Chapter | 1.1 [FIRST FIRE]

63.6K 1.5K 31
                                    

Peringatan dini...

Akan ada beberapa adegan yang tidak cocok untuk anak di bawah umur, plis!!! HORMATI PERINGATAN INI ____


:

•••••••

Gerald Henry Ford
Dia lelaki kaya raya, keturunan Indonesia. Bisa dikatakan sangat mudah baginya untuk mendapatkan wanita manapun termasuk kedua istri yang telah Gerald nikahi beberapa tahun lalu dan melepaskan begitu saja. Monique Isabelle dan Ariana Rosell. Namun tidak kali ini, Gerald benar-benar menginginkan hadiah di usianya yang hampir menginjak kepala empat. Shit! Usia yang sepantasnya untuk ia mendapat keturunan. Ya, generasi penerus keluarga Ford yang tak kunjung hadir.

Hingga ia memutuskan untuk mendatangi Indonesia, hanya untuk meminang gadis cantik yang masih kecil baginya. Tapi itu tidak masalah bukan? Yang ia tahu, pernikahan tanpa mencintai sungguh hal yang lumrah. Lumrah terjadi, itu pendapat dalam hidup pria bermata biru pekat. Warna yang mampu menenggelamkan siapapun ketika menatapnya.

Entah berapa tetes air mata itu terurai di wajah Vanessa Nathania, menyentuh pipi merona wanita berusia delapan belas tahun. Jemari itu seakan letih menyeka buliran bening di pipinya, sembari menatap hiasan langit-langit gedung pernikahan, gadis kerap disapa Nessa kini menendang kursi berbungkus kain putih. Memporak-porandakan bentuk cantik meja makan area VIP. Andai tinggi badan itu sanggup meraih lampu indah di atasnya, ia ingin menginjak hingga menjadikan serpihan.

Ketika wajah ayu nan anggun berbalut gaun pengantin itu menoleh, sungguh raut mengenakan tuxedo dongker oleh pria berstatus suaminya begitu menggelapkan mata Nessa. Sedikit menjumput kain menjuntai menghalangi langkah, Nessa berlalu ketika pria Eropa itu menghampirinya.

Siapapun yang telah terikat dengannya, tak mampu terbebas kembali. Gerald meraih pangkal tangan Nessa, melirik mata coklat kehitaman dan bibir mungil istrinya, "bersikap manis itu lebih baik, Honey!" Berengsek! Gerald tak mengerti mengapa wanita di depannya menghempaskan cengkeraman. Tentu! Itu karena Nessa tidak mengenalnya.

"Jangan di sini Honey, kau sudah tidak sabar aku menuangkan ide malam pertama kita bukan?" Gerald menyeringai, menarik tubuh Nessa mendekatinya.

Sentakan keras pada dada serta wajah sedekat ini membuat Nessa ingin meludahi. Bukan! Menampar wajah pria memiliki bulu lentik pada mata indahnya sangat pantas, "Lepaskan!" Nessa meronta kecil sesekali melirik para tamu undangan.

"Ternyata kau sangat lincah! Aku semakin tidak sabar, little wife." Kedipan pelan namun raut garang Nessa tak menghalau semua pengintaian Gerald mencium bibir istrinya tiba-tiba.

Keras! Dorongan dari jemari kecil itu membuat Gerald geram, namun ia menahan amarah dan melepaskan pelukan. Ia mendekatkan wajahnya pada telinga Nessa, "Lima menit! Jika masih sama, itu artinya kau akan melihat hasil dari ulah kau membangkang, Honey." Gerald pun berlalu dengan senyum menawannya.

Nessa menggeleng lemah, melihat semua sudut arah pandangan dan melangkah cepat menuju pintu belakang gedung. Merasa tergesa yang tak nyaman, Nessa melepas sepatu hak tingginya dan membuang napas lega karena pria terkutuk baginya tak melihat tingkah yang ia lakukan.

𝐒𝐇𝐀𝐂𝐊𝐋𝐄𝐒 𝐎𝐅 𝐆𝐄𝐑𝐀𝐋𝐃 [25+] TERSEDIA VERSI BUKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang