Him

68 19 8
                                    

jangan lupa voment!❤️

happy reading :)

----- PART 2 -----

"Hei, tunggu!" Queenie dengan kasar menarik tas pemuda itu dan dibalas tepihan oleh sang pemilik.

"Apa lagi?" tanyanya enteng membuat Queenie tidak terlalu menyukainya.

"Karenamu aku dihukum." Queenie menatapnya tajam.

"Aku? Kau? Dihukum?"

Queenie memperlihatkan kaki kirinya yang terluka. "Oh. Jadi mau pura-pura lupa?"

Orang ini seketika jadi kikuk karena melihat kaki Queenie. Pikirnya ia tak akan dikenali, tapi ternyata Queenie dengan mudah mengetahuinya. Jangan salah, itu karena Queenie mengenali tas dan hoodie yang dipakai oleh si tuan muda.

"Kenapa? Aku tidak salah orang, bukan?" ucap Queenie dengan menekankan di akhir katanya.

"Apa yang kau bicarakan? A-aku sama sekali tidak mengerti." elak pemuda ini membuat Queenie semakin tidak menyukainya.

"Come on. Tadi kau sudah berusaha bohong padaku dan sekarang kau ingin membohongiku lagi?" Queenie menatap orang di depannya ini dengan penuh tatapan sinis.

"Jika pertemuan awal kita dimulai dengan sikap yang tidak baik, maka kurasa akhirnya tidak akan berjalan baik juga. Sampai jumpa di ruang guru." ucap Quennie sarkas yang siap ingin meninggalkan pemuda ini.

Otomatis ia menahan tangan Queenie, menatap gadis ini penasaran. "Tunggu, a-apa maksudmu?"

Queenie hanya diam karena saking kesalnya ia pada manusia di depannya.

Seolah diberi isyarat dengan perubahan ekspresi wajah Queenie, pemuda ini pun menjadi salah tingkah dan merasa bersalah. "Baiklah. Aku minta maaf."

"Aku anak pindahan dari Busan. Di hari pertama aku tidak mau terlambat. Tadi kulihat dari kaca bus, sekolah ini sudah sangat sepi. Kupikir aku akan terlambat dan aku buru-buru untuk turun. Ternyata aku tidak sengaja mendorongmu." jelasnya.

"Tapi benarkah kau orangnya?"

"Kau sudah lihat luka di lututku, kan? Aku juga mengenali tas dan hoodiemu itu." jawab gadis ini ketus.

"Kau juga dengar teriakanku, kan?" sambungnya.

"Yahh, sebenarnya aku mendengarmu. Aku tidak ingin membantumu karena kupikir sudah sangat terlambat. Dan ternyata benar, sesampainya di kelas aku memang sudah terlambat dan Kim ssaem mendapatiku lalu membawaku ke tempat ini." jelasnya yang memang merasa bersalah.

Queenie tampak sedang berpikir. Ia berpikir apakah harus memaafkan orang yang telah mencelakainya ini atau tidak. Queenie adalah tipe orang yang mudah memaafkan, tapi sulit untuk melupakan. Orang ini juga tampak memasang ekspresi wajah seperti memelas pada Queenie. Mau tidak mau, ia dengan sisi baiknya akan memaafkan si tuan muda.

"Baiklah. Kumaafkan."

"Kau serius, kan?" tanya pemuda ini diringi dengan kembangan senyuman di wajahnya.

"Ya." jawab Queenie singkat.

Baru saja 1 detik memperlihatkan eye smilenya, Queenie dengan santai menyambung katanya menjadi sebuah kalimat yang nyata-nyata tidak ingin didengar oleh orang di depannya.

"Tapi sebelum kau pergi kau harus membantuku membereskan semua ini."

💧💧💧

Love With Limits; PJmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang