o

686 81 27
                                    

Taman kota rasanya tidak seramai hari-hari sebelumnya. Hari ini sepi, mungkin karena hari sudah semakin sore.

Seorang laki-laki bertubuh tinggi itu menaruh tasnya di bangku taman, kemudian berjalan mendekati danau. Dia sedang menunggu sesorang datang.

Dia menatap air danau dalam-dalam, me-refresh otaknya yang sedang kacau. Perasaan bahagia dan gelisah bercampur aduk, seperti kopi dan gula yang dia bikin setiap hari di tempatnya bekerja.


"Bomin!" Seorang gadis memanggilnya. Laki-laki itu menoleh dan tersenyum. Pujaan hatinya telah datang.

"Sudah lama?" Tanya gadis itu, Naeun.

"Tidak. Baru sekitar tiga menit."

"Um, apa yang perlu dibahas?"

Bomin mengubah posisinya menghadap ke arah Naeun. "Aku tidak tau apa ini terlalu cepat atau tidak."

Naeun mendongakkan kepalanya ketika Bomin mendekatinya. "Naeun, aku tau kamu memiliki rasa pada laki-laki itu. Orang yang kutemui di restoran beberapa minggu yang lalu."

"Terus?" Tanya Naeun.

"Tapi, aku selalu mencoba membuang pikiran itu. Kalau aku lihat sikapmu padaku, aku pikir kamu juga ada rasa padaku. Mungkin memang terdengar kalau aku terlalu percaya diri, tapi.."

"Itu benar." Potong Naeun tegas.

"Hah?"

"Itu benar. Aku ada rasa denganmu, itu benar. Aku tidak pernah menyangkalnya." Bomin agak terkejut, namun senang juga.

"Kalau begitu, um..."

"Bomin, aku tau kemana arah pembicaraan ini. Aku tau tujuanmu mengajakku kesini. Aku tau apa yang akan kau bilang setelah ini. Tapi maaf.." Naeun menunduk.

"Maaf?"

"Dalam waktu seminggu ini, aku mencoba untuk menghilangkan perasaanku padamu."

"Kenapa?"

"Aku..." Naeun memotong ucapannya sebentar.

























"Aku memilih untuk menyukai Yongha." Bomin kaget.

"Maaf.." Naeun masih menunduk.

"Aku memilihnya karena aku jauh lebih mengenalnya. Lagipula, tiga bulan lagi kamu sudah ujian kan? Fokuslah ke sana. Jangan pikirkan soal asmara dulu." Bomin masih terdiam. Harusnya, dia membenarkan kata-kata Xiao minggu lalu.

"Ah, kamu benar. Maaf membuatmu tidak enak karena menolakku. Aku harap kita tidak akan awkward setelah ini." Ucap Bomin sambil tersenyum manis. Naeun juga menyunggingkan senyum.

"Ohya, terimakasih telah mengantarku pulang saat itu."

"Sama-sama."

"Bomin, jangan terlalu bersedih. Mungkin memang bukan aku gadis yang kamu cari." Bomin hanya mengangguk pelan.

"Um, sudah petang. Aku harus ke Cafe sekarang."

"Baiklah." Balas Naeun. Bomin pun berjalan ke arah bangku taman dan mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Naeun di pinggir danau.

"Bomin!" Bomin menoleh.

"Terimakasih telah menyukaiku!" Ucap Naeun sebelum melambaikan tangannya. Bomin tersenyum dan melambaikan tangannya juga.

Naeun masih menatap ke tubuh Bomin yang makin menjauh.







"Maaf..." gumam Naeun yang kemudian ikut meninggalkan taman kota, tempat mereka berpisah setelah menyatakan cinta.


Tamat-!


Garing bgt ya endingnya? Haha. Maaf kalau endingnya ga cukup menampar kalian, gue bukan penulis pro, gue masih amatir :(


Yauda pokoknya, makasi buat yang udah baca, vote, komen-!
See u on my next story ;)

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝗔 𝗖𝗨𝗣 𝗢𝗙 𝗖𝗢𝗙𝗙𝗘𝗘 [✓] 🎉
𝗔 𝗖𝗨𝗣 𝗢𝗙 𝗖𝗢𝗙𝗙𝗘𝗘 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang