^3

26 5 2
                                    

Tertulis jelas di sebuah meja nama pemilik dari ruangan itu,, nama dari orang yang membawanya dengan paksa..

CEO KALANDRA PRANADIPA DHABIT

devira tidak bisa menyembunyikan raut wajah keterkejutannya,, walau dia sudah menduganya saat semua pegawai yang hanya diam mematung dan menundukkan kepala mereka .. melihat wajah devira yang ternganga dan tubuhnya yang masih gemetaran karena kaget dicampur dengan takut,, andra malah tidak memperdulikannya sama sekali.. andra melepas genggaman tangannya pada devira dan menyuruhnya untuk duduk di sofa yang ada di ruangannya,, melihat devira hanya menatap tanpa ada niat untuk menurutinya andra sontak melirik tajam ke arah devira..

" KU BILANG DUDUK !! " bentak andra

Karena kaget devira melonjakkan tubuhnya dan tanpa pikir panjang lagi dia berjalan cepat dan duduk di sofa,, devira duduk tanpa berani mengangkat kepala dan terus menatap ke bawah sambil saling menggenggam kan tangannya menahan rasa takut pada dirinya andra tersenyum sinis melihat devira lalu melepaskan jas yang dia pakai dan menyimpannya di hanger yang ada di ruangannya.. setelah selesai menggantung jas nya andra berjalan mendekati sofa tempat devira duduk,, dia melihat tajam devira yang sedari tadi menundukkan pandangannya ke bawah dan tak berani mengangkat wajahnya yang terlihat cantik walaupun tanpa makeup tebal..

" Mulai hari ini kau adalah asisten pribadi ku,, itu meja kerja mu.. " kata andra tanpa ekspresi sambil menunjuk meja di dekat meja andra

Devira mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan semua yang terjadi sekarang,, dia lalu menatap andra kembali walau dipenuhi dengan perasaan takut.. Andra sendiri mengacuhkan pandangan devira dan mulai duduk di kursi kebesarannya,, kursi seorang CEO .. devira yang masih kebingungan hanya diam mematung saat tak ada penjelasan lagi dari andra,, sedang andra mulai kesal melihat wanita itu yang tidak bergeming sama sekali..

" Kau bisa duduk di tempat kerjamu sekarang.. " tambah andra

Dengan sedikit keberanian yang tersisa devira menelan ludahnya dengan susah payah dan mulai bertanya kepada andra..

" Tapi saya kira saya di sini sebagai karyawan biasa .. " devira mengecilkan suaranya di bagian akhir perkataannya saat melihat andra memicingkan matanya yang tajam seakan siap menerkam nya

" Apa kamu tidak mengerti apa yang aku ucapkan ?!! Pergi ke tempatmu bekerja sekarang !! Jangan membuatku mengulang apa yang aku katakan dan membuat kesabaran ku habis.. !! " Bentak andra

Devira tidak bisa lagi berkata apapun,, dia yang makin bingung pun hanya bergerak duduk di tempat yang sudah disediakan untuknya.. perasaan nya semakin takut tatkala sadar dia hanya akan berduaan dengan orang yang sedari tadi memperlakukannya dengan semena-mena di ruangan ini,, matanya menatap nanar ke sekitar ruangan itu menatap setiap sudut tanpa terkecuali hingga dia menangkap sepasang mata tajam yang sedang menatap kearahnya.. pandangan mereka berdua beradu untuk sesaat devira sempat terhanyut dalam indahnya sepasang mata itu namun dia segera tersadar dan memutus pandangannya dengan andra ..

* Kau gila devira !! Apa yang kau pikirkan ?? * Gerutu devira dalam hati

Andra melanjutkan pekerjaannya tanpa mengambil pusing apa yang sedang devira pikirkan saat ini,, beberapa jam telah berlalu dan devira hanya duduk mematung di sana tanpa melakukan apa-apa.. Merasa kesal devira mengumpulkan segenap kekuatannya lagi dan mulai membuka suaranya..

" Ekhm..hm.. " devira berdehem untuk mengambil perhatian andra
" Pak,, se-sebenarnya a-apa pekerjaan saya ?? " Lanjut devira yang bertanya dengan penuh kewaspadaan dan sangat hati-hati

Andra melihat ke arah devira menatap nya sebentar lalu memiringkan kepalanya tanpa melepaskan tatapannya,, lalu seringai licik Tersungging di bibirnya membuat jantung devira serasa di remas dan berpacu dengan cepat..

* Ya Tuhan,, apa yang sebenarnya yang sedang terjadi ini.. apa yang sedang orang ini pikirkan ?? Kenapa perasaanku merasa sangat cemas.. *

Saat pikiran devira masih mengira-ngira dia disadarkan oleh suara andra yang begitu menggema di telinganya

" You will know... Tapi tidak sekarang.. " jawab andra dengan memelankan kalimat terakhirnya hingga tidak bisa di dengar oleh devira

Devira yang hanya mendengar kalimat pertama andra menarik nafas dalam dan panjang lalu memberanikan bertanya kembali..

" Lalu sekarang saya harus apa pak ?? Apa ada yang bisa saya bantu kerjakan ?? " Tanya devira dengan lembut dan sopan

" Sekarang ?? Em... " Andra memegang dagunya sendiri seakan sedang berpikir serius

" Tidak ada.. " tambahnya lalu kembali mengutak-atik dokumen-dokumen yang ada dihadapannya

" Tapi pak saya... " Belum selesai devira bicara andra kembali menatap nya dengan tajam hingga dia menghentikan apa yang dia ucapkan

" Tetap diam dan jangan ganggu aku !! " Kata andra dengan menekankan setiap katanya

Devira yang takut hanya mengangguk tanpa berani mengeluarkan sepatah kata lagi..

* Karena kemarin ada yang komen nyemangatin dan minta lanjut makanya aku lanjutkan,, makasih banyak udah mau baca ya..

Together too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang