prolog

59 12 0
                                    

Mungkin bagi semua murid di Virgin High School Val itu mendekati kata sempurna. Gadis itu masuk dengan nilai yang bagus, bahkan saat dia naik ke kelas 11 dia mendapati peringkat pertama se-angkatan. Membuat nya mendapatkan julukan murid emas.

Semua orang menyukai nya, paras nya yang cantik membuat hampir semua murid laki laki menaruh perasaan padanya. Tapi Val itu angkuh, dia sama sekali tak mau berteman dengan orang lain. Bahkan teman sekelas nya saja merasa gadis itu sangat asing di mata mereka.

Netra hitam sepekat malam itu selalu dingin, tatapan nya menusuk. Jelas membuat semua orang mundur secara teratur saat melihat nya. Tapi bagi Lean, Val itu hanya gadis remaja yang cengeng, suka merajuk layak nya anak kecil, dan memiliki sifat kekanak-kanakan. Bocah sekali.

Yah, walaupun dia hanya pernah melihat nya sekali. Tapi bagi Lean itu cukup untuk membuat nya mengerti bagaimana gadis itu dibalik topeng sombong yang selalu dipakai nya di sekolah. Pun, membuat nya mengangumi sosok itu dalam diam. Eh tidak dalam diam juga, karna pemuda yang memiliki surai coklat itu sudah sering sekali menyatakan perasaan nya pada Val.

Hanya saja gadis itu tak pernah memberi balasan sepatah katapun. Seperti sekarang ini, koridor sekolah di sore hari sudah sangat sepi karna murid murid lain telah pulang ke rumah. Tapi tidak bagi Val, gadis itu masih saja sibuk berjalan di koridor dengan Lean yang mengekori nya seperti anak ayam.

"Ck, kau itu tidak punya pekerjaan atau apa sih. Berhenti mengikuti dan pulanglah ke rumah." bibir mungil nya mencibik kesal, bersama dengan mata bulat yang menatap Lean tajam.

"Memang aku tidak punya kerjaan, aku kan belum lulus sekolah." Lean memilih menjawab santai, mengangkat kedua bahu nya acuh dan tak perduli jika gadis didepan nya selalu saja mengusir keberadaan nya.

Val mendengus kasar, berbalik badan dan kembali berjalan dengan cepat. Hari ini dia sangat lelah, jadi dia tak punya cukup tenaga untuk mengusir laki laki keras kepala yang sejak tadi berjalan dibelakang nya.

Sampai langkah gadis itu berhenti, juga membuat langkah kaki Lean dibelakang nya ikut berhenti. Mata hazel kelabu milik Lean menangkap sosok laki laki di bawah pohon dekat taman sekolah, sedang memeluk gadis disamping nya yang terlihat terisak pelan.

Oh, dia kenal siapa mereka. Artha dan Adela. Pasangan kekasih yang paling dikenal disekolah.

"Tidak usah melihat nya," Lean berujar datar sambil menutup kedua mata Val dengan tangan besar nya, membuat gadis itu terdiam untuk sesaat.

Val itu menyukai Artha, sahabat dekat nya. Dia tahu itu.

Val menghela nafas, melepas tangan Lean dari mata nya dengan pelan sebelum melengos pergi. Membuat Lean yang sadar jadi segera mengikuti kembali langkah Val yang semakin cepat.






•••

Lampu jalanan dan cahaya bulan menjadi penerangan satu satu nya untuk membuat Lean dan Val dapat melihat jalanan yang gelap di gang sempit menuju rumah Val, langit sudah berwarna jingga saat Val dan Lean dapat meninggalkan sekolah.

Sejak tadi mereka hanya diam, tak ada perdebatan kecil seperti biasanya atau dengusan kasar dari gadis didepan nya. Lean terus memperhatikan Val yang sibuk melamun, lampu jalanan membuat gadis itu jadi terlihat sedikit bercahaya diantara pekat nya malam.

EXSPRESSO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang