2. Aleandro Abraham [1/2]

15 3 0
                                    


Pagi yang cerah hari ini, namun tak secerah hati seorang anak muda bernama Aleandro Abraham. Masalah demi masalah datang dalam hidupnya, bahkan saat ia belum menyelesaikan masalah lainnya. Dia bukan tipe penyendiri disaat ia sedang banyak masalah, dia justru akan mencari tempat yang ramai agar bisa membuatnya tertawa dan sejenak melupakan masalahnya.

"Semoga hari ini tidak akan ada lagi masalah baru dalam hidupku" harap Ale dalam hati

"Nesya!! Ayo cepetan tar telat" teriak Ale pada adiknya

"Iya bang" jawab Nesya sambil menghampiri Ale "Yuk berangkat" ajak Nesya

Merekapun keluar dari rumah dan segera berangkat sekolah menggunakan motor scoopy lama peninggalan ibu mereka saat masih hidup. Ale mengantarkan adiknya ke sekolahnya. Nesya saat ini masih menempati bangku SMP sedangkan Ale menempati bangku SMA. Mereka hidup berdua dirumah sederhana milik orang tua mereka. Ayah mereka pergi, dia bilang ingin merantau untuk mencari uang, tapi hingga sekarang Ale dan Nesya tidak pernah mendapat kabar dari ayah mereka ataupun menerima uang bulanan. Akhirnya Ale harus bekerja untuk menyekolahkan dirinya dan adiknya sepulang sekolah.

"Belajar yang bener ya, Nes" ucap Ale sambil mengelus puncak kepala adiknya penuh sayang

"Iya bang, yauda aku masuk ya assalamu'alaikum" jawab Nesya dan berpamitan pada kakaknya yang tersayang

Ale pun melanjutkan perjalanannya menuju sekolahnya. Memang sekolah Ale dan adiknya tidak terlalu berjauhan.
Saat memasuki wilayah sekolah, Ale memarkirkan motornya dan segera menuju ke kelas. Belum sampai ke kelas Ale dicegah oleh beberapa siswa yang salah satunya adalah tetangga Ale.

"Men, wesss.. Santaii" ucap Aldi sambil merangkul bahu Ale

"ada apa lagi sih, di.. " Ale nampak sudah jengah dengan tingkah mereka

"Gue cuma mau minta duit sama lo" balas Aldi

"Gue ga punya duit" balas Ale

"Gampang, lo kasih duit ke gue dan adek lo itu aman, atau lo mau ngorbanin adek lo dan lo bebas" tawar Aldi dengan smirk di wajahnya

"Brengsekkk!! Jangan lo sentuh adek gue dengan tangan kotor lo! " ucap Ale dengan wajah yang sudah memerah menahan emosi.

"Lo tinggal pilih , keputusan ada di tangan lo" jawab Aldi santai

Ale pun mengalah dan mengeluarkan uang dari sakunya.

"nih lo ambil! " Ale menyerahkan uangnya pada Aldi

"whatt??! Cuma marebu??!  Hari gini men marebu cuma bisa buat beli es men" tolak Aldi

"Cuma itu yang gue punya"

"Jangan boong lo pasti masih ada kan di saku lo atau di tas"

"gada"

"Bos, kita geledah aja bos" ujar salah satu teman Aldi

"jangan macem-macem lo pada" ucap Ale

"cepet geledah dia" perintah Aldi, Ale tidak bisa mencegahnya karna mereka bertiga, sedangkan Aldi hanya menyaksikan.

"Bos, kita cuma dapet marebu lagi" ujar salah satu teman Aldi

"ahahahahaha semiskin itu ya lo ternyata ahahahahaha" olok Aldi, Ale pun menahan amarahnya agar tidak meledak

"Anak yang ditelantarkan sama orang tuanya jadi gitu lo miskin" lanjut Aldi

"Jangan lo bawa-bawa keluarga gue" amarah Ale pun memuncak namun masih ia tahan

"Emang bner kan? Faktanya emang gtu" jawab Aldi

"Brengsek!! "

Bughhh

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang