Bomin menyedot ice latte-nya sambil melirik ke kanan dan kiri.
Dia sedang tidak di Cafe, melainkan sedang berada di sebuah restoran di dalam mall. Awalnya dia pergi bersama Hyunjoon, namun Hyunjoon pulang lebih dulu karena ada urusan negara, katanya.
Bomin mengetuk-ngetukkan mejanya pelan sambil kembali melihat ke arah sekitar.
Deg.
Bomin spontan memalingkan pandangannya ketika dia melihat Naeun berada tepat di meja di belakangnya.
Ia mengusap-usap tengkuknya, berharap Naeun tidak...
"Bomin!"
Sial. Kenapa Naeun harus melihatnya.
Bomin pura-pura tidak dengar, sampai akhirnya Naeun duduk di kursi di hadapan Bomin.
"Bomin? Sendiri aja?" Bomin hanya mengangguk pelan.
"Gabung, yuk. Disana ada temanku, kita cuma berdua saja, sih."
"Sebentar lagi aku sudah mau pulang. Maaf." Balas Bomin dingin.
Naeun tersenyum simpul. "Ya sudah, aku mau ngobrol denganmu disini, sampai kamu benar-benar sudah mau pulang."
Bomin menelan ludahnya. Seperti biasa, gadis itu akan selalu bersikeras untuk melakukan apa yang dia mau.
"Um, temanmu bagaimana? Ditinggal sendiri begitu." Tanya Bomin.
"Santai saja. Aku juga sudah bilang padanya tadi kalau aku akan ngobrol sebentar denganmu."
"Oh iya, Bomin, boleh aku minta nomor ponselmu? Kalau misalkan aku mau janjian denganmu di Cafe, atau untuk sesuatu yang lain."
Bomin berpikir sejenak. Lagi-lagi, ia bertanya-tanya kenapa gadis ini bisa sebegitu terbukanya, tanpa ada gengsi sedikitpun.
Akhirnya, Bomin mengangguk dan memberikan nomor ponselnya pada Naeun.
Hah, mereka baru bertukar nomor ponsel, bukan bertukar perasaan. Jangan pikirkan hal-hal yang jauh dulu.
"Oh iya, temanmu itu.. siapa namanya?" Bomin berusaha mencari topik.
"Dia? Dia Yongha." Jawab Naeun.
"Yongha?"
"Yoo Yongha. Dia sahabatku di kampus. Kita bertemu saat ospek. Yah, memang tidak sekelas, tapi aku benar-benar dekat dengannya."
Bomin merasa seperti sesuatu sedang menusuk dadanya, dan dia tidak tau apa itu.
Bomin langsung menoleh ke arah belakang dan melihat seorang laki-laki dengan kaus putih dan ripped jeans hitam tengah memainkan ponsel.Bomin kembali menghadap ke arah Naeun.
"Dia sangat baik dan peduli denganku. Orangnya pintar walaupun kadang-kadang agak protektif. Tapi dia juga sangat menyenangkan dan konyol. Ah, dia lucu sekali." Lanjut Naeun sambil tertawa kecil.Itu artinya dia menyukaimu, bodoh. Batin Bomin.
"Ung.. Aku pulang dulu ya. Sepertinya sudah senja." Ucap Bomin yang kemudian langsung pergi meninggalkan restoran itu dan segera keluar dari mall.
Saat sampai di tempat parkir, Bomin menghela nafas panjang.
"Aku... kenapa?" Gumam Bomin sebelum memakai helm dan menyalakan mesin motornya.
✧
Hayolo
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔 𝗖𝗨𝗣 𝗢𝗙 𝗖𝗢𝗙𝗙𝗘𝗘 [✓]
Fanfiction夜。ㅤㅤthe love seeds sprout ㅤㅤㅤㅤ from the coffee shop. 𝐟𝐭. 𝐛𝐨𝐦𝐢𝐧, 𝐧𝐚𝐞𝐮𝐧 © savorymoonlight, 2019