17

6.1K 598 44
                                    

Aku ganti judulnya jadi 'My Angel is My Beautiful Devil' karena judul kemarin kayak nya kurang cocok.
Maaf baru bisa up, mood anjlok terus. Sebenarnya part ini udah kelar dari beberapa waktu lalu, cuma akunya yang gak mood meninjau dan mengedit bagian rancunya.
Makasih buat yang masih nunggu cerita ini.

❤ Hapyy Reading ❤

Hari-hari berlalu begitu cepat, tak terasa satu bulan yang di nanti telah tiba. Dan pesta perayaan ulang perushaan akan di adakan nanti malam.

Roda berputar seiring langkah kaki melangkah. Angin bertiup menerbangkan dedaunan, lembut membelai rambut dan kulit keduanya yang tampak bersinar di terpa sinar matahari sore.

"Bagaimana hasil teraphy hari ini?" Angella bertanya setelah mereka sampai di tepi danau buatan.

"Lumayan. Walau terasa sakit itu lebih baik dari pada tak merasakan apapun."

Clarisa memandang ke kejauhan. Ia mengusap lututnya yang kini sudah mulai mendapat kembali indra perasanya. Perawatan dan pengobatan dokter Gazali mulai terasa hasilnya. Ia mulai kembali merenungkan setiap perkataan dokter esentrik itu.

"Ada racun korosif bekerja lambat dalam darahmu, yang artinya selama ini kau telah di racuni."

Clarisa membaca hasil laporan yang di serahkan dokter Gazali.

"Sekitar 10 tahun lalu kau mulai mengalami kelumpuhan. Dengan ini kita dapat menilai bahwa si peracun tak berniat membunuhmu dalam waktu cepat, melainkan menyiksamu secara perlahan-lahan."

Clarisa masih terdiam di tempatnya. Tak jelas apa yang di pikirkannya, namun matanya masih tertuju pada kertas di tangannya.

"Cobalah kau ingat-ingat apa kau memiliki musuh atau seseorang yang membencimu di rumah?" Dokter Gazali membenarkan letak kaca matanya. Ia menghela nafas melihat wanita di depannya.

Sebenarnya ia cukup menyukai Clarisa. Clarisa wanita yang ramah dan penurut. Apapun intruksi dan perintahnya selama menyangkut pengobatan wanita itu tak pernah memprotes dan banyak bertanya, hanya menuruti semua perintahnya. Ia dapat menilai jika wanita seperti Clarisa bukan tipe orang yang akan dengan mudah memprovokasi orang lain atau pun menarik kebencian. Entah orang keji mana yang begitu kejam melakukan perbuatan buruk seperti itu pada Clarisa.

Clarisa tersenyum dalam hati. Seseorang yang membencinya? Tentu saja ia memilikinya. Siapa lagi yang memiliki kebencian mendalam padanya jika bukan Mila.

Awal kedatangan wanita yang menjadi istri kedua suaminya itu pun di mulai 10 tahun lalu. Clarisa sangat yakin jika Mila lah pelakunya, karena orang luar tak mungkin melakukannya.

Lagi pula dokter Gazali mengatakan dosis yang di butuhkan racun dalam darahnya harus di berikan secara bertahap dan rutin setiap hari selama beberapa tahun terakhir, yang itu berarti pelaku tersebut bersarang di kediaman besar itu. Tahun ini pun dosisnya kembali bertambah, syukurlah beberapa minggu ini ia berhenti mengkonsumsinya, jika tidak kosekuensinya akan tak terbayangkan.

Remasan di pundaknya menyadarkan Clarisa dari lamunannya. Ia tersenyum hangat, menatap putrinya yang tak terasa kini telah dewasa.

"Kamu akan pergi ke pesta nanti malam?"

Ada kesedihan di matanya, namun Clarisa tetap tersenyum hangat berharap putrinya tak menyadari perasaannya.

Angella menatap lurus ke depan, menatap permukaan danau yang tak berdasar seperti matanya.

"Mm." Ia sedikit mengangguk. "Bunda tidak perlu khawatir, tak lama lagi semua akan berjalan sebagaimana mestinya. Perlahan tapi pasti, semua orang akan merasakan buah hasil tanam perbuatan mereka di masa lalu." Suaranya serupa bisiskan namun terdengar jelas di telinga Clarisa.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang