AZKA

20 7 2
                                    

Fazka Anastasya Aulia

Aroma cat menyeruak ke seluruh ruangan,bercak abstrak warna-warni berserakan di tiap-tiap ubin.Seorang anak perempuan duduk di depan sebuah kanvas,yang merupakan kanvas ke-duanya.Kali ini dia mulai ke habisan akal,terlihat dari kerut di keningnya yang semakin banyak pada persekian detik nya.Matanya kembali tertuju ke arah pintu kamarnya yang terbuka lebar,sesorang anak perempuan masuk dengan langkah hati-hati.

"Kaa...keluar yukk?"rayu anak perempuan itu sambil tersenyum.

Tatapan Anak yang di tanya tadi beralih ke arah jendela,dia mulai tau apa yang diinginkan kembarannya itu.

"Hujan deras...mager!".Celetuk Azka cepat,matanya kembali kearah kanvas yang masih kosong.


Atma anak yang memohon tadi,menghela nafas berat.Dia berbalik ke arah Luar kamar.

Azka tau kakaknya itu sangat ingin keluar,apalagi saat hujan.

Tidak menunggu waktu lama, sebuah panggilan yang dia yakin itu adalah suara sang bunda,berteriak memanggil namanya.Alasan apalagi yang di buat kakak,sampai bunda izinin kakak keluar pikir Azka.

Akhirnya Azka keluar juga dari kamarnya,di sana dia dapat melihat Atma yang sudah siap dengan jas hujan berwarna hitam lengkap dengan penutup kepala.

"Fazka kamu temenin kakak kamu, pokoknya kamu harus jagain kakak kamu,ingat jangan meleng,oke!"

Sebelum ibunya itu memberi tahu tugasnya,dia sudah sangat-sangat paham.Azka hanya menjawab dengan dehaman singkat.Dia pun mengambil jas dan juga payung hitam besar.lalu pergi keluar sambil meraih tangan kakak nya.

Di sepanjang jalan,Atma terus bertanya apakah keinginannya ini merepotkan adiknya,dan di jawab tidak oleh adiknya dengan Alasan mencari referensi untuk gambarannya.baginya menggambar memiliki kebahagian tersendiri di dirinya.

Opini yang sering di ungkit olehnya adalah imajinasi tidak hanya kita dapat dari bayangan kita saja tapi harus di tuangkan dalam sebuah karya dan dari sini menggambar menjadi pilihanku.

Atma mengerti bagaimana obsesi adiknya tentang menggambar,bahkan dirinya seperti bermain-main dengan imajinasinya sendiri,dia bahkan bercerita saat dia membuat dua ekor ikan di kanvasnya,mereka seperti berputar-putar di kepalanya seolah mengajaknya untuk bermain. Andaikan aku dapat melihat pasti setiap hari aku akan memuji hasil karya miliknya itu pikir Atma.

"Bagaimana pendapatmu tentang hujan?"tanya Atma memecah keheningan.

"Basah". Jawab Azka singkat

"Selain itu...bukan kah aromanya enak?"sela Atma lagi,mencoba mendengar lagi jawaban dari kembarannya itu.

"Ya..aromanya menenangkan."kali ini Atma menerima jawaban dari adiknya itu.Dia pun tersenyum bahagia,Melihat senyum kakaknya itu membuat Azka juga ikut tersenyum. Azka tau apa yang di rasakan kakaknya ini.Antara Saudara kembar pasti mempunyai insting yang kuat.Di saat kembarannya itu terluka maka ia dapat merasakan rasanya.Karena itulah Azka sangat menyayangi Kakaknya dan karena keterbatasan yang dimiliki kakaknya inilah membuat rasa sayangnya semakin kuat.

🌹 🌹 🌹

Hujan semakin deras,dada Azka semakin sesak Azka tau bahwa saat ini kakak nya sedang tidak baik-baik saja.Di tengah Hujan yang sangat deras membuat penglihatannya minim,bagaimana bisa Atma berlari begitu cepat meninggalkannya. Padahal jalanan saja samar terlihat oleh mata orang normal,bagaimana dengan Atma?.

Azka kembali berlari,kali ini dia tidak peduli dengan payung nya,dia bahkan melempar payungnya cukup jauh,mungkin ini tindakan bodoh. Tapi dia merasa payung itu hanya menghambat dia berlari,lagi pula sudah terlanjur basah kenapa tidak sekalian saja.

 Tapi dia merasa payung itu hanya menghambat dia berlari,lagi pula sudah terlanjur basah kenapa tidak sekalian saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakak dimana...hati Azka kembali gusar,sudah 7 menit dia mengitari taman berharap segera berjumpa dengan Atma namun Nihil,kini matanya tertuju pada sebuah halte di ujung taman.Mata nya samar-samar melihat seorang anak yang sedang berjongkok dengan jas hujan yang sama seperti yang di pakai kakaknya dan di sana juga ada seorang anak yang sedang berdiri disampingnya, kali ini dirinya bisa bernafas lega.

"Kaakk Atmaaa...."teriak Azka sambil berlari menuju halte,yang empunya nama menoleh ke arah suara yang memanggilnya.Begitu juga dengan seorang Anak yang sedang bersamanya.

🌹 🌹 🌹

Readerss...ikut in terus ya...
Jangan lupa komen dan vote cerita ini.tunggu chapter selanjutnya...
-A-

See you babay😘 😘 😘

AtmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang