You've Got To Be Kidding Me.

33 7 0
                                    

Unedited. Maaf kalo banyak typo.

Picture of Alli is up^^

KEEP READING

***

"You fall in love, you get hurt. That's life." - S.

YOU'VE GOT TO BE KIDDING ME.

Aku menatap mereka dengan tatapan tidak percaya. Mereka pasti bercanda kan ingin membawaku ke London? Jika aku disuruh memilih ingin ke manapun di dunia ini, London akan menjadi pilihan terakhirku. Bahkan, aku tidak menginginkannya sama sekali.

You've got to be kidding me.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dengan tidak percaya. Apakah mereka gila merencanakan liburanku ke London?

"Buat apa kita kesana?" Tanyaku dengan pelan, mencoba untuk meredam perasaanku yang terus menerus menyuruhku untuk mencekik mereka.

Jesy tersenyum, "Kami hanya ingin kamu relax dan enjoy, take your mind off of things. Kami ingin kamu buat ngelupain semua masalahmu disini buat sementara and start over. We just want you to be happy, that's all."

Aku menatap mereka dengan tidak percaya.

"Happy? Is that what you were saying? You want me to be happy? But this is not the way to make me happy Jesy! Do you realize that telling me to go back there is just going to crushed me? Do you?!" Nada suaraku meninggi di akhir kalimat. Nafasku terengah-engah akibat emosi yang masih menjalar di aliran darahku.

Aku menutup mataku, menarik nafas dengan perlahan dan menghembuskannya kembali. Mencoba untuk menenangkan emosiku.

Niatnya untuk menjernihkan pikiran. Menjernihkan pikiran my ass. Yang ada aku malah makin stress.

London's not good for me. Terlalu banyak memori untuk dikenang. Terlalu banyak bad memories. Terlalu banyak good memories. Terlalu banyak kenangan tentang Dad. Terlalu banyak kenangan tentang keluargaku. Dan terlalu banyak kenangan tentang dia.

Jesy membalas perkataanku, "We do realized what happened to you there. But kita hanya ingin kamu untuk face it, face everything and stop running away. It's time to face the music, Alli." Calum menganggukkan kepalanya setuju dengan Jesy Dan aku memberikan mereka tatapan yang paling mematikan.

If looks could kill, they'd be dead by now.

Apakah mereka terlalu buta untuk melihat dan mengingat bahwa London mempunyai arti tersendiri untukku?

Something flashed in my head.

Mereka tidak tahu apa-apa tentang Dad.

Mereka hanya tahu kalau Dad menghilang dan memori-memori lainnya. Karena kau tidak pernah bercerita kepada mereka tentang Dad yang sesungguhnya. Hanya Kylie yang tahu. And see what Kylie did to you now.

That was another reason why i never told them the truth about Dad. And i didn't plan on telling anyone anytime soon.

Bukannya aku membenci London. Hanya saja, London memiliki memori-memori yang terlalu banyak untuk kuterima dan kuingat kembali. Aku hanya ingin pergi, bukan kembali ke masa lalu. Ya, karena menginjakkan kaki ke London itu sama saja dengan menginjakkan kaki ke masa lalu untukku. Too much memories to take at once. I can't hold it. I'll break even more.

"Bagaimana menurutmu?" Jesy bertanya seraya menaikkan kedua alisnya, memberikanku tatapan memohon. Ayolah, kau pasti bercanda.

"First thing first, apakah kalian terlalu buta untuk melihat, huh?" Aku menghela nafas dengan kesal, berkacak pinggang, dan melototi mereka.

Eventide [1D] [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang