Can You Feel It?

46 14 29
                                    

jangan lupa vomentnya!❤️

happy reading :)

----- PART 4 -----

Makan - tidur - bangun - berangkat. Aktivitas yang dilakukan oleh Queenie setiap harinya rata-rata bisa di bilang seperti roda berputar.

Sekarang ia harus berangkat ke sekolah menaiki bus yang sering ditumpanginya. Lagi.

Semoga saja hari ini ia tidak mendapatkan kesialan seperti kemarin.

Sang ayah tidak bisa mengantar karena keberangkatan Queenie lebih cepat 2 jam dari keberangkatan ayahnya. Jika harus mengantarnya, maka sang ayah akan terlambat untuk pergi ke kantor.

Sangat padat. Walaupun masih pagi sekali, kendaraan di daerah Daegu sudah bisa menumpuk di karenakan banyaknya orang yang berlomba-lomba agar cepat sampai di tempat tujuan. Maka dari itu Queenie juga harus mempercepat keberangkatannya agar ia tidak terlambat ke sekolah.

Bagaimana dengan sang ibu?
Entahlah. Ibu Queenie terlihat seperti pilih kasih. Ia tidak pernah menawarkan tumpangan untuk Queenie, tapi jika untuk Queena ia selalu ada. Queenie sangat tahu akan hal itu hanya saja ia tidak ingin berpikir yang macam-macam tentang ibunya. Ia tetap menyayangi dan mencintai sang ibu dengan tulus hati.

Sesampainya di sekolah, Queenie berjalan menuju ke kelasnya. Seperti biasa, ia langsung mencari tempat di mana ia duduk dan menunggu guru untuk masuk mengajar.

"Semuanya harap tenang." dengan sekejap, suara Ibu Kang membuat kelas menjadi lebih tenang.

"Baik. Sebelum memulai pelajaran, saya akan menyampaikan bahwa kelas kalian kedatangan murid baru." mungkin baru sekitar 5 detik terasa tenang, kelas ini kembali diributkan dengan bisikan-bisikan yang membuat suasana menjadi agak ricuh.

"Harap tenang."

Ibu Kang akhirnya memberi kode keluar pintu untuk menyuruh anak tersebut masuk.

Ketika masuk, sontak semuanya kembali ricuh dan saling berbisik-bisik. "Wah, dia sangat tampan!", "Murid pindahan memang selalu tampan!", "Hei, dia itu tipeku!", "Dari tampangnya dia itu sok cool."

Di satu sisi Queenie yang selalu tidak kaget jika kedatangan murid baru, baik murid itu tampan atau cantik, sekarang ia dibuat terkejut oleh murid yang satu ini. Jimin?!

"Harap tenang!" sekarang suara sang guru sedikit meninggi. Sungguh anak-anak ini sama sekali tidak bisa tenang.

"Silakan perkenalkan dirimu." ucap ibu Kang yang dibalas dengan anggukan. Pemuda ini pun langsung memulai pengenalan dirinya.

"Halo, aku Jimin. Lebih lengkapnya Park Jimin. Aku siswa pindahan dari Busan. Kuharap kita bisa bergaul dengan baik."

Melihat cara pengenalannya seperti itu, siapapun akan berpikiran bahwa Jimin adalah orang yang angkuh. Bisa terbilang singkat, padat, dan jelas.

Toh menurut Jimin hanya itu yang perlu diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Hanya nama dan berasal dari mana. Tidak perlu menjelaskan bagaimana ia bisa pindah ke Daegu ataupun menceritakan sedikit tentang kehidupannya, baginya itu sangatlah tidak perlu.

"Itu saja?" Jimin menatap ibu Kang yang sepertinya mengharapkan kalimat-kalimat lebih darinya.

"Ini sudah cukup." ucap Jimin dengan wajahnya yang datar.

Lihatlah wajah datar itu. Queenie membuang napasnya pelan.

Jimin sampai saat ini belum sadar jika ia sekelas dengan gadis yang dilukainya, Queenie. Queenie yang melihat Jimin sama sekali tidak menoleh padanya juga tidak mengambil pusing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love With Limits; PJmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang