Mood Swings

49 7 0
                                    

Unedited.

Sorry for the crappy chapter.

~

"Forget the hurt, look forward and be happy children." - AU :)

MOOD SWINGS

Suara samar-samar memanggil namaku. Dengan sebal aku mengerang dan membalikkan tubuhku kearah samping.

"Alli.." suara itu terdengar lagi, tetapi kali ini aku merasakannya mendekat. Aku mencoba membuka mataku perlahan, menyesuaikan pandanganku dengan cahaya silau yang membutakan mataku saat ini.

Saat pandanganku sudah kembali normal, aku mengamati figur yang sedang bersandar di pintu kamarku. Seketika, aku pun langsung mengenalinya.

Aku mengernyitkan dahiku, bingung.

Sedang apa dia disini?

"Jesy? Kamu ngapain disini? Ini kan udah," Aku melihat kearah jam digital di meja kecil yang berada disamping tempat tidurku, menunjukkan waktu sudah pukul 7 p.m, "malam..." Suaraku terdengar serak, suara khas seseorang yang baru bangun tidur. Aku menguap dan menutup mulutku. Tubuhku terasa kaku dan capek walaupun sudah istirahat tidur tadi.

"Kamu lupa ya?" Jesy bertanya seraya berkacak pinggang.

Aku salut sama mereka berdua. Dua orang yang paling idiot tapi paling ngertiin aku. Walaupun agak-agak gila, tapi tetep kok, aku sayang sama mereka berdua. Aku udah anggap mereka sebagai keluarga karena Mom udah jarang banget di rumah dan Dad--

Sudahlah, aku nggak mood buat ngomongin tentang Dad. Tetapi, dadaku terasa sesak saat memori itu muncul kembali di otakku.

Aku memaksakan sebuah senyuman di wajahku, "Thanks ya, kamu baik banget sama aku," Aku berlari kearahnya dan memeluk Jesy dengan erat.

Dia pun dengan seketika meronta, "Eww!! Ewww!! Get off me! You're stink!" Dia mencoba melepaskan pelukanku. Menutup hidungnya dengan jari telunjuk dan jempolnya.

Aku menjauh dan memajukan bibirku. "I'm not stink!" Aku mencoba untuk membela diriku sendiri.

Her eyes glared to mine, "Yes, yes you are! Go take a shower so then you can talk to me again." Dia mengarahkan jari telunjuknya ke arah kamar mandiku.

I huffed but go took a shower anyways. Not a shower actually, instead, I chose that it was going to be a nice bath.

Aku mengambil pakaianku. An undegarments that matched, white and laced. Shorts, white tank top, dan kemeja kotak-kotak berwarna merah. Aku menggantungkan pakaianku di tempat pakaian bersih sebelum mengisi bathtubku dengan air panas. Setelah kira-kira cukup, aku mematikan keran airnya.

Aku memasukkan kakiku, setelah itu, dan menceburkan diriku kedalam air. Aku berbaring dan rasa relax pun menghampiriku dengan cepat. Aku menghela nafas panjang, mencipratkan air ke wajahku sebelum aku menenggelamkan tubuhku seluruhnya kedalam air.

Setelah 20 menit kemudian, I stepped out from the bathtub and put the red towel around me. Then, I grabbed another towel, untuk mengeringkan rambutku agar tidak terlalu basah. Aku melangkah keluar dari kamar mandi.

Actually, it was okay to go out naked, karena ruangan ini sama kamarku terpisah. Tetapi tetap saja, ruangan ini berada di dalam kamarku dan aku nggak nyaman keluar dari kamar mandi naked.

Aku melepaskan handukku dan memakai baju yang sudah kusiapkan tadi. Aku berjalan ke arah meja riasku, menyalakan hair dryer dan mengeringkan rambutku. Aku mengaplikasikan make up tipis di wajahku sebelum aku membuka pintu yang memisahkan ruangan ini dengan kamarku. I straightaway found her, sedang duduk di ujung kasurku, memandangi salah satu fotoku. Dia sedang memandangi foto kami ber-empat. Maksudku, Aku, Jesy, Calum, dan Kylie.

Eventide [1D] [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang