8 November 2xxx.
Lampu belajar berwarna putih yang berada tepat di atas meja belajar menyala terang. Seorang lelaki berambut hitam legam yang kontras dengan warna kulitnya yang putih menggoreskan tinta pulpen secara rapi membentuk tulisan latin yang sangat indah.
Di atas tulisan itu, ada gambar kucing yang diberi warna abu dan menurutnya sangat mirip dengan calon kekasihnya. Ia lama memandang kucing itu setelah dibawahnya selesai menulis 'Cütey Yeonjun'.
Dia bahkan tidak pernah terpikir untuk menyukai seseorang apalagi orang tersebut memiliki gender yang sama dengan dirinya. Goals untuk menyukai seseorang saat dia sudah mulai bekerja hancur begitu saja, setelah melihat kakak kelasnya yang menjabat sebagai ketua klub bahasa di sekolah malah bermain Skateboard dengan sangat ahli dan terlihat sangat cool.
Di tengah lamunannya mamanya berteriak, "Biniee! Kakak kelasmu sudah datang!"
Soobin terlonjak kaget. Ia buru-buru menutup buku notes yang penuh dengan gambar Yeonjunnya.
He? Sudah milikmu?😏
"Ma! Jangan panggil aku Binie jika temanku datang!" teriaknya di sela-sela kesibukannya mencari buku catatan bahasa inggrisnya yang digunakan untuk belajar bersama Tutor Inggrisnya. Yeonjun.
Tok...tok...
"Bentar Hyung! In- oke. Masuk Hyung!" perintah Soobin. Pintu kamarnya terbuka menampilkan Yeonjun dengan lens abu-abunya dan terlihat sangat manis dengan bibir memerah.
Yeonjun menutup pintu kamar Soobin. Ia menggeleng lalu berkacak pinggang, "Biniee! Pakai celanamu! Tutormu tidak tertarik dengan milikmu!" perintah Yeonjun menirukan gaya seorang ibu yang rempong.
Soobin melihat ke bawah, ia hanya mengenakan boxer bergaris-garis biru hitam. Ia tersenyum canggung lalu berlari menuju lemari slide-nya. Ia mengambil celana panjang tidur bergaris-garis lalu menarik ke atas melingkari pinggangnya.
"Ckckckckck, duduk situ!" perintah Yeonjun menunjuk bantal di hadapannya. Soobin duduk sambil meletakkan buku catatan dan kotak pensilnya.
"Pen?" tanya Yeonjun yang langsung disahuti Soobin dengan mengangkat pulpen my-gel. "Notebook?" tanya Yeonjun yang sekali lagi disahuti dengan peletakkan notebook biru muda. "Dictionary?" kamus segera diangkat oleh Soobin keatas meja putih rendah dihadapannya.
"Oke, we'll start our lesson today. What's your topic in school?" tanya Yeonjun dengan wajah datarnya. Ia membolak-balikkan catatan Soobin.
"Engg... Itu, ya-"
"In english please."
"Ah ya hyung, anal- analytical exposi- sition hyung," jawab Soobin canggung. Ia sudah lupa dengan materi Inggrisnya tadi pagi.
"Do you understand about that topic?" tanya Yeonjun lagi. Kini, matanya tepat menatap Soobin.
Soobin menggaruk tengkuknya lalu menggelengkan kepalanya. Ia menyengir manis yang membuat wajahnya menjadi semakin cerah mengalahkan bintang di malam ini.
Yeonjun mengangguk lalu membuka buku Soobin dan memberikannya pada remaja berkulit putih itu. "Well, we'll study about it and then we continue to Tenses. First of all..."
Soobin hanya menatap wajah lelaki tampan di depannya. Ia tidak peduli dengan materi yang ia pelajari. Yeonjun belum pernah mengeluh karena Soobin tidak bisa bahasa inggris. Jadi, ia memiliki kesimpulan semakin ia tidak mengerti, maka semakin lama pula Yeonjun akan menjelaskan dan kemudian, ia akan mengantar lelaki itu pulang ke rumahnya. Bertemu dengan calon mertuanya lalu kembali pulang.
Prolog gaes!
Gimana? Lanjut ga nih?
I love TxT and Youngone~😘😘🤗🤗Edit: Youngone is not our fandom name again. I have no idea to change it because i already loved Youngone :"