Kylie P.O.V
Five months earlier
Aku berjalan dengan perlahan di jalanan setapak menuju Green Gardenia Residence. Angin malam berhembus, membuat rambutku berterbangan tidak keruan dan membuat bulu kudukku menaik. Aku sangat tidak menyukai cuaca dingin. Apalagi saat seperti ini. Berjalan sendirian, tengah malam di musim gugur. Aku benci musim dingin dan musim gugur, mereka hanya akan membuatku kedinginan dan membuatku flu. Aku memasukkan tanganku di kedua kantong jaketku, menghembuskan nafas dengan keras dan mempercepat jalanku. Aku mengerang dalam hati.
Jika bukan karena jalang itu, demi tuhan aku tidak akan pernah mau melakukan ini!
Aku bergidik dan merasakan kepalaku mulai agak berat. Tenggorokan dan hidung ku terasa gatal.
Aku mengeratkan jaketku dan memeluk tubuhku dengan kedua tanganku. Sudah dipastikan aku pasti akan terkena flu besok pagi. Ugh! Semua karena si jalang itu!
Akhirnya setelah 10 menit berjalan di cuaca menyebalkan dan membuatku muak ini, aku akhirnya sampai di depan rumahnya.
Aku mengeluarkan iPhoneku, scroll down my contact. Then when I found his number, aku memencet tanda dial dan mendekatkan iPhoneku ke telinga.
...
...
...
"Halo?" suaranya yang berat dan agak serak-serak itu menyambutku from the other line.
"Hey, Peter."
"Oh, hey Kylie.. Ada apa menelepon malam-malam seperti ini?"
"Aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu.."
"Ask away.."
"Bolehkah aku datang ke rumahmu?"
Peter terdiam sejenak.
"Apa kau bilang? datang ke rumahku? Tapi ini sudah malam Kylie.."
"Yeah, I know that, tapi, we don't have a choice, do we?"
"Apa maksudmu?"
"Kita memang tidak mempunyai pilihan lain lagi karena aku sudah berada tepat di depan pintu kamarmu. Lihatlah ke bagian halaman belakang rumahmu.."
Dengan segera, gorden yang menutupi pintu kaca itu, tersingkap, menampakkan seorang laki-laki tampan, dengan rambut berantakan dan tato yang memenuhi tubuhnya. Dia hanya menggunakan boxer nya saja. Sebuah hand phone berada di telinga kanannya.
Wow, dia terlihat sangat seksi shirtless. Pikirku.
V-line yang mengintip dari boxer itu membuat fantasi liar bermain di kepalaku.
Pilihan yang tepat, Kylie. Batinku.
"Kylie? you there?"
Aku menghentikan lamunanku dan mengembalikan perhatianku.
"Yeah, aku masih disini. Bolehkah aku masuk? Cuaca diluar sangat dingin dan aku yakin kau tahu bahwa aku sangat membenci dingin." Aku melihatnya tertawa kecil sebelum membuka pintu geser kamarnya yang menuju langsung ke halaman belakang. Dengan cepat aku berlari kecil kearahnya, aku tidak sabar dengan kehangatan yang sepertinya sangat menggoda disana karena kau tahu aku benci dingin, bukan?
Saat aku sudah masuk kedalam kamarnya, rasa hangat pun mengelilingiku, membuatku melepaskan nafas lega dan menutup kedua mataku sambil menggumam 'akhirnya'.
Peter Jordan, I hope you worth these sick feelings I get now.
•••••••••
Dear readers,
Ini bonus Excerpt dari Kylie's POV
KAMU SEDANG MEMBACA
Eventide [1D] [ON HOLD]
Fanfiction"Maaf, hatiku masih terlalu rapuh untuk mencintai lagi," - Alli Bale *** Dibawah sinar mentari senja yang bersinar terang menerangi pantai ini, aku mengakui kepada diriku sendiri bahwa aku mencintai dirinya. Tetapi aku terlambat. Dia sudah pergi, da...