"Mana!"
"Aduh, Sa... Sabar dong.."
"Kalo aku dimarahin sama dia gimana, Jaaa:(("
"Ga bakalan, kan anak kesayangan..."
"Lebay lu!"
"Udah yuk, cari bareng aja"
"Males aku paling juga dibiarin aja hasil kita"
"Setidaknya udah usaha"
"Ke kantin, yuk! Laper nih"
"Ayok!"
----------bel tanda masuk bunyi----------
"Haduh, disini aja lah, udah pewe nih, mager juga"
"Mau telat lu?"
"Yaudah"
Keduanya masuk ke dalam kelas, mendapati seseorang sedang duduk di kursi guru.
"Siapa ya ja?"
"Itu loh, guru baru kita"
"Pantes, ga pernah ketemu, lumayan juga hahahahha"
"Sssttt, hayuk masuk, udah diliatin tuh"
--------------masuk ke dalam kelas---------------
"Assalamualaikum, Pak. Maaf kami telat, tadi habis ada urusan?", celotehku tiba-tiba
"Waalaikumsalam, Siapa kamu?", tanyanya.
"Shania, Pak.", jawabku dengan nada agak sedikit bergetar.
Entah kenapa tatapannya begitu tajam.
Aneh (kataku dalam hati)
"Eeeee, saya ijin masuk ya, Pak"
"Loh, kamu itu gimana? Ini apa kalo bukan masuk, kamu itu dimana?"
"Maaf pak, ijinin saya ya?"
"Buat apa?", tatapannya kembali tajam.
Haduuuh, Jani kenapa diem aja sih lu, bantuin napa
Aku berusaha bisa menahan amarahku saat itu, entah mengapa aku rasa guru baru ini mulai bikin suasana kelas jadi panas.
"Saya kan siswa sini pak, jadi boleh ya ijinin saya duduk sama temen saya."
"Buat apa ijin? Duduk tinggal duduk"
Tatapannya kembali ke depan, seolah tidak ada apa-apa di sekitarnya. Tidak memperdulikan apapun.
Astagfirullah, sabarkan hati hamba Ya Allah..
Hari pertama tahun ajaran baru, siswa-siswi SMA Nusantara mempersiapkan dirinya sebaik mungkin.
Mengapa?
Karena, ditahun ini usaha mereka mulai menentukan masa depan mereka, tidak boleh gegabah, apalagi menjalani hari dengan penuh emosi, aduh nggak banget deh.
Berbeda dengan Shania, siswi kelas XI MIPA 1 sekolah tersebut sangat santai. Dia bisa dikatakan sebagai salah satu murid berprestasi dan pintar dalam segala hal. Tapi ia kurang memanfaatkannya, karena berbagai alasan.
Berbagai gelar diraihnya, beberapa organisasi baik di dalam maupun di luar sekolah ia ikuti.
Katanya, "Mau nyari ilmu yang gak kalian semua dapetin di kelas biasa, kelas yang aku ikutin istimewa. Gak semua orang bisa masuk, pake seleksi dulu. Ayooo gabung semua, mau kaya aku? Jangan lupa ikuti aku, yang baik-baik aja yaa"
Begitu, promosinya kepada teman sekelasnya saat ada Recruitment anggota baru di salah satu organisasinya.
Orang tuanya sudah memperingati agar jangan terlalu banyak kegiatan di luar sekolah, nanti berpengaruh pada nilai Shania. Tetapi, anak yang biasa disapa Sa itu mengabaikannya. Pikirnya, kapan lagi manfaatin masa muda ini, lagipula ini hal yang positif.
myafsana
15 Mei 2019Suasana sepi, karena hampir waktu buka puasa. Dan juga hampir waktunya PAT, tapi gara-gara tangan greget banget, jadi nulis aja. Hehe :)
Baru bab 1, masih belajar. Coba-coba aja gitu, pengin hal yang bisa aku abadikan gitu. Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan ya teman..
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare Teacher
Teen FictionMulai : 15 Mei 2019 "Buodo amaat sama itu orang" "Sayang juga" "Bodoooo 😫"