Chapter 10 | Disobey A King

16 4 2
                                    

Chapter ten
--- disobey a king

Aria Hale
--- 👑 ---

Pintu tersentak terbuka, memperlihatkan Carter dengan wajah kosong. Kancing kemeja nya setengah terbuka dan dia tampak sangat kelelahan, seperti nya dia keluar dari lemari petugas kebersihan dari sesi yang panas.

"Aku sudah bilang untuk membawa nya ke kelas," kata Carter, menatap Reuben dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca. "Tidak membawa nya ke ruang kelas yang kosong sendirian." Aku mengejek kata-kata nya, dia bertingkah seolah aku adalah mainan yang bisa di pindah kan kemana pun atas perintah nya.

Aku perhatikan Reuben tampak tidak nyaman, dia tidak repot-repot memenuhi mata ku. "Aku bisa pergi ke mana pun yang aku mau, Reuben tidak harus menjadi supir untuk ku," kata ku datar ketika bibir Carter meringkuk menjadi seringai terpelintir.

"Apakah kamu tidak membaca aturan sayang? Jelas seperti nya kamu belum," Carter menatap ku sangat inci dan dia cukup dekat dengan ku, tatapan nya memanas pada ku. "Karena jika kamu melakukan nya, maka kamu akan membungkuk begitu aku memasuki kelas ini."

Kata-kata nya membuat ku memutar bola mata ku malas, siapa menurut nya dia? Dia bertindak seolah-olah dia lebih unggul ketika dia sebenar nya tidak, ini bukan abad ke - 19 bagi ku untuk tunduk pada seorang Raja. Di abad ini ada seorang Ratu, dan seorang Ratu tidak pernah membungkuk.

"Tolong katakan padaku kamu bersikap sarkastik." Reuben bergumam pelan, kata-kata Carter juga terdengar bodoh bagi Reuben. Karena Reuben mengucapkan kata-kata nya, kepala Carter langsung mengarah ke pada nya.

"Apakah aku pernah bercanda Reuben?"  Pertanyaan Carter, mata nya cukup terbakar.  "Tidak. Aku tidak pernah bercanda selama bertahun-tahun menjadi Raja," kata nya sengit, kata-kata nya yang sangat jujur.

"Tapi menyuruh nya untuk sujud, itu adalah gerakan konyol yang sungguhan, bukan? Reuben mendesis melalui gigi nya, rahang nya mengeras ketika dia merengut pada Carter.

Carter menatap ku sejenak sebelum berbicara kembali. "Sejak kapan kamu peduli dengan caraku berbicara kepada orang-orang, terutama seorang gadis, kamu membenci gadis-gadis namun kamu mempertahankan nya sekarang."  kata-kata nya menyebabkan Reuben menjadi diam, aku menggelengkan kepala melihat cara Carter memperlakukan Reuben.

Itu tidak baik, dia bertingkah seolah dia bos di sekolah ini. Dia juga meremehkan teman nya di depan ku, fakta Carter kasar kepada teman nya menunjukkan banyak hal.

"Persetan dengan peraturan mu, Carter." Aku cukup berani untuk membentak Carter, lalu mendorong melewati nya untuk meninggalkan ruangan itu tetapi Reuben meraih pergelangan tangan ku, mata nya memohon padaku untuk tidak pergi. Dia bertindak seolah-olah Carter akan melakukan sesuatu pada nya jika aku pergi.

"Tinggalkan Aria," kata Carter berbisa, sikap nya mengancam. Tetapi untuk beberapa alasan aku tidak ingin meninggalkan Reuben di ruang kelas yang kosong ini bersama Carter, tetapi apakah aku peduli? Reuben adalah Raja, aku tidak perlu peduli dengan Raja. Lagipula, aku membenci Raja, akan bodoh bagi ku untuk tetap kembali.

Tepat ketika aku berbalik, aku bisa melihat kilatan emosi di wajah Reuben. Itu tampak sebuah pengkhianatan, tapi aku tidak mengindahkan nya. Mereka berdua adalah teman, bukan seolah-olah Carter akan menyentuh dia, teman tidak akan saling menyakiti.

Tepat saat aku berjalan keluar kelas, pintu terbanting menutup. Aku mengambil rute panjang ke kelas ku berikut nya tetapi suara langkah kaki di belakang ku membuat ku menjadi diam. Siapa lagi yang akan keluar di aula ketika setiap siswa di kelas?

THE KINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang