02 - Dasar Orang Aneh

11 1 0
                                    

Seminggu yang lalu, sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, ada satu acara sekolah yang tujuannya untuk menghibur semua warga sekolah.

Di kesempatan itu, Shania dipilih sebagai pembaca puisi dengan tema guru.

"Eh, Shan, udah mau maju tuh, doa dulu, keliatan banget gugupnya deh.", Chika teman satu organisasinya menyarankan seperti itu.

Chika memang dikenal sebagai orang yang suka menasehati orang lain, dengan kata-kata yang enak didengar dan juga penuh saran.

"Aduh, iya nih deg degan banget. Aku takut kalo gagal di depan.."

"Optimis, say"

"Siap!"

Manusia Purba        : Semangat, Ra! Ayo tunjukin kalo kamu bisa.
10:23 WIB Read

Shania Azzahra       : Siap, Mas.  Doakan ya!
10:25 WIB Read


Manusia Purba       : Ok deh, siap. Apa sih yang ngga buat kamu, Ra..
10:25 WIB

Manusia Purba      : Eh, lusa aku mau pulang. Kamu mau titip apa? Biar aku beliin..
10:26 WIB

"Ya, kita panggil Shania Azzahra dari kelas XI MIPA 1, beri tepuk tangan yang gemuruh untuknya"

Suara tepukan tangan sangat meriah terdengar dari belakang panggung, terlihat Shania dengan tangan yang terus bergerak.

Suara lantunan instrumen musik menggema memenuhi seluruh aula, semua penonton hening, menyaksikan betapa dahsyatnya penampilan gadis 17 tahun itu.

Dimulainya membaca dengan menghayati,
Kata demi kata.
Frasa demi frasa.
Bait demi bait.
Agar apa?
Semua bisa merenunginya.

Puisi

Karya Shania Azzahra
Dalam sajaknya,

"Guruku, Hidupku"

Guruku, kau tahu?
Apa artinya aku tanpa kehadiranmu.
Apa artinya aku tanpa kasih sayangmu.
Apa artinya aku tanpa kesabaran dan ketulusanmu.

Dikala ku dahaga akan ilmu,
kau hilangkan dahagaku.
Kau penuhi memoriku,
dengan sejuta wawasan darimu.

Engkau adalah cermin bagiku.
Engkau adalah hidupku.
Engkau bagai lentera,
menerangi banyak umat dengan satu tujuan, agar mereka sejahtera.

Tanpamu, aku laksana daun.
Hanyut!
Hanyut, dalam aliran sungai yang berliku.

Tanpamu, aku bagaikan air.
Terombang-ambing!
Entah kemana ia pergi, hanya arus yang diikuti.

Engkau,
Engkau sosok yang tanpa mengenal lelah..
Sosok yang tegap dan tegas,
walau kening dan pipimu,
sudah mulai memancarkan kekusutan dari raut wajahmu.

Wahai, guruku, hidupku.
Kau telah memberi warna pelangi dalam kehidupanku.
Warna yang telah berkumpul menjadi satu kepaduan.
Kesempurnaan yang engkau berikan untuk bekal kami.

Guruku, hidupku..
Maafkan kami..
Maafkan kami yang telah berbuat salah kepada kalian.
Dari hal yang sekecil debu sampai yang terlihat dengan mata kasar.

Tak banyak serumpun doa yang kami panjatkan.
Semoga kalian tetapbsabar dalam membina dan mendidik kami.

Kami sayang kalian, guruku, hidupku..

*******

Suara tepukan yang meriah menggema sampai penjuru ruangan.

Terlihat, Shania dengan tegap berdiri di depa mengucapkan terima kasih pada para penonton. Dan tak lupa melibatkan senyumnya yang begitu manis. Membuat siapa saja tentram melihatnya.

"Waaaaa, bintang baru kita!!", ucap Tuti salah satu teman kelasnya.

Dengan santai, Shania hanya menjawab.
"Berlebihan kamu, Tut."

"Adoh, ni bocah udah deh ah jangan buat kita mewek sama tulisan lu lagi deh, ga suka gue.", kata salah seorang yang dikenal baru pindah dari Jakarta, namanya Putra.

"Ini juga nih Put, sama aja kamu kaya Tuti. Berlebihan.
Oh ya makasih ya dukungan kalian, aku jadi optimis tampil tadi, hehe."

"Bukan berlebihan, Shania kesayangannya bapak matematika. Ini bentuk apresiasi kita ke kamu say."

"Siap, deh. Makasih yaa :)"

"Oh iya, makan-makan di kantin kuy! Gue yang bayarin, sebulan lagi ultah nih, mumpung ada duit!", celoteh Putra dengan nada songongnya yang khas.

"Eh, btw Tuti tadi ngomong apa? Ga mau ya aku kamu ngomong gitu lagi, kalo orangnya denger gimana? Ga baik tau", ucap Shania kembali teringat dengan perkataan Tuti.

"iye iyeee"

**********

"Ya ampun, ini kantin apa pasar, rame bener."

"Aku cari tempat duduk buat kalian dulu ya"

"Eh, tut, cariin buat aku ya. Di sebelahmu pokoknya. Aku mau ke kelas dulu ambil minum dari Ibu."

"Siap, cantiik"

***********

Aku diam-diam suka kamu...
Ku coba mendekat
Ku coba mendekati hatimu
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah
Seandainya aku bisa
Memilikimu...

Tak sadar, ketika bersenandung Shania menabrak seseorang dengan postur tubuh tegap, tinggi, dan tercium aroma khas dari tubuhnya.

"Dasar, remaja lagi jatuh cinta."

"Ma, ma, Maaf pak, saya ga sengaja nabrak. Beneran deh", ucap Shania sambil menunjukkan jari membentuk angka dua.

Balasan dari jawaban Shania apa nih?

Hah? Ga ada? Dia ga bales apa apa jawabanku tadi? Buset dah bener-bener orang aneh.

Orang aneh itu masih memainkan ponselnya.

"Pak, bapak ga papa kan tadi habis jatuh?"

"Ga papa"

"Ya udah saya duluan ya, Pak."

-------

Sepersekian detik kemudiaan...

"Shania..."

Kemudian, gadis itu menoleh ke belakang dan mengangat kedua alisnya sambil berkata, "Ya?"

"Puisinya bagus tadi, saya kagum sama kamu."

"Euuum, makasih Pak. Sa, saya duluan ya, Pak"

Dia hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan bermain ponsel.

Dasar orang aneh, gumam Shania.

myafasana
17 Mei 2019

Nightmare Teacher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang