjun membulatkan matanya, ia buru-buru menarik Soobin pergi dari tempat itu. Soobin hanya tersenyum senang melihat genggaman tangan Yeonjun. Ini seperti malam itu, bedanya hanya pada gaya pakaian Yeonjun.

Mereka sampai di daerah kelas 10 yang terletak di ujung sekolah. Yeonjun duduk di bawah satu pohon besar. Ia menatap Soobin yang menjulang tinggi di hadapannya dengan tatapan galak.

"Duduk!" perintahnya yang dituruti oleh Soobin dengan senang.

"Mengapa gelang itu ada padamu? Kembalikan!"

"Engga mau sebelum Dani— atau Yeonjun? Bercerita kenapa kau berpura-pura tidak mengenaliku."

"Namamu siapa? Kim Soobin kan? Dengar! Jangan berusaha mengenaliku di lingkungan sekolah. Aku tidak suka. Aku ingin sendiri, di sekolah ini. Jadi tolong, demi apa—"

"Kenapa?" sela Soobin.

"As-ta-ga! Soobin, aku hanya tidak ingin. Aku tidak mau menimbulkan masalah, aku hanya ingin sendiri. Aku mohon," jelas Yeonjun meminta pengertian.

"Aku akan menemuimu sepulang les. Tunggu aku, ya?" ujar Soobin meninggalkan Yeonjun. Ia tidak mengindahkan permintaan Yeonjun. Baru kali ini dia menginginkan sesuatu begitu sangat. Hanya Yeonjun yang dia inginkan. Jadi, jika Yeonjun memintanya untuk menjauhi maka itu bukan permintaan yang bisa ia turuti.

Maaf ini uda tanggal brapa ya?
Hehe, maaf yang baca tapi aku gantungin :( walaupun gada yang merasa begitu.
Eh iya, aku mau bilang tolong bantu TXT di idolpick dong! Masa di urutan nomor 2 sih mreka😭
Salam cintaku!💙💛

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Tutor [TXT X SooYeon] Soojun || YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang