Udah dpt THR update ah :)
Aku up, jangan kangen say, kangen itu berat, biar Dilan saja. BabyBeexh
Ibu pernah bilang padaku, bahwa kita harus merelakan sesuatu yang telah pergi. Beliau mengatakannya saat aku menangisi meninggalnya Kakek Noh––ayah dari ibu––sewaktu kecil. Sebagai pasangan cucu dan grandparent, aku lebih dekat dengan Kakek Noh ketimbang Nenek Ryu.
Namun, apakah itu berlaku untuk seseorang yang pergi tetapi kembali?
Saat ini aku meletakkan kepalaku di meja rias. Aku baru bangun tidur dan masih mengenakan dress semalam. Riasan di wajahku mulai memudar, terlebih maskara yang meleber ke pipi. Dengan rambut kusut menjuntai sepinggang hingga membuatku terlihat seperti kuntilanak jadi-jadian.
Kusentuh dahiku yang terasa lebih hangat dari biasanya. Ah, tidak, ini lebih dari kata hangat. Termometer yang terhimpit kedua belah bibirku berhenti di satu angka setelah beberapa menit didiamkan. 38° celcius.
Bagus. Sekarang aku demam.
Aku mengangkat kepalaku yang terasa berat bak dilapisi helm baja berbobot ratusan kilogram. Badanku lemas seperti orang yang tidak makan selama berhari-hari saat aku berjalan menuju ruang pakaian. Syukurlah dengan langkah tertatih serta tangan yang bertumpu pada benda-benda sekitar aku dapat meraih sepasang piyama berwarna biru tua.
Usai mengganti pakaianku––sambil berjongkok––aku menelpon Seo Kangjoon agar menyampaikan tugas untuk beberapa kelas yang kuajar hari ini. Kondisiku sekarang tak memungkinkan untuk mengajar, dan aku bukan tipe orang yang memaksa melampaui batas kemampuan diri sendiri.
Perut bagian atasku sekarang sakit dan mual secara bersamaan. Seperti ada yang menekannya ke bawah dengan kuat. Bahkan aku harus merayap ke tempat tidur layaknya cicak-cicak di dinding karena sakitnya.
Baru ketika aku hendak menelpon dokter, Hyeji masuk ke dalam kamar dan sedikit membuat guncangan di tempat tidur. "Eonni? Gwenchanha?"
"Kurang enak badan," aku menyerahkan ponselku padanya, "tolong telponkan dokter."
Gadis itu mengangguk. Sedikit menjauh dariku saat ia mencoba menelpon dokter. Aku memejamkan mata yang kelopaknya mulai memberat. Apa yang tubuhku rasakan campur aduk sekarang. Aku tidak bisa menjelaskannya secara rinci.
Kurasa tidur sebentar akan membantu.
•••
Kerlip bintang menghias langit. Angin malam menerpa rambutku yang entah kenapa tiba-tiba panjangnya menjadi sebatas bahu. Dan aku tidak ingat kalau aku punya hoodie crop hitam bertuliskan "Blackpink" dan rok putih lipit-lipit. Dan––hey, sejak kapan aku memegang permen kapas ini? Kuharap aku tidak sempat memakannya karena aku suka lupa gosok gigi pada malam hari.
Lantas badanku berbalik ke belakang ketika radarku mengangkap suara yang identik dengan komedi putar. Kuda-kuda poni itu berputar tanpa wisatawan yang menunggangi punggung mereka. Pemandangan itu membuat bulu kudukku berdiri, sial! Di sini sepi sekali.
Bianglala, roller coaster, dan wahana lainnya nampak diam di tempat. Tidak ada satupun orang seliweran disini––seolah hanya aku yang berada di taman bermain ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE DISCORD [MYG]
FanfictionKarena sebuah perjanjian konyol dalam bisnis keluarga, Park Jina menelan pahit kehidupan ketika dijodohkan dengan Min Yoongi. Hubungan keduanya tidak pernah akur meskipun hampir dua tahun menjalani masa perkenalan. Hingga, ketika Yoongi mulai menu...