Udah paham dong sebelum baca kalian harus ngapain??? Plis jangan memberi Miss yang sering dikira Mister ini harapan palsu...
Silahkan tekan kolom ⭐
THX
E L
____
Jemari itu merayap untuk meratakan penderitaan, biru gelap pada iris yang berkilau. Seseorang dengan kuasa diatas rata-rata tak membuat kagum. Kekayaan melimpah hingga mampu membeli seluruh real estate kota London, nominal berbagai mata uang dunia tak dapat terhitung oleh alat apapun dari pria hampir setara trillionaire terkemuka.
Bukan tak mengenal melainkan ia takkan mampu mengenang didalam rongga menyimpan jantung serta hati. Nessa membenam kan wajah pada tumpuan tangan di lekukan lututnya, melindungi tatapan serta pendengaran sejenak bahaya kemewahan diatas ranjang,
"Apa setelah ini kau akan menjualnya? Sebagai promosi jika aku adalah pelacur? La...kukan apa yang menjadi hak mu tuan Gerald yang terhormat." Gerald menarik tubuh Nessa mendekatinya, menyibak surai menghalangi punggung yang sangat halus.
Suara kotor itu terus berulang pada layar televisi di depan Nessa. Hasil rekaman video beberapa jam lalu membuat telinga dan batinnya frustasi,
"Jika aku berhasil mendapatkan uang seratus milyar rupiah, tolong bebaskan aku!" Gerald mengubah wajah cantik Nessa mendongak untuk mengeratkan pelukan, menilik bagian dada yang terhalang oleh selimut.
Seperti berjalan diatas lapisan es yang tipis, pelan untuk berusaha mencari pegangan. Namun retakan dasarnya telah terbuka. Membuat Nessa terperosok ke dalam lautan, dingin. Warna biru pucat yang membuatnya beku,
"Tapi sayangnya aku tidak butuh uang itu lagi. Kau akan tetap menjadi milikku, karena aku masih menginginkan mu , Honey!" Gerald memainkan ujung mungil terasa menggemaskan di dada Nessa.
Dan segala cara akan aku tempuh untuk membuatmu tetap terjerat dan menjadi milikku. Untuk apa berbelas kasih? Yang Gerald tahu, ialah memperlakukan orang dibawah kuasanya dengan keniatan adalah hak. Benar atau salah, ia tak ingin mengetahuinya.
Nessa gagal dalam membangkitkan tubuh, menghempaskan tangan yang merajai miliknya. Menusuk pelan dengan rasa gemas menjijikkan,
"Lepaskan aku!" Ragu untuk melihat layar atau di bawah yang tengah tertanam cakar kekejaman. Nessa menangis dalam kebisuan.
"Apa yang sedang kau sesali hm? Anggap saja aku telah membeli mu sayang." Nessa tergesa dalam menghirup udara. Ia menahan desahannya.
"Jadilah gadis kecil yang manis, jangan mengikuti pikiran munafik!" Gerald menjilat dagu Nessa.
"Le...passhh..." Nessa berontak namun membuat kain tebal itu memperlihatkan dadanya.
"Yakin tidak terasa nikmat hm?" Gerald memasukkan dua jarinya pada tubuh yang selalu tersimpan rapat dalam lindungan celana dalam.
"Aaaammhhh..." Haruskah Nessa menjahit mulutnya sendiri? Sungguh waktu yang merenggut sikap polosnya.
"A...pa k.. kau sering me...lakukan hal ini dengan semu...a wanita, meng...hinanya? Sekarang... Aahh... aku mengerti kenapa dosen itu berlalu begitu saja." Ya, usaha pertama yang membuat pria monster berhenti menjamah klitorisnya.
Nessa menjerit keras ketika Gerald membantingnya di dasar tempat tidur dan menindihnya, mencengkeram kuat kedua tangan beserta menetapkan tatapan tajam,
"Biasa atau tidak itu bukan urusanmu," Gerald menempatkan pelipisnya di sisi wajah Nessa, menyentuh bagian bibir merah menyerupai delima, "tugasmu hanya melayani semua kebutuhan ranjang ku, mengerti!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐇𝐀𝐂𝐊𝐋𝐄𝐒 𝐎𝐅 𝐆𝐄𝐑𝐀𝐋𝐃 [25+] TERSEDIA VERSI BUKU
Romance𝟚5+ 𝕋𝕀𝔻𝔸𝕂 𝔹𝕀𝕊𝔸 𝔻𝕀 𝕋𝔸𝕎𝔸ℝ! 𝕂𝔸ℝ𝔼ℕ𝔸 𝕋𝔼ℝ𝔻𝔸ℙ𝔸𝕋 𝔹𝔼𝔹𝔼ℝ𝔸ℙ𝔸 𝔸𝔻𝔼𝔾𝔸ℕ 𝕍𝕌𝕃𝔾𝔸ℝ 𝕃𝕀𝔸ℝ _ FOLLOW TERLEBIH DAHULU, CERITA DI PRIVATE dan AKAN HILANG DI READING LIST JIKA BUKAN FOLLOWERS ___________ 🙏 Sebagian cerita sudah...